Listening Animals by Maroon 5 🎶
"I'll find you."
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Soobin membuka matanya. Kejadian 3 tahun lalu berputar begitu apik dikepalanya. Bagaimana satu malam panas ia habiskan dengan seorang alpha yang kini telah hilang bagai di telan bumi.
Pria alpha berkepala merah itu tidak pernah terlihat lagi sejak malam itu. Meski Soobin telah menggali berbagai informasi dan mencari jejaknya, namun ia tidak bisa menemukannya dimanapun.
Satu nama muncul ketika ia menjelajah dunia malam kota Seoul. Sekumpulan orang jalanan bilang, nama alpha merah itu....
Choi Yeonjun.
Soobin bahkan dengan mudah mencari seluruh informasi tentang Yeonjun. Dimana ia tinggal pun Soobin tahu. Namun nyatanya, pria itu telah meninggalkan kota.
Seperti benar-benar hilang.
Pemilik gedung apartemen kecil tempat Yeonjun menyewa berkata jika sang alpha telah pergi tanpa memberi tahukan tujuannya. Dan Soobin tidak melihat kebohongan disana.
Yeonjun, tidak pernah nampak lagi.
Meski Soobin telah mencarinya hingga ke tempat tergelap kota Seoul. Katakan Soobin terobsesi padanya. Karena di salah satu ruangan di rumah besarnya, satu tembok telah penuh dengan informasi mengenai Yeonjun. Bahkan sosial media Yeonjun yang telah tidak aktif pun Soobin mengetahuinya.
Untuk ukuran seorang Intel bayaran, Soobin merasa dirinya tidak cukup handal dalam memburu seseorang yang ia ingin temukan. Biasanya tak cukup lama baginya menemukan seseorang.
Tapi Yeonjun adalah sebuah pengecualian.
----🐺🐺🐺🐺----
Juli, 2024
Bandar Udara Internasional John F Kennedy, New YorkSoobin menarik kopernya menuju seseorang yang menyapanya dengan senyum lebar. Pria campuran dengan tinggi hampir sama dengannya nampak melambaikan tangan.
"What's up bro?"
Kekehan kecil Soobin terdengar mendengar sapaan khas sepupunya.
"Never better."
Mereka berangkulan keluar dari bandara menuju mobil sepupunya.
"Mendadak sekali kemari? Memangnya 'pekerjaan' mu di Korea selesai?"
"Yah, kupikir sesekali mengunjungi kerabat harus dilakukan Kai."
Pria bernama Kai itu tersenyum.
"Kau telah menyewa tempat tinggal atau mau ikut bersama kami?"
Soobin menggeleng. Ia tidak mau terjebak bersama para sepupu perempuannya-saudara Kai maksudnya.
"Tidak, aku tidak siap mendengar Lea dan Hiyyih beradu mulut."
Tawa yang jelas mengisi mobil Kai.
"Hei! Kau harus tahu, Lea kini benar-benar kalem. Dia seringkali lebih tenang di kafe miliknya bahkan ketika ada Hiyyih."
"Really?"
"Yah, ia berkencan dengan barista kami."
Soobin tersenyum geli. Mengingat Lea yang suka berteriak itu bersikap manis dan tenang sangat lucu untuk dibayangkan.
"Mau mampir ke kafe kami? Atau kau ingin langsung istirahat? Dari Incheon kemari sangat melelahkan bukan?"
"Kupikir aku akan mampir malam nanti."
----🐺🐺🐺🐺----
"Soobin."
Lea dan Hiyyih memeluknya. Seperti janjinya pada Kai, Soobin datang setelah jam makan malam.
"Ah panggil dia Steve! Ini Amerika." Hiyyih melirik Lea yang menggeleng menanggapinya.
"Soobin terdengar lebih bagus."
Hiyyih memutar matanya. Membuat Soobin dengan yakin kedua sepupunya tidak berubah sama sekali.
"Ah benar, duduk dan buat dirimu nyaman. Pesanlah sesuatu, kita bisa ngobrol disana."
Soobin mengangguk. Menuruti keinginan sepupunya dan mendudukkan diri di satu sudut kafe.
"Daniel!"
Hiyyih memanggil seseorang yang muncul dari tempat penyimpanan.
"Hei! Panggil dia kakak. Usinya jauh darimu." Lea memperingatkan sambil tersenyum menyeramkan.
Soobin tersenyum. Pastilah pria itu barista yang dikencani sepupunya. Namun sesuatu mengganggu penciuman Soobin.
Aroma mawar dan kayu manis serta sedikit tembakau .
Dengan cepat ia menoleh dan mendapati sosok yang ia cari ada di depannya. Menampilkan wajah terkejut luar biasa sambil menatap ke arahnya.
Yeonjun dengan setelan kerjanya dan rambut hitam terlihat benar-benar berbeda dari terakhir yang Soobin ingat. Namun ia tetap sama. Indah dan mutlak mempesona.
Seringai kecil tersungging dari bibir Enigma yang kini tengah menatap buruannya.
'Find You.' - Soobin
'Shit! This can't be real?!' - Yeonjun
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Thief
Fanfiction"Apa yang kau lakukan??!" Soobin tersenyum melihat kepanikan di wajah pencuri yang kini ia bawa dengan mudah ke tempat tinggalnya. Ia bersumpah tidak pernah merasa sesenang ini menangkap seorang pencuri sebelumnya. "Jadi? Mau dimulai darimana pengge...