Mad Man

663 112 50
                                    

Hola??
Listening River by Bishop Briggs 🎶

"Keep talking and I kiss you now."

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

"Fuck!"

Yeonjun mengumpat pelan. Bisa-bisanya kini ia tengah mengaduk secangkir kopi untuk enigma bajingan di sudut kafe!?!! Benar, enigma sialan itu muncul di depan matanya dengan senyum setan yang ingin ia robek dengan tangannya.

Kenapa dari seluruh manusia di bumi, Tuhan mempertemukan mereka kembali?!?? Apa dunia tidak cukup luas? Yeonjun ingin membanting sesuatu sekarang.

"Dan, kau tak masukan gula?"

Jay—teman kerjanya—melihatnya tidak memasukkan gula sama sekali ke dalam cangkir kopi.

"Gula? Kenapa aku harus?" Senyum jengkel penuh rasa kesal milik Yeonjun membuat Jay bergidik. Rekan sesama alpha nya itu agak aneh sejak sepupu pemilik kafe datang.

"Dia harus tahu kalau hidup itu pahit."

'Pria gila ini.'

Jay hanya mengangguk tak peduli. Kafe ini seperti dipenuhi banyak makhluk dengan kepribadian aneh.

-----🐺🐺🐺🐺-----

"Bagaimana? Enak kan? Daniel barista terbaik kami." Hiyyih melirik pacar kakaknya. Pria itu duduk dengan mereka setelah Lea memaksanya ikut berbincang bersama.

Soobin tersenyum. Ia menyadari Yeonjun tidak menyukai pertemuan yang tidak disengaja ini. Ekspresi alpha kecil itu terlihat dengan jelas disana.

"Ini enak. Terlebih dia membuatnya dengan penuh cinta."

Kai nampak bingung dengan kalimat ambigu barusan.

"Ah tentu saja, Daniel sangat mencintai pekerjaannya." Lea menggamit lengan kekasihnya.

"Ini manis." Soobin menyeringai sambil menatap mata Yeonjun.

'Dia benar-benar psikopat.'

"Kurasa aku harus kembali, Jay akan kerepotan berbenah." Yeonjun menggenggam tangan kekasihnya.

"Baiklah. Katakan jika kalian butuh bantuan." Lea mengecup pipinya singkat. Membuat Hiyyih dan Kai mendelik dan berekpresi seolah mau muntah.

"Ah!! PDA benar-benar merusak mataku!" Kai mencibir secara terang-terangan.

"Silakan lanjutkan. Aku harus membantu Jay di belakang."

Yeonjun memilih bangkit dari duduknya. Namun matanya menangkap tatapan Soobin yang benar-benar tajam. Pria itu seolah mengulitinya.

"Terima kasih kopinya, Yeonjun."
Ia dibuat merinding dengan nada rendah yang digunakan enigma tampan itu.

"Sama-sama Soobin."

'Terkutuklah!! Suara rendahmu!!'

-----🐺🐺🐺🐺----

ThiefTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang