chapterl 27

226 14 3
                                    


Devano berkutat dengan layar lapton didepannya, kesehariaannya masih lah sama yaitu bekerja.

"permisi tuan"

"masuk" ujar dev saat mendengar suara bawahannya ,

"tuan ini adalah sekertaris baru anda" dev mendongak, pria itu terkejut melihat sekertaris barunya, dev tak menyangka bahwa sekertarisnya adalah giselda dayana "altair, mengapa wanita itu bisa masuk." Tanya dev menatap asistennya, "tuan anda jangan salah paham dulu, saya melihat nona giselda memiliki kemampuan untuk menjadi sekertaris anda, anda tolong bersikap profesional, jangan melibatkan urusan peribadi anda, anda harus memberikan kesempatan bagi giselda dalam pekerjaan ini."ujar alister yang sudah lelah mencari keriteria yang diinginkan devano untuk menjadi sekertarisnya, dan giselda cukup memenuhi syarat, ia memiliki pengalaman dan kemampuan, nilai akademic nya pun bagus, apalagi dayana mendapatkan rekomendasi dari clara.

"mungkin ada kesalahpahaman diantara kita, tapi berikan aku kesempatan dalam perkerjaan ini tuan,saya akan membuktikan pada anda bahwa saya sudah berubah.



~diana story~

Dua minggu berlalu semenjak dev menerinma giselda sebagai sekertarisnya, dan selama itu pula dev selalu memperhatikan gadis itu, dev akui bahwa tak ada yang mencurigakan dari tindak tanduk gisel, wanita itu sangat profesional dan terampil mengerjakan tugasnya, tidak ada alasan dev memecat gisel.

"tuan ini kopi untuk anda" gisel tersenyum manis sambil meletakan kopi diatas meja kerja dev,pria itu hanya berdeham tanpa membalas.

Dev kembali pokus dengan pekerjaannya yang tak mempedulikan gisel yang terus berada diruangannya.

jam istirahat.

Dev masih saja mengerjakan tugasnya walaupun jam sudah menunjukan waktunya istrirahat.

"tuan ini sudah waktunya makan siang, apakah anda mau makan siang bersama saya" tanya giselda malu malu, dev tak memperdulikan wanita itu, karen abaginya dayana hanyalah sekertarisnya dikantor dan hanyalah masalalunya, dev tidak ada kewajiban membalas giselda.

Merasakan terbaikan, gisel tak menyerah wanita itu merapihkan dokumen yang ada dimeja dev, dan tak sengaja menyenggol gelas kopi hingga terjatuh mengenai dev.

"apa yang anda lakukan!" ujar dev dengan suara tertahan menahan emosi "maafkan aku dev aku benar benar tidak sengaja, aku akan bersihkan" dayana mengambil tissu dan hendak membersihkan celana deh.

"sudah tidak perlu!" dev berdiri dari duduknya hendak ke toilet, tapi kerna posisi gisel yang berada didekatnya membuat gadis itu hendak terjatuh


"ahk" dengan sigap dev meraih pinggang gisel

Ceklek

Dev menolehkan pandangannya dan melihat siapa yang membuka, dev tertegun kala matanya bersitatatp dengan mata hitam istrinya, apalagi dengan posisinya saat ini.

Diana side

"nyonya apakah segini sudah cukup?"tanya pelayan yang menyiapkan masakan yang dibuat diana kedalah kotak bekal.

"iya bik, terimakasih sudah bantu diana " ujar diana setelah merapihkan tampilannya.

"ini sudah menjadi kewajiban bibik, nyonya." Diana terkekeh gadi situ mengambil tasnya "kalo begitu saya pergi dulu ya bi" pelayan itu mengangguk "hati hati dijalan nyonya." Diana mengangguk dan menyuruh supir mengantarnya.

"kekantor mas dev ya pak"

"baik nyonya" diana menatap kejalan selama perjalanan, ini pertamakalinya diana membawa makan siang untuk dev, karena sebelumnya ia ragu, tapi diana sudah memutuskan bahwa ia ingin lebih dekat dan mengenal suaminya, sekaligus untuk memperbaiki suasa canggung yang diana rasakan akhir akhir ini, karena kejadian tempo hari.

"nyonya kita sudah sampai" diana mengangguk"terimakasih pak, pak ujang jangn menunggu saya, langsung pulang saja, nanti saya akan memesan taksi"ujar diana dengan lembut, "baik nyonya".

Diana menatap gedung pencakar langit tepat didepannyac, gadis itu berjalan menuju resepsinis "ada perlu apa ya dek?" resepsionis itu melihat diana yang tampak masih sangat muda, dia bisa menebak diana masih sma.

Diana tersenyum canggung "angin ketemu kak devano" ujar diana gadis itu akan berpura pura sebagai seorang adik bukan seorang istri.

"maaf devano siapa ya jika boleh tau ade siapa?" tanya resepsionis dengan sopan.

"aku cari kak devano george harrison nama aku diana adeline aku adiknya kak devano" diana sengaja mengaku sebagai adik karena dia tak mau dianggap macam macam jika mengatakan dia adalah istrinya.

Sang resepsonis menatap bingung setaunya tuan devano adalah anak bungsu dia tak memiliki adik, tapi resepsionis itu tak mau mengganggu privasi atasanya dan dia ingin bersikap profesional, untuk memasitikan dia akan menelpon asisten presdir.

"tunggu sebentar nona, saya akan menelpon asisten presdir" diana mengangguk dan menunggu dengan tenang.

"nyonya muda" diana menoleh dan melihat altair berlari kearahnya "saya sangat terkejut mendengar kedatangan anda, maaf membuat anada menunggu" ujar altair, diana tersenyum lalu mengangguk"tidak apa apa,kak juga belum lama kok " altair tersenyum lalu menuntun jalan diana.

"mirra jika nyonya datang langsung kamu bawa keruangan tuan!, jangan sampai tuan tau istrinya menunggu di lobi, kamu akan mendapatkan masalah" ujar altair mengingatkan "sudahlah kak, ini bukan salah kak mira, makasih ya kak mira aku pergi dulu, sampai jumpa lagi" ujar diana tersenyum ceria, ya dia entah mengapa suka dengan mira karena dia bersikap baik padanya, biasanya didalam novel yang diana baca, resepsionis akan sangat sinis, dan dandanannya menor, sepertinya diana keracunan dengan novel, ingat diana ini dunia nyata' batin diana.

Sedangkan resepsionis itu sudah terdiam mematung 'nyony? Istri? Jadi itu bukan adik tuannya?" sepertinya mira harus meminta maaf pada nyonya mudanya itu.

Diana bersama altair berjalan menuju lift, altair menekan latai teratas dimana itu adalah ruangan dev. "apa mas dev sangat sibuk hari ini" tanya diana membuka obrolan,"tidak nyonya kebetulan tuan ada diruangannya" jawab altair diana mengangguk.

Sambil menunggu lift diana berbicanng dengan altair, tampak gadis itu kembali ceria seperti sebelumnya, altair tersenyum melihat istri tuannya yang kembali ceria.

Ting

Pintu lift terbuka altair mengantar diana menuju ruangan paling ujung dan satu satunya ruangan yang ada dilantai ini.

"silahkan nyonya" diana mengangguk dan membuka pintu ruanganitu.

Ceklek

Diana mematung ditempatnya melihat suaminya yang tengah merangkul pinggang seorang wanita, yang menatapnya penuh damba, wanita itu adalah giselda!

TBC

Diana StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang