chapter 21

200 16 0
                                    


Diana terbangun dari tidurnya, dia menatap kesekitar, dia menyedari sesuatu, bahwa ia kembali kemasa lalu, tapi bagaimana mungkin? Diana sudah bahagia dengan suaminya, kenapa dia harus mengulang semuanya kembali?

Diana kembali menangis dia masih tak terima dengan takdirnya.

Cukup lama diana menangis gadis itu akhirnya menguatkan tekadnya, jika dia kembali kemasa lalu itu artinya dia harus mengubah masa lalunya!.

Diana berjalan ke cermin, daia melihat penampilannya yang terbilang memperihatinkan, wajahnya tak terawat, tubuh kecilnya yang sangat kurus dan pakaian nya yang kusut, diana berlari kecil membuka lemarinya, didalam hanya ada pakaian ketinggalan jaman ynag sudah tak layak pakai.

Bukan ayahnya tak membelikan pakaian tapi ini adalah ulah ibu dan saudara tirinya, tapi mereka baru saja datang ke keluarga ini, itu artinya mereka belum melakukan penyiksaan terhadap diana.

Gadis kecil itu menyusun sebuah rencana.

Diana keluar dengan pakaian paling jelek di lemarinya, hari ini jika diana tak salah ingat atahnya sedang mengambil cuti karena diana yang demam akibat ternggelam.

"pagi papah" sapa dia, pria itu yang semula sibuk membaca koran, menatap putrinya, melihat pakaian putrinya, pria itu menghela nafas.

"diana kenapa kamu memakai pakaian seperti itu? Apa kamu memberikan pakaianmu pada kak dayana lagi? Nak papa sudah bilang kan papa membelikan pakaian yang bagus untuk ka dayana, kamu tidak usah memberikan milikmu" ujar pria itu dengan lembut.

Ya dimasa lalu dayana selalu mengambil pakaiannya dan memberukan pakaian jelek padanya, dia selalu merampas milik diana, tak terkecuali! Sedangkan diana yang lugu hanya bisa pasrah melihat barang barangnya diambil

Diana menggigit bibir nya kesal, tangannya mengepal.

"gapapa dong pah namanya anak anak pasti lagi senengnya berbagi"ujar ibu tiri diana, wanita itu memberikan tatapan tajam kearah diana.

Diana tersenyum licik, jangan harap kali ini diana berbaik hati.

Mata diana mulai berkaca kaca " i—ya papa, diana senang kok berbagi, diana gak mau buat mama marah lagi sama ana" ujar diana melancarkan aksinya.

"marah? Mama marah sama diana? Tapi kenapa?" papa menatap sang ibu tiri dengan bingung, wanita itu mulai gelagapan 'ck anak sialan!'batinnya menatap tajam diana secara diam diam.

"anu pah, saat itu diana—

"papa jangan marahin mama, mama gak sengaja dorong diana karena diana nakal, diana gak mau kasih boneka diana ke kak dayana, diana tau mama gak sengaja" ujar diana memotong perkataan wanita itu.

Terlihat ayah diana menampilkan ekspresi marah, lalau menatap tajam sang istri.

"diana bisakah kamu pergi bermain nak?" titah ayahnya, diana mengangguk lalu dengan senang hati diana pergi jauh dari rumah, bukan tampa tujuan hanya saja diana tak memiliki ongkos.

Diana duduk di halte bus menunggu seseorang, suara motor terdengar nyaring, diana berdiri dari duduknya, lalu dia menghalangi jalan motor itu , membuat sang pengemudi memberhentikan motornya secara mendadak.

Pria itu membuka helmnya dan turun dari motornya "lo gila ya cil!!lo nyari mati hah!" diana menggeleng lalu gadis itu berusaha naik ke motor pria itu

"eh lo mau ngapain!" ujar pria itu terkejut melihat diana yang dengan beraninaik ke motornya "turun gak lo!" diana menggeleng, lelu memeluk pinggang pria itu, 'kali ini aku gak akan biarin mas dev berpacaran dengan dayana'

"kakak anterin aku pulang ya, aku gak ingat jalan pulang" ujar diana masih memeluk pria itu,dimasa lalu seharusnya hari ini dev akan pergi tauran, namun ia kalah dan berujung bertemu dengan dayana.

"ck gw ada urusan, lagian lo siapa sih, kenal aja kagak" gerutu pria itu.

Diana memasang wajah memelas, mengandalkan ingatannya dulu, valen pernah bercerita jika dev adalah orang yang hangat dan ceria, sebelum kejadian itu, dimana anatasya yang sudah dev anggak kakak sendiri meninggal.

"aku diana kak, kaka pernah tolong aku pas dikolam renng" dev melihat bocil satu ini yang memelas padanya, dengan berat hati dev merasa kasihan. "yaudah! Sekarang dimana rumah lo" ujar dev mulai menjalankan motornya, pria itu akan mengabari teman temannya bahwa dia tak ikut membantu tawuran kali ini.

"kan dian bilang dian lupa jalan pulang, akkak gimana sih" ujar diana bersandiwara, dev remaja berdecak lalu pria itu mulai menayakan setiap gang yang mereka lewati mungkin saja diana mengenal jalan kerumahnya. Tapi tetap saja diama membalasnya dengan gelengan .

"ck kecil kecil nyusahin lo, gimana gedenya!" keluh dev memarkirkan motornya ditaman kota.

Ditaman kota itu terdapat jam besar, diana melihat jam yang tertera disana ternyata sudah sore.

"kakak dian minta nomor ponsel kakak dong" diana menatap dev dengan tatapan memelas " sok soan dasar bocil, kayak lo punya ponsel aja"ledek dev, sambil mengacak rambut diana, diana yang mulanya memelas merubah ekspresinya menjadi cemberut, ternyata suaminya ini orang yang menyebalkana saat masih remajanya.

Tapi meskipun berkata seperti itu, dev memberikan kartu namanya "awas ilang, gw gak bakal ngasih dua kali loh" ujar dev, diana mengangguk kemangat, lalu gadis itu memeluk dev "makasih banyak, sayang kamu banyak banyakkk, makasih mas" diana bergumam diakhir kalimatnya, dev kebingungan biasanya anak kecil selalu takut melihat wajahnya, meskipun usianya baru 17 tahun tapi wajah tampannya ini cukup ditakuti untuk anak kecil.

"masih bocil, jangan ngomong sayang ke orang asing, gimana kalo lo diculik" ujar dev sambil terkekeh "lo bocil yang lumayan pemberani, mau jadi istri gw gak" ujar dev bercanda, "mau" diana memegang tangan dev "kakak janji yah kalo aku dah besar kakak harus nikahin aku" ujar diana sambil tersenyum bahagia alasannya karena dia bia menghindari pertemuan pertama antara dev dan dayana.

Sedangkan dev tertegun melihat senyuman diana, lalu dia tiba tiba tertawa karena diana meminta ia berjanji untuk menikahi diana.

"kenapa kakak tertawa!" dia melengkungkan bibirnya kebawah

"maaf maaf, tapi lo lucu  parah, gw itu gak tertarik sama bocil, gw suka sama yang bodynya kayak gitar spanyol, sedangkan lu masih bocil! Pentil lo aja kayaknya baru nontot" mendengarnya, diana menutup dadanya dan menatap dev dengan kesal.

"enak aja! Nanti kalo aku dah gede, kakak juga bakal doyan kok" diana sangat kesal

Tak

Dev menyentil dahi diana membuat gadis kecil itu meringis "belajar yang bener, kalo dah gede baru ngomong gitu"ujar dev kali ini pria itu tersenyum hangat kearah diana kecil.

"janji dulu kakak bakal nungguin diana gede, kalo dah gede diana pdktin kakak!!" ujar diana penuh semangat, dev berpose seolah berpikir.

"iya iya gw janji, sekarang lo kasih tau alamat lo, gw tau lo bohong tentang lupa alamat lo" ujar dev menatap diana serius, diana tersenyum

"aha aku udah ingat sekarang, rumah ku udah deket, kakak gak perlu nganter aku ya, dadah. Ingat janji kakak! Jangan ingkar janji loh!!" diana berlari menjauh dari dev sambil melambaikan tangannya. Dev menatap punggung kecil diana sambil tersenyum





Tbc

Spoiler

"aku kembali?"

"kenapa bertanya? Dayana satu satunya mantan saya"

"masa tak berubah?"

Diana StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang