Kabar kemenangan Freya atas Jinan menyebar cepat ke seluruh pelosok 48School, bahkan sampai ke telinga para siswa di kelas 3. Sosok yang paling penasaran oleh kabar ini adalah Shani, sang puncak sekolah yang dihormati dan disegani semua fraksi. Terpicu rasa penasaran, Shani memutuskan untuk bertemu Freya secara langsung.
Di bawah pohon besar yang berada di belakang gedung sekolah, Shani menunggu kedatangan Freya. Ketika Freya akhirnya tiba, Shani menyapanya dengan senyum ringan dan segera menawarkan rokok kepada Freya.
"Jadi, kamu adalah Freya yang sudah mengalahkan Jinan," ujar Shani dengan nada tenang sambil menyulut rokok di tangannya.
Freya, yang masih sedikit kelelahan setelah pertarungannya, hanya mengangguk dan mengambil rokok yang ditawarkan oleh Shani. Mereka berdua duduk di bangku kayu yang berada di dekat taman, dalam diam, mengisap rokok dan merasakan ketenangan yang tidak biasa setelah adrenalin pertarungan hebat yang baru saja terjadi.
"Jinan itu salah satu yang terkuat di sekolah ini. Mengalahkannya bukan hal mudah. Banyak yang tertarik padamu sekarang," ujar Shani, matanya mengamati Freya dengan cermat. "Aku ingin memastikan sesuatu. Kenapa kamu membuat Fraksi Freyanation?"
Freya mengembuskan asap rokok dan menatap ke depan, seolah berpikir sebelum menjawab. "Aku tidak membuat fraksi untuk kekuasaan atau pengaruh," jawab Freya dengan suara tenang. "Aku hanya ingin melindungi teman-temanku. Mereka adalah orang-orang penting bagiku. Kalau ada yang mencoba mengusik mereka, aku akan berdiri di depan."
Mendengar itu, Shani tersenyum kecil. Ada kilatan kekaguman di matanya. "Itu alasan yang mulia. Tidak semua orang punya alasan kuat seperti itu. Kebanyakan hanya ingin kekuasaan," kata Shani, lalu dia memandang Freya lebih serius. "Bagaimana kalau kamu bergabung dengan The Royality? Bersamaku, kamu bisa melindungi mereka dengan lebih baik. Kami kuat, dan kamu akan aman."
Freya terkejut mendengar tawaran itu. Bergabung dengan The Royality berarti berlindung di bawah nama besar Shani, pemimpin tertinggi di 48School. Namun, setelah merenung sejenak, Freya menolak dengan sopan. "Aku menghargai tawaranmu, Shani. Tapi kalau aku harus berlindung di bawah nama orang lain hanya untuk melindungi teman-temanku, itu sama saja aku pengecut. Aku akan melindungi mereka dengan kekuatanku sendiri."
Shani tersenyum puas mendengar jawaban itu. "Aku suka cara berpikirmu, Freya. Kamu lebih dari sekadar petarung yang kuat, kamu punya prinsip. Aku menghormatimu," ujar Shani sambil mematikan rokoknya. "Aku akan menunggu saat kita bisa bertarung nanti, bukan sebagai musuh, tapi sebagai rekan yang sama-sama kuat."
Tanpa Freya sadari, Lulu mengintip percakapan tersebut dari kejauhan. Ketika Freya kembali ke kelas, Lulu tak bisa menahan diri untuk bertanya, meski sifat ceplas-ceplosnya kadang tak terkontrol.
"Freya, tadi pagi aku lihat kamu ngobrol sama Shani. Apa yang kalian bahas?" tanya Lulu dengan nada penasaran yang langsung memancing perhatian semua orang di kelas.
Sontak, Gita, Adel, Celine, Christy, dan anggota fraksi lainnya langsung memalingkan perhatian mereka ke Freya, wajah mereka dipenuhi rasa ingin tahu. Mereka terkejut mendengar Lulu menyebut nama Shani, sosok paling kuat di sekolah itu.
Freya tersenyum tipis dan menjelaskan, "Shani hanya ingin memastikan kalau aku bukan ancaman. Dia juga menawarkan untuk bergabung dengan fraksinya."
Mata semua orang membelalak kaget. Gita, yang duduk paling dekat dengan Freya, langsung berseru, "Tawaran dari Shani? Wah, itu... luar biasa!"
Freya hanya menggeleng sambil tertawa kecil. "Tapi aku menolak. Aku tidak butuh berlindung di bawah orang lain untuk melindungi kalian semua."
Mendengar penjelasan itu, suasana kelas sedikit mencair, dan akhirnya mereka semua memutuskan untuk pergi ke kantin bersama-sama. Di koridor sekolah, Freya berjalan di depan dengan langkah penuh percaya diri, diikuti oleh Adel, Celine, Gita, dan anggota Freyanation lainnya. Di belakang, Christy dan yang lain mengikuti, membuat banyak murid lain menatap mereka penuh rasa kagum. Freya benar-benar mulai dikenal sebagai sosok yang luar biasa kuat dan karismatik.
Sesampainya di kantin, suasana berubah menjadi lebih ramai ketika Jinan, yang baru saja pulih dari pertarungannya dengan Freya, menghampiri mereka.
"Freya," panggil Jinan sambil tersenyum. "Aku ingin menawarkan sesuatu. Bagaimana kalau aku dan fraksiku, The Shadow, tunduk di bawah Freyanation? Aku siap bergabung dan memberikan semua dukunganku padamu."
Kata-kata Jinan membuat suasana kantin riuh. Semua orang mulai berbisik-bisik, terkejut dengan tawaran itu. Namun, satu orang yang terlihat tidak senang adalah Christy, pemimpin The Vixeds. Dengan tatapan serius, dia maju mendekati Freya.
"Freya, kamu benar-benar mau menerima Jinan dan fraksinya? Kalau kamu terima mereka, itu berarti kita semua akan tunduk di bawah satu fraksi besar. Aku tidak setuju dengan itu," kata Christy, ekspresinya serius.
Freya tersenyum lembut. "Christy, aku sudah menolak tawaran seperti ini sebelumnya. Aku tidak mau memimpin fraksi besar. Aku ingin kamu tetap memimpin The Vixeds, dan Jinan juga harus memimpin fraksinya sendiri. Kita bisa bekerja sama tanpa harus berada di bawah satu bendera."
Freya kemudian menoleh ke arah Jinan. "Aku menghargai tawaranmu, Jinan, tapi aku ingin kamu tetap memimpin The Shadow. Kalau ada yang butuh bantuan, kita akan saling membantu, tapi tanpa harus bergabung."
Mendengar itu, Jinan tersenyum pahit, tapi mengangguk setuju. "Baiklah, aku paham. Terima kasih, Freya."
Dengan suasana kantin yang perlahan kembali tenang, semua orang mulai mengagumi sikap Freya yang teguh memegang prinsipnya. Christy pun akhirnya tersenyum lega, sementara Jinan mengangguk penuh penghormatan. Freya, meski menolak banyak tawaran, tetap mempertahankan wibawanya sebagai pemimpin yang kuat dan berprinsip, membuat semua orang semakin kagum pada sosoknya.
TERIMA KASIH SUDAH MEMBACA KALAU ADA MASUKAN SILAHKAN DI KOLOM KOMENTAR YA GUYS
100% FIKSI HAYALAN AUTHOR HEHEHE
SEE YOU GUYS

KAMU SEDANG MEMBACA
MENUJU PUNCAK KEKUASAAN
FanfictionFreya, seorang murid baru yang ceria dan mudah tersenyum, baru saja pindah ke sekolah 48School, sekolah yang terkenal dengan geng-geng kuatnya dan reputasi berandalnya. Di sekolah ini, puncak kekuasaan dikuasai oleh Shani, seorang murid kelas 3 yang...