48School dikenal sebagai tempat di mana aturan diciptakan oleh yang terkuat, dan hukum rimba menjadi satu-satunya hukum yang berlaku. Fraksi-fraksi besar menguasai wilayah mereka, dan tidak ada yang bisa melawan para penguasa tanpa konsekuensi berat. Di tengah kekacauan ini, seorang murid baru bernama Freya tiba di sekolah dengan langkah ringan dan senyum cerah.
Hari ini adalah hari pertama Freya di sekolah, dan dia sudah merasakan tekanan besar dari lingkungan barunya. Namun, Freya, yang selalu tersenyum cerah, tetap tenang dan ceria. Dia memasuki koridor dengan semangat, sementara para siswa di sekitarnya menatap dengan tatapan curiga.
Di Dalam Kelas
Freya mendorong pintu kelasnya dengan perlahan. Suasana kelas yang sebelumnya berisik mendadak hening ketika semua orang menyadari kehadirannya. Di bagian belakang kelas, sekelompok murid perempuan duduk dengan sikap arogan. Mereka adalah anggota The Vixens, fraksi yang menguasai kelas ini. Pimpinannya, Christy, tidak terlihat di ruangan itu, tetapi beberapa orang petinggi The Vixens yang dipimpin oleh Zee dan Fiony duduk dengan tatapan menilai.
Freya tersenyum lebar, tidak terintimidasi sama sekali, dan melangkah ke depan kelas.
Freya: (Dengan senyum cerah) "Hai semua! Namaku Freya. Aku murid baru di sini, senang bisa bergabung!"
Kelas hening. Murid-murid saling berbisik, tampak bingung dengan kepribadian ceria Freya yang tidak biasa di sekolah penuh kekerasan ini. Di pojok kelas, Adel dan Celine, dua murid yang dikenal tidak tertarik pada fraksi mana pun, hanya saling pandang dan tersenyum kecil melihat bagaimana Freya sepertinya tidak menyadari bahaya yang ada di sekitarnya.
Zee, yang duduk santai dengan kaki di atas meja, menatap Freya dari kepala hingga kaki, lalu tersenyum sinis. Di sampingnya, Fiony menatap dengan tatapan tajam, seolah menilai kekuatan gadis baru ini.
Zee: (Dengan nada sarkastik) "Murid baru, ya? Kau terdengar terlalu ceria untuk tempat seperti ini."
Freya tetap tersenyum dan berjalan menuju bangkunya.
Freya: "Yah, senyum bisa membuat hari jadi lebih baik, kan? Jadi, siapa yang bertanggung jawab di kelas ini?"
Zee dan Fiony tertawa kecil, membuat suasana kelas semakin tegang.
Fiony: (Dengan senyum licik) "Kau ingin tahu siapa yang bertanggung jawab? Kami, tentu saja. Dan sebaiknya kau segera mengerti satu hal, di sini kau harus tahu di mana posisimu."
Freya duduk di bangkunya dengan tenang, tidak terpengaruh oleh ancaman halus dari Fiony. Sebaliknya, dia malah tertawa kecil.
Freya: "Oh, begitu? Aku tidak terlalu suka diikat oleh aturan atau fraksi. Aku lebih suka bebas melakukan apapun yang kuinginkan."
Tatapan Zee berubah tajam. Di kelas ini, menolak tawaran dari The Vixens bukanlah sesuatu yang biasa terjadi, terutama dari seorang murid baru. Adel dan Celine di pojok ruangan memperhatikan situasi ini dengan penuh rasa ingin tahu.
Zee: (Bangkit berdiri) "Dengar, Freya, di sini kau tidak bisa begitu saja bebas. Kalau kau tidak bergabung dengan fraksi yang kuat, kau akan ditelan. Jadi, kenapa tidak bergabung saja dengan The Vixens? Kami bisa memastikan kau aman."
Freya masih tersenyum, tapi ada sedikit kilatan di matanya.
Freya: "Aku hargai tawarannya, tapi... aku rasa aku lebih suka berjalan sendiri. Lagipula, aku tidak terlalu suka merasa terkekang."
Fiony: (Menyeringai) "Terkekang? Oh, kau pikir kau bisa bebas di sini tanpa perlindungan? Kau pasti belum tahu betapa kerasnya tempat ini."
Freya berdiri, membenahi seragamnya dengan santai. Suasana di dalam kelas semakin tegang. Zee maju selangkah, memutar-mutar tongkat baseball kecil yang entah sejak kapan sudah ada di tangannya.
Zee: "Murid baru sepertimu sepertinya butuh sedikit pelajaran."
Tiba-tiba, Freya tertawa kecil, dan semua mata tertuju padanya. Adel dan Celine saling pandang, tampaknya tidak percaya pada apa yang akan terjadi.
Freya: "Pelajaran, ya? Aku memang suka belajar hal baru, tapi aku juga suka memberi pelajaran."
Zee, yang merasa dihina, langsung mengayunkan tongkat baseball-nya ke arah Freya. Namun, dengan kecepatan yang mengejutkan, Freya menghindari serangan itu dengan mudah. Dengan satu gerakan cepat, Freya menendang Zee ke arah dinding kelas, membuat murid-murid lainnya tersentak kaget.
Fiony: (Berteriak) "Apa?!"
Fiony tidak tinggal diam. Dia melompat maju, mencoba menyerang Freya dari belakang. Namun, Freya dengan cepat memutar tubuhnya dan memberikan pukulan telak tepat di perut Fiony. Dengan satu pukulan saja, Fiony terlempar ke lantai, menggeliat kesakitan.
Suasana kelas berubah menjadi penuh dengan bisikan kaget. Tidak ada yang menyangka bahwa murid baru ini bisa mengalahkan dua petinggi The Vixens hanya dengan beberapa gerakan sederhana.
Celine: (Berkata pelan) "Ini gila. Dia mengalahkan mereka berdua dengan mudah."
Adel: (Tersenyum kecil) "Sepertinya kita punya murid baru yang menarik."
Freya berdiri tegak di tengah kelas, masih dengan senyum yang sama seperti saat dia pertama kali masuk. Namun kali ini, ada kilatan tajam di matanya, menunjukkan bahwa dia bukan hanya sekadar gadis ceria yang bisa dianggap remeh.
Freya: "Sepertinya pelajaran pertama hari ini cukup menyenangkan. Bagaimana menurut kalian?"
Murid-murid lain hanya bisa terdiam, tak percaya dengan apa yang baru saja mereka saksikan. Suara langkah kaki cepat terdengar dari luar kelas, dan kabar tentang Freya yang berhasil mengalahkan petinggi The Vixens sudah tersebar ke seluruh sekolah.
Di Ruang The Vixens
Di ruang khusus milik The Vixens, Christy mendengar laporan tentang apa yang terjadi di kelas. Wajahnya yang dingin tidak menunjukkan banyak emosi, tetapi matanya menyipit saat nama Freya disebut.
Anggota The Vixens: "Freya... dia murid baru, dan dia berhasil mengalahkan Zee dan Fiony hanya dalam beberapa detik."
Christy tersenyum kecil, tetapi senyum itu tidak menunjukkan kehangatan sama sekali.
Christy: (Berbisik pelan) "Freya, ya? Sepertinya aku harus bertemu dengan gadis ini."
Dengan itu, hari pertama Freya di 48School berakhir dengan gempar. Satu hal yang pasti, Freya bukan sekadar murid baru biasa, dan hari-hari berikutnya di 48School akan dipenuhi dengan tantangan yang semakin berat. Tapi Freya, dengan senyumnya yang cerah, tampaknya lebih dari siap untuk menghadapi semuanya.
HALO SEMUA INI CERITA PERTAMA YANG KU BUAT MAAF KALAU MASIH ADA ALUR YANG GAK NYAMBUNG TERIMA KASIH YANG SUDAH MEMBACA CERITA INI TERINSPIRASI DARI BEBERAPA CERITA WP YANG SERING KUBACA DAN AKHIRNYA AKU PUN MEMBUAT WP KU SENDIRI.
TERIMA KASIH SUDAH MEMBACA
KAMU SEDANG MEMBACA
MENUJU PUNCAK KEKUASAAN
Hayran KurguFreya, seorang murid baru yang ceria dan mudah tersenyum, baru saja pindah ke sekolah 48School, sekolah yang terkenal dengan geng-geng kuatnya dan reputasi berandalnya. Di sekolah ini, puncak kekuasaan dikuasai oleh Shani, seorang murid kelas 3 yang...