Freya, seorang murid baru yang ceria dan mudah tersenyum, baru saja pindah ke sekolah 48School, sekolah yang terkenal dengan geng-geng kuatnya dan reputasi berandalnya. Di sekolah ini, puncak kekuasaan dikuasai oleh Shani, seorang murid kelas 3 yang...
Setelah pertarungan antara Christy dan Greseel berakhir, suasana di sekolah 48School kembali ramai dengan bisik-bisik para murid. Semua orang membicarakan kemenangan Christy yang gemilang dan bagaimana Greseel, meskipun kalah, telah menunjukkan keberanian yang luar biasa. Namun, di sudut lapangan, Gracie menatap ke arah Greseel dengan perasaan yang sulit dijelaskan. Ada kekesalan yang mendidih dalam dadanya, rasa iri yang tak bisa ia sembunyikan.
Gracie berdiri dengan tangan terlipat di dadanya, mata tajamnya tidak pernah lepas dari Greseel yang baru saja bangkit dengan bantuan Freya. Sakitnya kekalahan dari Greseel masih terasa jelas di pikirannya, dan kini dia harus melihat orang yang telah mengalahkannya diberi kesempatan istimewa untuk menantang siapa pun dari FreyaNation.
"Sial," gumam Gracie pelan, sambil mengepalkan tinjunya. "Dia mendapat kesempatan itu... Kenapa bukan aku?"
Di sampingnya, Michie, salah satu orang kepercayaannya dari The Rabbits, mengamati Gracie dengan penuh perhatian. "Kau terlihat tidak suka, Gracie. Ada apa?" tanyanya pelan.
Gracie mengalihkan pandangannya dari Greseel dan menatap Michie dengan dingin. "Aku lebih kuat darinya, Michie. Tapi kenapa justru dia yang diberi kesempatan itu?" Nada bicaranya penuh dengan frustrasi.
Michie menghela napas pelan. "Kau kalah saat bertarung melawan dia, Gracie. Itulah alasan kenapa dia yang dipilih. Tapi ini bukan berarti kau tidak punya kesempatan. Freya pasti memperhatikanmu juga."
Namun, kata-kata Michie tidak cukup untuk meredakan kemarahan Gracie. Dia tahu Michie benar, tapi tetap saja, ada rasa tak adil yang terus mengusik pikirannya. Dia telah berlatih keras, memimpin The Rabbits dengan penuh tekad, namun semuanya terasa sia-sia ketika dia dikalahkan oleh Greseel. Dan sekarang, dia harus menyaksikan lawannya itu mendapatkan kesempatan emas.
Gracie mengalihkan pandangannya ke arah Freya yang tengah berbicara dengan Christy dan Greseel. Freya, dengan postur yang dingin dan karismatik, sepertinya selalu berada di atas segalanya, memimpin para petinggi FreyaNation dengan penuh otoritas. Rasa iri yang Gracie rasakan bukan hanya tertuju pada Greseel, tapi juga pada Freya yang tampak begitu tak tersentuh.
"Suatu hari," gumam Gracie dengan nada tegas, "aku akan membuktikan bahwa aku lebih baik dari mereka semua. Tidak hanya Greseel, tapi juga Freya dan seluruh FreyaNation."
Michie menatap Gracie dengan cemas, tapi dia tahu bahwa Gracie bukan orang yang mudah menyerah. Jika ada satu hal yang membuat Gracie menonjol, itu adalah tekadnya yang tak tergoyahkan.
Beberapa hari kemudian, Gracie mengamati Greseel dari kejauhan, melihatnya berlatih sendirian di lapangan. Greseel yang dulu tampak angkuh setelah kemenangannya melawan Gracie, sekarang tampak lebih tenang setelah pertarungannya melawan Christy. Gracie tahu, meskipun Greseel kalah dari Christy, dia mendapatkan rasa hormat dari banyak murid.
"Hei," Michie memanggil Gracie, yang masih terdiam menatap Greseel dari jauh. "Apa yang akan kau lakukan sekarang? Kau tidak bisa hanya berdiri dan menonton."
Gracie tersenyum tipis, matanya memancarkan tekad yang kuat. "Aku akan berlatih lebih keras. Ini belum selesai, Michie. Jika Greseel bisa mendapat kesempatan itu, maka aku juga akan mendapatkannya suatu hari nanti. Aku hanya perlu lebih sabar."
Michie mengangguk. "Kau benar. Dan saat kesempatan itu datang, kau harus siap."
---
Beberapa minggu berlalu, dan Gracie tidak henti-hentinya berlatih. Dia mengasah kekuatannya, meningkatkan kecepatannya, dan memperkuat taktiknya. Meskipun perasaan irinya terhadap Greseel masih ada, Gracie menggunakannya sebagai motivasi untuk menjadi lebih kuat.
FreyaNation mengamati dengan penuh perhatian. Freya, yang selalu memantau murid-muridnya dengan cermat, tidak buta terhadap apa yang terjadi. Dia tahu ada persaingan ketat di antara murid-murid kelas 10, terutama di antara Gracie dan Greseel. Namun, Freya tidak campur tangan. Baginya, persaingan ini adalah bagian dari proses untuk menemukan siapa yang benar-benar pantas berada di puncak.
Pada suatu hari, Freya sedang duduk di tribun bersama Gita, Celine, Lulu, dan Christy, membicarakan perkembangan murid-murid baru. Mereka semua sepakat bahwa Gracie telah menunjukkan peningkatan yang signifikan sejak kekalahannya.
"Gracie tampaknya tidak mau menyerah," kata Celine sambil tersenyum tipis. "Aku suka melihat semangat seperti itu. Dia pasti berusaha untuk mendapatkan kesempatan lain."
Christy mengangguk setuju. "Ya, tapi aku bisa melihat bahwa dia iri pada Greseel. Iri yang tidak sehat. Itu bisa berbahaya jika tidak diatasi dengan benar."
Freya, yang sejak tadi mendengarkan dengan tenang, akhirnya berbicara. "Biarkan saja dia. Rasa iri adalah motivasi yang kuat, jika digunakan dengan benar. Dan kita akan melihat seberapa jauh Gracie akan melangkah. Jika dia benar-benar pantas, kesempatan lain akan datang padanya."
Gracie yang sedang berlatih di lapangan tidak menyadari bahwa dia sedang diawasi. Namun, di dalam dirinya, dia tahu bahwa dia harus terus maju. Pertarungan melawan Greseel hanyalah awal. Mimpinya tidak hanya berhenti di situ. Dia ingin lebih dari sekadar mengalahkan satu orang—dia ingin berdiri di puncak, bahkan lebih tinggi dari Freya.
Sementara itu, Greseel yang semakin dekat dengan FreyaNation mulai merasakan perubahan. Meskipun sudah mengalahkan banyak lawan, dia tahu bahwa berada di sekitar orang-orang seperti Freya, Christy, dan para petinggi lainnya membuatnya merasa seperti belum mencapai puncak kekuatannya. Setiap hari, dia terus berlatih, berusaha mengejar kekuatan mereka.
Di sisi lain, Gracie tidak pernah berhenti berlatih, menyimpan rasa iri dan keinginannya untuk membuktikan bahwa dia layak mendapat kesempatan. Setiap pukulan yang dia lakukan, setiap keringat yang jatuh, semuanya dilakukan demi tujuan itu: untuk menjadi lebih baik dan mendapatkan pengakuan yang sama seperti yang Greseel dapatkan.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.