RENCANA BUSUK

644 56 4
                                    

Setelah pertemuannya dengan Celine dan Adel di atap sekolah, Freya merasa sedikit lebih lega. Meskipun masih banyak hal yang harus diperbaiki, dia tahu satu hal yang pasti: persahabatan dan loyalitas harus dijaga di atas segalanya. Namun, di balik ketenangan itu, ada bayangan gelap yang perlahan mengancam—rencana busuk yang tengah dipersiapkan oleh Anin, pemimpin fraksi Red Silent.

Anin, yang selama ini terlihat diam dan tak banyak bertindak, kini mulai bergerak. Red Silent mungkin tenang di permukaan, tapi di bawah kepemimpinan Anin, mereka telah mulai merajut kekuatan dalam senyap. Anin selalu dikenal licik, lebih suka bermain dalam bayangan daripada bertarung langsung dengan lawan. Kini, ia memandang Freya sebagai ancaman terbesar yang harus dihadapi. FreyaNation terlalu kuat, dan Anin tahu, untuk menguasai sekolah, ia harus menyingkirkan Freya lebih dulu. Bukan melalui kekerasan langsung, melainkan dengan cara yang jauh lebih halus dan mematikan—menghancurkan Freya dari dalam.

Di markas Red Silent, Anin duduk di atas sofa kulit merah, memutar-mutar gelas teh di tangannya sambil tersenyum kecil. Lima petinggi fraksinya—Fio, Lisa, Desy, Erika, dan Della—menunggu instruksi darinya dengan tenang.

"Aku sudah tahu apa langkah kita berikutnya," kata Anin akhirnya, dengan tatapan penuh perhitungan.

Fio, tangan kanannya, bersandar ke depan. "Apa yang kau rencanakan? Kita belum pernah menghadapi Freya secara langsung sebelumnya."

Anin tersenyum tipis. "Tidak perlu. Freya memang kuat secara fisik, tapi kelemahannya terletak pada emosinya. Persahabatan dan loyalitas yang ia junjung itu adalah pedang bermata dua."

Desy mengangkat alis. "Maksudmu, kita akan menyerang dari dalam?"

Anin mengangguk. "Benar. Luka di antara Freya, Celine, dan Adel belum sepenuhnya sembuh. Yang perlu kita lakukan hanyalah sedikit dorongan untuk memastikan luka itu terbuka kembali."

Lisa, yang biasanya pendiam, angkat bicara. "Bagaimana caranya? Mereka sangat dekat. Sulit memecah belah mereka."

Anin tersenyum lebih lebar. "Kita mulai dengan menyebarkan rumor. Buat seolah-olah Freya kembali mementingkan kekuasaan di atas persahabatan. Kita sebarkan kabar bahwa Freya sedang merencanakan sesuatu yang akan merugikan Celine dan Adel. Dan kita pastikan mereka mendengar rumor itu dari sumber yang bisa mereka percaya."

Erika, dengan kecerdasannya, tersenyum. "Jika mereka mulai meragukan Freya, kepercayaan akan hancur. Tanpa kepercayaan, FreyaNation akan runtuh dari dalam."

Anin mengangguk puas. "Tepat sekali. Freya tidak akan pernah tahu dari mana serangan ini datang. Dan saat mereka terpecah, kita bisa mengambil alih kendali dengan mudah."

Fiony mengangguk. "Aku punya beberapa kontak untuk menyebarkan rumor itu tanpa mencurigakan."

Anin berdiri, berjalan ke jendela dengan senyum kemenangan. "Baik. Lakukan dengan hati-hati. Kita tidak ingin Freya curiga sebelum waktunya."

---

Sementara itu, Freya yang tidak menyadari ancaman Red Silent merasa lebih optimis setelah pertemuannya dengan Celine dan Adel. Meski masih ada sedikit ketegangan, dia yakin waktu akan menyembuhkan semuanya. Tapi tanpa sepengetahuannya, rumor-rumor mulai beredar di sekolah.

Desas-desus mengatakan bahwa Freya merencanakan sesuatu yang besar, sesuatu yang bisa merugikan Celine dan Adel. Awalnya, rumor itu dianggap angin lalu, tapi lambat laun sampai juga ke telinga Celine dan Adel.

Suatu hari di kantin, Celine mendengar beberapa siswa berbisik-bisik.

"Aku dengar Freya mau ambil alih sepenuhnya," bisik seorang siswa.

"Ya, katanya orang-orang terdekat yang nggak setuju akan disingkirkan," sahut yang lain.

Adel yang mendengarnya langsung tegang, menatap Celine dengan cemas. "Kau dengar itu?"

Celine mengangguk, meski tampak ragu. "Tapi... itu tidak mungkin. Freya sudah minta maaf kepada kita."

Namun, keraguan mulai tumbuh di hati mereka. Mereka teringat masa lalu, saat Freya begitu ambisius untuk kekuasaan. Apakah mungkin Freya kembali ke sifat lamanya?

Seiring hari berganti, rumor semakin merebak, membuat hubungan antara Celine dan Adel dengan Freya kembali merenggang. Freya, yang merasa ada perubahan sikap dari teman-temannya, mulai curiga. Dia mencoba mendekati Celine dan Adel, tapi mereka selalu menghindar.

"Apa yang terjadi?" Freya bertanya-tanya. "Aku sudah minta maaf. Kenapa semuanya jadi begini lagi?"

Tanpa disadarinya, rencana Anin telah mulai membuahkan hasil. Anin tersenyum puas saat mendengar bahwa Celine dan Adel mulai meragukan Freya. Tahap pertama dari rencananya berjalan sempurna. Selanjutnya, dia akan membuat Freya semakin terisolasi hingga akhirnya FreyaNation hancur dari dalam.

Namun, meski segalanya terlihat seperti berjalan sesuai rencana, Anin melupakan satu hal penting—Freya lebih kuat daripada yang ia perkirakan. Meski dihantam oleh pengkhianatan dan keraguan, Freya memiliki semangat yang sulit dihancurkan. Anin mungkin bisa mengguncang fondasi kepercayaan, tapi apakah ia mampu menghancurkan semangat Freya sepenuhnya?

Pertempuran yang lebih besar antara Freya dan Red Silent baru saja dimulai.

---

Maaf baru up karena memang lagi ada kesibukan banget banget hehehe maaf yah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Maaf baru up karena memang lagi ada kesibukan banget banget hehehe maaf yah

100% Fiksi Khayalan Author hehehe ✌️ 😁

See you guys

MENUJU PUNCAK KEKUASAANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang