Happy reading!
.
Tandain kalo ada yg typo!
.
Ini adalah hari kedua Malik memasuki sekolah aneh itu. Banyak energi kuat yang ia rasakan di sekitarnya, mencoba merasuki tubuh dan menghancurkan semuanya. Tapi daya tahan tubuh Malik berhasil menangkal seluruh energi jahat itu. Entah kenapa hari ini kegiatan belajar di sekolah tetap dilaksanakan, padahal kemarin baru saja ada satu murid yang meninggal secara tiba-tiba di sekolah. Kepala sekolah mereka juga sepertinya terlihat tidak mau ikut campur dengan kasus ini, oleh karena itu pihak sekolah tetap menyuruh seluruh anak-anak yang bersekolah di SMK Bumi Pertiwi untuk masuk seperti biasa.
Hanya sedikit siswa yang masuk ke sekolah, mungkin karena sebagian dari mereka tidak diizinkan masuk oleh orang tuanya. Tapi tidak dengan ketujuh pemuda sinting ini, mereka akan tetap masuk sesuai instruksi dari sekolah, itung-itung sekalian mengintai apa yang terjadi.
Meski sekolah masuk seperti biasa, namun tak ada satupun guru yang mengajar di kelas, alhasil seluruh kelas menjadi jamkos seharian penuh. Kepala sekolah mereka bilang, jika mereka tidak masuk sekolah, maka nilai mereka akan dinyatakan tidak tuntas. Tapi apa gunanya mereka masuk sekolah jika tidak belajar sama sekali?
"Nih kepseknya siapa sih, masa kita suruh masuk sekolah kek biasa tapi gak ngapa-ngapain, males amat gue," gerutu Malik.
Lintar mengangkat kedua bahunya. "Gue juga gak tau, Lik. Dari awal gue masuk sekolah aja tuh kepsek gak pernah munculin dirinya."
"Tapi waktu gue masuk sini, tuh kepsek selalu kasih info ke gue," cetus Malik lagi.
Lintar tak mengalihkan pandangannya sekalipun, ia tetap fokus berjalan ke depan, tapi ia tetap merespon obrolan Malik. "Itu bukan kepsek asli, itu wakil kepsek yang selama ini nyamar jadi kepseknya. Kepsek asli kita bener-bener tertutup, Lik. Gak ada yang tau identitas aslinya karena emang gak pernah dikasih tau, dan gue rasa dia sengaja nutup identitasnya sebagai kepala sekolah SMK Bumi Pertiwi."
Malik mengerutkan kedua alisnya heran, kepala sekolahnya ini niat untuk bekerja atau tidak sih? Itu yang Malik pikirkan sepanjang jalan menuju kantin. Lintar dan Malik sedang berjalan menuju kantin untuk menemui yang lain. Itu karena tadi pagi keduanya ada urusan di ruang osis terlebih dahulu, sekaligus memperkenalkan Malik sebagai anggota osis yang baru. Mereka berdua benar-benar sibuk sekarang. Tapi Lintar bersyukur, setidaknya ia memiliki satu teman yang akan membantunya dalam urusan berat ini.
Lintar dan Malik sudah tiba di kantin. Ternyata makanan yang di pesan oleh temannya yang lain sudah sampai, jadi mereka hanya tinggal makan makanan mereka saja.
"Gila, udah sibuk aja lo berdua," cetus Zibril ketika melihat Lintar dan Malik yang baru saja datang. "Gimana, Lik, enak gak jadi osis di sini?" Tanyanya pada Malik.
"Biasa aja, cuma ini keknya agak berat." Jawab Malik seraya berbisik kepada yang lain.
Malik dan teman-temannya kini berada di kantin, mereka memesan makanan dengan menu yang berbeda, kali ini adalah mie ayam. Namun entah kenapa Malik seperti merasa kalau ini bukanlah rasa mie ayam, karena ia merasakan hal lain masuk ke dalam mulutnya. Ia mencoba memasukkan satu suap lagi ke dalam mulutnya, dan kembali menarik mie itu untuk memastikan apa yang baru saja ia makan, tepat saat itu juga Malik melihat rambut Panjang keluar dari dalam mulutnya, sontak Malik memuntahkan mie itu, dan membuat teman-temannya merasa keheranan.
Ini kedua kalinya Malik merasakan adanya hal aneh, tapi kenapa teman-temannya tidak merasa apa yang ia rasakan? Apa hanya dirinya yang sedang diteror kali ini?
KAMU SEDANG MEMBACA
7 DEATH CHALLENGERS
Mystery / ThrillerMalik adalah seorang siswa yang mengikuti kegiatan pertukaran pelajar di kota Bandung. Kedatangannya di sebuah SMK terkenal di kota Bandung itu disambut baik oleh keenam temannya. Tak berselang lama setelah Malik memasuki sekolah itu, kejadian-kejad...