Capítulo 26

1K 95 6
                                    

HAUNTED BY YOUR OBSESSION

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

HAUNTED BY YOUR OBSESSION


Bagi Silver, tak ada hal yang lebih menyebalkan dari melihat ayahnya di pagi buta seperti sekarang. Pria yang sayangnya adalah ayahnya itu berdiri menjulang dengan sebilah pisau di tangannya, Silver memutar bola matanya malas sebelum menghampiri ayahnya.

Dia merebut pisau itu lalu menodongkannya tepat di depan jantung Max, bukannya marah atau takut, Max justru tertawa kecil lalu menendang kaki Silver dan menatap sinis pada Silver yang bersimpuh sambil mengusap kakinya.

Sial, tendangan ayahnya itu masih saja kuat.

"Bajingan, what do you want?" tanyanya sembari berusaha untuk berdiri, mengabaikan kakinya yang masih sakit.

Bibir tebal Max hanya tersenyum, dia menunggu hingga putranya itu benar-benar kesal dulu, mempermainkan Silver sangat menyenangkan. Sejak dia tak lagi bisa memberi Nara hukuman yang berat seperti dulu, dia mulai bosan.

Dan melihat Silver yang sedang dimabuk cinta pun sepertinya menyenangkan jika dia sedikit ikut campur, bukan berarti dia akan benar-benar membuat Violet jauh dari Silver. Hanya saja dia ingin melihat, apa sifat buruknya itu menurun pada putranya atau tidak, sangat disayangkan jika keturunan Benedicto lemah karena perempuan.

"Sialan, apa yang kamu inginkan, AYAH." Silver menekan kata ayah, meski tahu jika Max akan jengkel karenanya.

Berbeda dari yang dia pikirkan, Max justru tertawa. Ayahnya itu benar-benar sulit untuk ditebak, dan itu juga yang membuatnya tak bisa percaya pada keluarganya sendiri, kecuali pada Nara.

"Jangan membuang waktuku, aku harus bekerja." ucap Silver.

"Bekerja? Pekerjaanmu itu dariku, dasar anak durhaka." balas Max sembari memutar bola matanya malas.

"Sudahlah, aku bosan." Max melangkahkan kakinya keluar dari kamar Silver, tapi belum lima langkah dia berbalik lalu tersenyum miring. "gadismu sungguh lemah, bahkan jika serangga menempel pun ku rasa dia akan pingsan." ejek Max.

Silver menggertakkan giginya, mengepalkan tangan seolah siap untuk menonjok wajah yang sialnya mirip dengannya itu. Andai saja dia mirip dengan ibunya, Silver pasti akan jauh lebih mudah untuk mengolok-olok wajah itu.

"Apa yang kau tahu, pak tua. Aku yang paling tahu tentang gadisku," kata Silver.

"Benarkah? Lihatlah tanganmu itu, dasar gila. Kamu memalukan nama keluarga hanya karena seorang gadis. Sepertinya aku harus memberi kalian kejutan," ujar Max sebelum benar-benar keluar dari apartemen Silver.

Setelah Max keluar, Silver meraih foto Violet yang berada di samping tempat tidurnya, dia mengelus lembut wajah dalam foto itu. "Aku akan membuatmu terus berada disisiku, jangan takut mi amor." ucapnya sebelum menatap tangannya yang terluka karena duri mawar itu.

Haunted By Your ObsessionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang