Eps 3

164 32 3
                                    

Flashback on...

Jane mondar mandir dimansionnya dengan raut wajah khawatir "Sean kemana ya ko belum pulang" gumamnya

toktoktok

"Ah itu pasti Sean" buru2 Jane membuka pintu namun ternyata Sooya suaminya Seulgi yang datang mengantarkan pad Jennie

"Ini pad-mu Jane katanya besok mau kerja dari rumah aja pake apa kerjanya kalo pad-nya engga ada" Sooya

"Eh iya makasih Soo, makasih oppa jadi repotin" Jane

"Gapapa akupun khawatir jika istriku pergi sendiri malam2" Seulgi

"Ko kelihatannya kau khawatir Jane? Ada apa?" Sooya

"Sean belum pulang aku khawatir dia mabuk lagi dan tidak bisa pulang" Jane

"Aku tau, pasti dia ke club yang biasa dulu dia sering kesitu" Sooya tau karena di club itu juga dulu Sean sering bertemu client dan Sooya ikut sebagai sekretaris tapi tenang Sean sangat menghargai Sooya dan menjaganya

Akhirnya mereka bertiga ke club dan benar saja mereka melihat Sean yang dilempar keluar bersama kursi rodanya

Flashback off...

"Makasih ya udah bantu bawa Sean pulang" Jane

"Sudah santai saja, kalo begitu kita pamit" Seulgi

SooSeul pulang. Jane perlahan masuk kamar Sean, membuka sepatunya dan duduk dipinggir ranjangnya. Perlahan dia obati luka Sean dengan handuk hangat

Setelah selesai Jane hendak berdiri namun tangan Sean melingkar diperutnya. "Hmmm sini aja peluk" racau Sean

"Sean istirahatlah" Jane elus kepala Sean sambil mencoba melepas pelukannya

"Hmm engga mau ditinggal kak~" racau Sean lagi dengan mata tertutup. Mendengar kata "Kak" hati Jane menghangat. Sudah lama sekali itu tidak terdengar

Akhirnya Jane luluh dan berbaring disebelah Sean. Dia peluk dan elus kepala Sean yang mendusel didadanya. "Tidur nyenyak ya adik tampan" dengan ragu Jane cium kening Sean

Namun ada perasaan aneh dihati Jane. Bukan perasaan nyaman memeluk adik seperti dulu tapi perasaan hangat, belum lagi jantungnya yang berdebar kencang padahal dulu2 mereka sering tidur cuddle begini

.

Sinar mentari menembus jendela membuat Jane membuka mata, ternyata Sean masih peluk Jane. Jane cuma betah memandang wajah tampan adiknya tanpa niat membangunkan

Sean membuka mata dan dengan cepat melepas pelukannya lalu duduk bersandar di headboard. Jane langsung berdiri. "M-maaf semalam kau mabuk dan dipukuli orang lalu kakak bawa pulang dan kau m-memeluk terus j-jadi..."

"Ya, sudahlah kamu bisa keluar" dingin Sean memotong kata2 Jane. Jane berlalu keluar kamar Sean. "Apa aku keterlaluan padanya selama ini?" monolog Sean

.

Sean keluar kamar dan menuju dapur karena mencium harum nasi goreng. Dia lihat Jane sedang memasak. Sean pandangi Jane dari belakang dengan wajah sayu, Jane terlihat semakin kurus dengan raut lelah diwajahnya

Kenangan tentang cacian dan makian padanya berputar dikepala Sean membuat Sean semakin menyesal. Perlahan dia mendekat dengan kursi rodanya "Ekhem"

Jane menoleh ke sumber suara "eh S-sean?"

Sean mendorong kursi rodanya ke meja makan "B-boleh aku sarapan?" 

Apa ini? Sean minta sarapan pada Jane? Sungguh hati Jane sedikit menghangat mendengarnya namun sekilas ada pikiran "Pasti dia lapar"

Jane taruh nasi goreng ke meja makan yang sudah ada Sean lalu kembali kedapur namun Sean menahan tangannya "Temani aku makan"

"A-apa?" ragu Jane mendengar kata2 itu

"Temani aku makan kak Jane~" Sean dengan nada mulai melembut namun masih dingin

Rasanya Jane ingin melompat-lompat, dia sangat senang walaupun sangat sedikit perubahan sikap Sean. "Arraseo" akhirnya Jane duduk memandangi Sean makan nasi goreng buatannya

Tiba2 tangan Sean terangkat dan menyodorkan sesendok nasi goreng pada Sean "Jangan melamun saja, kakak juga perlu sarapan"

Tanpa ragu Jane terima suapan itu lalu tersenyum senang. "Nih sekarang kakak suapin aku" Sean

"mau disuapin kakak?" Jane

"Iya ini ish aku males nyuap" Sean dengan nada sedikit manja namun menggemaskan bagi Jane

Akhirnya Jane suapin Sean dengan sesekali dia ikut makan. "kak maaf" Sean

"Hm?" Jane

"Maaf buat semuanya" Sean

"Udah ya lupakan, kau berubah kakak sudah sangat senang" Jane elus kepala Sean. Sean hanya mengangguk, gengsinya gede padahal sebenarnya udah pengen lenye2

"Apa kakak hari ini kekantor?" Sean

"Engga, mau disini aja sama adik tampan" Jane

"Jangan panggil adik tampan aku sudah besar, malu kak~" Sean

Jane cubit gemas pipi Sean "utututu iya engga kalo didepan orang, kalo berdua gini kamu tetep adik kecil tampannya kakak, muach" Jane cium kepala Sean

"Mau ke mall?" Sean

"Ke mall?" Jane

"Iya aku mau belanja, udah lama sejak..." Sean pandang kakinya

Jane mengerti lalu langsung mengalihkan "Okay kakak siap2 dulu ya sayang" Jane usap kepala Sean lalu kekamar

Sean menatap kepergian Jane "Apa seperhatian ini ya kalo dia jadi istri?" 

"Aaarrrrgggghhhh pikiran apa sih Sean?! Dia kakak angkatmu!" monolog Sean














part ini mulai hangat Sean, mudah2an kedepannya hangat juga, mudah2an  

Hate but LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang