Hari berganti minggu, minggu berganti bulan. Sean sudah kembali ke perusahaan dengan keterbatasannya dia tidak mau berpangku tangan. Dia tetap akan memimpin perusahaan ini. Namun alasan terkuatnya adalah kata2 dari pujaan hatinya "Aku mau menikah dengan pria yang bertekad kuat melawan segala keterbatasan dan tidak insecure"
"Selamat tuan Park proyek ini kembali dimenangkan oleh Park Company" ujan beberapa investor memberikan selamat padanya
"Jane pasti bangga" batin Sean
.
"Apa kau yakin?" Lim
"Aku mencintai Sean! Dan maaf waktuku tidak banyak" Jane akan pergi namun Lim tahan tangannya
"Sifat buruk Sean pasti akan kembali selama dia masih lumpuh, hanya aku yang bisa menjagamu!" Lim
"Lepaskan Lim! Cobalah perhatikan wanitamu dan berhenti mengejarku!" Jane pergi meninggalkan Lim
"Aku akan mendapatkanmu kembali Jane" gumam Lim
.
Jane selesai dengan acara memasak makan malamnya. Dia mulai menyajikannya dimeja makan dengan senyum simpulnya "Sean pasti senang" gumam Jane
Ia melihat jam menunjukkan jam 19.00 KST. Biasanya Sean sudah pulang namun kini pria itu masih belum menunjukkan batang hidungnya
1 jam berlalu. Jane setia duduk disofa menunggu Sean pulang. Perutnya mulai keroncongan namun ia ingin makan dengan sang calon suami
.
Sean masih dikantor, perlahan ia melepaskan ciumannya dengan wanita yang kini berada diatas pangkuannya. Ciuman itu sudah berlangsung cukup lama
Suzy tersenyum dan mengelus pipi Sean. "Ko udahan? Seingatku urusan kita waktu itu belum selesai" goda Suzy diatas pangkuan Sean
"Aku calon suami orang Suzy" Sean
"Baru calon suami" Suzy
"Aku tidak mau berselingkuh" Sean
"Ini bukan selingkuh" Suzy mendekat dan berbisik ketelingan Sean "Hanya menyelesaikan apa yang sudah dimulai" bisiknya sensual
Sean hanya pria biasa. Diapun tatap Suzy dan kembali meraup bibirnya. Tangan Sean sudah menjalar kemana-mana menjamah tubuh indah Suzy
Ciuman Sean turun ke area leher dan dada Suzy yang sudah terbuka oleh Sean. Suzy tekan kepala Sean agar memberikan ciuman lebih dalam lagi
Adegan panas mereka terus berlangsung dikantor Sean yang sudah sepi itu karena sudah malam karena seluruh karyawan sudah pulang. Bahkan Sooya yang kini sekretaris Sean pun sudah pulang
.
21.00 KST
Jane terbangun merasakan tangan mengelus kepalanya dengan lembut. Ia mendongak dan mendapati kesayangannya "Maaf aku ketiduran"
"Maaf aku pulang larut tadi ada meeting" Sean
"Meeting? Sooya tidak ikut? Ah maaf soalnya tadi dia kesini memberikan berkasmu yang tertinggal dia pikir kau sudah pulang" Jane
"A-ah iya meetingnya mendadak lagipula hanya obrolan biasa hanya saja mereka pemegang saham proyek baru jadi aku tidak enak menolaknya" Sean
"Yaudah gapapa, sudah makan?" Jane
Sean menggeleng dan menciumi tangan Jane "Mau makan bareng kamu"
"yaudah ayo makan, aku sudah masak" Jane dorong kursi roda Sean ke meja makan "Tunggu sini aku panaskan dulu"
"Eh engga perlu, kita langsung makan aja" Sean
.
Acara makan malam selesai. Sean teguk air putihnya hingga habis "Aku mau mandi"
"Cuacanya sedang dingin, mandi air hangat ya aku siapkan agar tidak demam" Jane
Sean hanya mengangguk dan senyum. Ia bahagia punya calon istri sebaik Jane. Namun ingatannya kembali pada adegan panas yang ia lakukan dengan Suzy dikantor tadi. Ia merasa bersalah
"Kenapa melamun?" Jane elus pipi Sean
"A-ah tidak apa" Sean
"Air panasnya sudah siap, mandilah" Jane
"Engga mau ikut?" goda Sean
"yang ada kau akan masuk angin karena lama" Jane yang sudah mengerti apa yang akan terjadi jika dia ikut
Sean hanya senyum lalu pergi mandi. Selama Sean mandi Jane menyiapkan baju tidur Sean. Membereskan tempat tidur agar mereka nyaman. Jane juga menyiapkan air putih disamping nakas agar besok pagi Sean bangun ia hanya tinggal minum saja
Sean selesai mandi dan pakai baju yang sudah disiapkan. Ia merebahkan dirinya dan merentangkan tangannya ke udara "Sini sayang peluk~"
Jane senyum lalu ikut berbaring masuk ke pelukan Sean. "Bagaimana harimu?" Sean
"Melelahkan, aku mau jadi ibu rumah tangga saja mengurusmu" Jane
Sean cium kening Jane "Mengurusku bukan lebih melelahkan?"
"Tapi menyenangkan" Jane
"Aku punya sesuatu untukmu" Sean mengambil kotak merah dinakas dan ia berikan pada Jane
"Apa ini?" Jane
Sean buka kotak itu. Terlihatlah kalung berlian mewah dengan pahatan sempurna terpajang didalamnya "For you" bisik Sean
Jane senyum menahan malunya. Mereka bangkit duduk. Jane berbalik membelakangi Sean dan mengangkat rambutnya "Pakaikan"
Sean senyum, mencium tengkuk Jane dan memakaikan kalung berlian itu lalu mencium pundaknya. Jane berbalik menghadap Sean
"Kau suka?" Sean
"Apapun pemberianmu aku suka" Jane
Merekapun menutup malam itu dengan ciuman romantis dan tidur
.
"Kau Suzy kan?"
"Kenapa?"
"mau dapatkan Sean?"
"Aku sudah mendapatkannya"
"Hanya one night stand? Jika bekerjasama denganku kau bisa miliki dia seutuhnya"
Suzy berpikir atas pembicaraan ini, ia mulai mengangguk dan berjabat tangan
KAMU SEDANG MEMBACA
Hate but Love
Fiksi IlmiahSean sangat benci Jane, kakak angkatnya yang dikira membuatnya lumpuh dan kehilangan orangtua namun seiring berjalan waktu perasaan itu berubah, berubah menjadi hal yang tidak terduga