"Wah sajangnim welcome back" sapa Sooya melihat Jane mendorong kursi roda Sean
"Apa sih nuna" Sean, Sooya memang sudah seperti kakak bagi Sean sejak dulu
"Nuna senang kamu kembali" Sooya
Sepanjang hari Sean diam diruangan CEO. Dia engga kerja cuma nemanin Jane aja maunya sambil liatin Jane
"kak udah waktunya makan siang tuh ayo makan" Sean
"Ah iya ayo adik tampan" Jane
"Ish dibilangin jangan nyebut adik tampan aku malu" Sean
"Iya iya sayang" Jane usap kepala Sean
Mereka keluar ruangan. Diluar Sooya sedang berbicara dengan seorang pria
"Nyonya Park akan makan siang tuan ini jam istirahat" Sooya
"Sebentar saja nah itu Jane" Kai menghampiri Jane dan Sean
"Suka sekali sih ganggu orang mau makan" dumel Sean
"Jane makan siang bareng yuk" Kai
"Aku mau makan dengan adikku dan Sooya" Jane
"Sebentar saja Jane tak apa mereka gabung, kita bicarakan bisnis" Kai
"Kai jika mau bicarakan bisnis bisa diadakan meeting saja dikantor" Jane
"Ayolah Jane" Kai meraih tangan Jane
Sean langsung menepisnya dengan kasar "MAKSA BANGET SIH! BATALKAN SAJA SEMUA KERJASAMA DENGANNYA KAK!" Sean
Wajah Kai memerah menahan marah. Dia tidak bisa marah karena bagaimanapun Sean adiknya Jane, lagipula Sean yang sebenarnya CEO Park Company
"baiklah" Kai pergi begitu saja
.
"Sean ayo makan, mau kakak suapin?" Jane karena Sean daritadi hanya mengaduk-aduk makannya dan menekuk wajahnya
"Mau nuna yang suapin? Atau mau makan yang lain?" Sooya
"Aku tidak suka pada Kai! Kak batalkan semua kerjasama dengan perusahaannya" Sean
"Engga semudah itu sayang, kamu tenang ya kan kakak udah janji engga akan banyak hubungan sama dia" Jane
"tapi dia selalu buat alesan kak biar ketemu kakak terus" Sean
"Cie adik tampan cemburu ya kakaknya takut diambil orang utututu" goda Sooya
"Aku tidak suka pokoknya!" Sean
.
Sean dan Jane pulang. Sean engga jadi terapi karena keburu badmood dan betah menekuk wajahnya "masih marah sama kakak?" Jane ikut duduk disofa bersama adiknya yang sedang anteng nonton tv
"Kakak engga mau batalin kerjasama!" Sean
"sayang kan kamu tau prosesnya, engga semudah itu belum denda penalti yang harus kita bayar akibat pembatalan kontrak sepihak" Jane
"ya tinggal bayar aja" Sean
"Reputasi Park Company yang terancam sayang~" lelah Jane menjelaskan, akhirnya Jane keluarkan jurus andalannya
Jane rengkuh kepala Sean agar menyandar ke dadanya lalu dia usap kepala Sean lembut "kakak kan udah janji soal engga dekat2 Kai selain kerjaan, takut ya kakaknya diambil orang? tenang mau sama siapapun kakak nantinya kakak akan tetap jadi kakak kamu"
"kakak engga boleh sama orang lain, sama aku aja" Sean
Jane mengernyitkan dahinya "maksudnya?"
"A-ah engga udah ah mau tidur" Sean naik kekursi roda dan berlalu kekamarnya
"Mau tidur sendiri yakin?" Jane
Sean menghentikan kursi rodanya "Engga lah ayo kakak masuk" Sean yang sejak mencair manja engga ketulungan
.
Besok malam...
Sean gusar menunggu Jane yang tak kunjung pulang padahal waktu sudah menunjukkan jam 9 malam. Entah berapa batang rokok yang dia hisap sambil menunggu Jane. Pikirannya sudah kemana-mana
Sedangkan yang ditunggu...
"Aduh ini ban kenapa bocor sih malam2 gini" Jane melihat ban mobilnya bocor. Jane coba lihat ponselnya namun nihil, ponselnya lowbat
Tak lama ada sebuah mobil berhenti disampingnya, itu Kai. "Jane pulang denganku saja nanti mobilmu diambil supirku"
"Aku disini saja menunggu supirmu ya" Jane "Sean bisa ngambek sebulan lihat aku pulang sama kai" batin Jane
"Ini sudah larut, ayo tak apa keadaan genting Sean pasti mengerti" Kai yang sadar bahwa Jane pasti takut dengan Sean
Akhirnya Jane ikut mobil Kai. Sesampainya didepan mansion Park Jane turun dari mobil dengan pintu mobil yang dibukakan kai
"Terima kasih Kai, aku masuk dulu" Jane
"sama2 eh tunggu" kai tahan tangan Jane lalu dia tarik hingga Jane menghadapnya, ketika Jane menghadapnya kai langsung mencium bibir Jane
prannggggg~
Itu suara gelas yang dibanting Sean. Sean lihat semuanya tanpa tau yang sebenarnya terjadi. Wajahnya merah menahan marah dan berlalu masuk dengan kursi rodanya yang dia kayuh dengan kasar
Plaakkkk~
Jane menampar keras Kai "KAU INI APA2AN!"
"Maaf Jane aku tidak tahan lagipula kau juga mencintaiku kan?!" Kai
"DASAR GILA!" Jane lalu masuk kedalam mansion
"Jan tunggu, kau takut Sean kan? Ini engga wajar Jane, Sean itu cuma adik kamu masa dia cemburu sama kita" Kai
"ITU BUKAN URUSANMU!" Jane yang terus masuk kedalam mansion meninggalkan Kai
.
"Sean sean" Jane tahan kursi roda Sean yang akan masuk kamar
"Pergi kau! Aku tidak mau mendengar pembohong!" Sean
"kakak mohon Sean ini bukan seperti yang kamu lihat" Jane
"Lepasin!" Sean mencoba melepaskan Jane "LEPASKAN AKU DASAR KAU JALANG!" dengan kasar Sean mendorong Jane hingga jatuh dan kepalanya terbentur keujung meja kayu hingga membiru
"Arrrgghghhhh" Jane mengerang kesakitan lalu menangis "hiks kau tega sekali Sean"
"K-kak---" Sean coba meraih Jane namun Jane menepisnya
"Kakak memang engga berguna, hina dan kotor tapi kakak bukan pembohong dan bukan jalang! Belum puas kamu hina kakak, injak2 harga diri kakak dan sekarang kau sakiti kakak secara fisik" Jane "Kalo itu buat kamu senang, lakukanlah" senyum dingin Jane memegang kepalanya yang sakit lalu masuk kamar dan menutup pintu
"Kak kakak! Kak Jane" Sean memanggilnya namun Jane sudah masuk kamar. "Aarrrgggghhhhh Sean bodoh! mudah sekali terpancing emosi!" geram Sean pada dirinya sendiri
KAMU SEDANG MEMBACA
Hate but Love
Science FictionSean sangat benci Jane, kakak angkatnya yang dikira membuatnya lumpuh dan kehilangan orangtua namun seiring berjalan waktu perasaan itu berubah, berubah menjadi hal yang tidak terduga