Eps 7

156 26 3
                                    

Sean cium kening Jane yang tidur didalam pelukannya lalu menyelimuti punggung polosnya. Ini siang hari namun cuaca hujan lebat membuat semua dua kakak beradik yang kini statusnya sepasang kekasih itu semakin nyaman dalam pelukan masing2

Jane membuka mata perlahan lalu mendongak melihat wajah Sean yang tersenyum memandangnya. "Kenapa senyum?"

"Cantik" ucap Sean sambil tersenyum dan mencium bibir Jane lagi sekilas

"Udah yuk kita belum makan siang, kamu pasti lapar kan?" Jane

"Kan udah makan kakak" ucap Sean senyum usil buat Jane merah menahan malu

"Tapi perut kamu bunyi lho" Jane

"E-ehehe okay okay aku laper" Sean

Jane bangkit dan memunguti pakaiannya yang berserakan lalu, tidak lupa dia ambilkan juga baju Sean lalu ia masuk kamar mandi

.

"ramen mau adik tampan?" Jane

"Mau kak" Sean yang setia duduk dikursi rodanya mendongak memperhatikan Jane memasak ramen "kak nanti suapin ya tapi duduknya kakak aku pangku"

"As you wish sayang~" jane elus pipi Sean lalu cium bibirnya sekilas

Setelah selesai Jane turuti maunya Sean. Dia duduk dipangkuan Sean lalu suapin Sean ramen dan sesekali dia juga makan ramen yang sama

"Kak manggilnya jangan adik tampan dong, kan kita udah bukan kakak adik" Sean sambil mengelus-elus punggung Jane dipangkuannya

"Terus mau panggil apa?" Jane

"Hmm hubby-wifey gitu?" Sean

"kan belum nikah" Jane

"Ya kan sebentar lagi, minggu depanan kan?" Sean buat Jane kaget

"A-ah ko cepet banget si sayang" Jane

Sean merubah ekspresi wajahnya "kakak engga mau cepet nikah sama aku?"

"Bukan gitu tapi apa engga kecepatan?" Jane

"Lalu kalo ditunda emangnya kita nunggu apa lagi?" Sean "Apa kakak malu punya suami lumpuh kaya aku?"

"Engga gitu maksudnya~" Jane

"Udah kak makannya, kenyang" Sean

"Kamu salah paham, bukan gitu maksud kakak" Jane meyimpan ramennya dan menangkup kedua pipi Sean dan menatapnya "engga semudah sayang mempersiapkan pernikahan, ditambah proyek Park Company lagi banyak2nya belum lagi butik yang lagi renovasi juga maksudnya kasih kakak waktu buat urusin itu semua yah"

Sean tampak berpikir, memang salah dia juga engga mau urus perusahaan jadi Jane keteter "Baiklah kak maaf ya kakak keteteran, mulai besok aku akan ke perusahaan lagi"

"Kamu yakin?" Jane

"Yakin, biar kakak fokus ke butik terus cepet selesai semua dan cepet2 kita nikah" Sean senyum

"Nikah aja yang dipikirin" Jane elus2 kepala Sean

"Modelan kakak gini 1000:1, karena aku punya jadi harus buru2 dihak milik" Sean

"Bisa aja" Jane

.

"L-lim?" Jane membuka pintu ketika Lim bertamu ke mansion Park

"E-eh calon istri eh maksudnya kak Jane" Lim

"Mau ke Sean ya?" Jane

"Iya kita mau keluar, boleh kan kak?" Sean yang datang dari belakang

Jane berlutut menyamakan tingginya dengan Sean "mau kemana?"

"Mau ke cafenya Lim" Sean

"Engga mabuk?" Jane

"Engga kak tenang aja" Sean

"Aku jaga Sean ko kak" Lim

Jane melirik sedikit kearah Lim lalu menatap Sean lagi "Yaudah, pulang jangan terlalu larut ya"

"Iya sayangku~" Sean

.

"Cafemu sepi Lim" Sean

"Memang sengaja tutup, hari ini hanya teman2 kita yang datang karena launching produk baru" Lim

"Oo gitu, selamat ya" Sean

"Gomawo, oh iya ada Suzy juga lho" Lim

"Suzy?" Sean teringat karena pertemuan terakhir mereka adalah disebuah club, bercumbu. Namun selesai begitu saja karena Suzy diseret pulang oleh kakaknya. Tapi sejak itu Sean selalu teringat padanya

"Jangan kau berniat melanjutkan yang waktu itu ya, kau sebentar lagi suami orang" Lim yang memang sudah tau niat Sean akan menikahi Jane

"Kau gila" Sean

.

"Hah kau serius akan menikah dengan Sean?" Sooya didalam telfon

"Serius Soo, lagipula aku juga menyayanginya" Jane

"Menyayanginya sebagai apa? Karena aku yakin dihatimu hanya ada Lim" Sooya

Jane hanya terdiam mendengar itu semua

Flashback on...

Lim adalah sahabat Sean. Dia sering mengunjungi mansion Sean bahkan dia selalu datang disaat tidak tepat. Dia selalu datang saat Sean sedang memaki Jane, memarahinya bahkan Lim pernah melihat Sean akan menampar Jane jika tidak ditahan oleh Lim

"Hanya pria pengecut yang menyakiti wanita Sean" Lim

"Wanita seperti apa dulu! Wanita ini sudah membunuh orangtuaku dan membuatku lumpuh!" Sean berlalu masuk kekamarnya

Jane masih menangis tersendu-sendu setelah dimaki Sean. Tubuhnya basah akibat Sean menyiram air kepadanya dan jangan lupakan tubuhnya yang menggigil

"Aku antar istirahat ya kak, jangan mikirin Sean dia emang engga tau diuntung!" Lim

"Dia hanya marah Lim" Jane

"Kakak ko sabar banget?" Lim

"Aku menyayanginya dia adikku" Jane

Sejak itu Lim sering memperhatikan Jane bahkan diam2 Lim datang kekantor Jane hanya untuk memberika makan siang atau coklat. Seiring berjalannya waktu Jane merasa nyaman atas perhatian Lim, seolah-olah Lim bisa mengalihkan pikirannya dari Sean

"Jadilah kekasihku Jane" Lim

"Aku lebih tua darimu" Jane

"Lalu?" Lim

Akhirnya mereka menjadi sepasang kekasih dibelakang Sean. Jane dan Lim malu jika mengakui hubungan mereka pada Sean lagipula hubungan Jane dan Sean sedang tidak baik

Hingga suatu hari Jane membuat kue coklat untuk Lim dan membawakannya ke cafenya, dia ingin membuat surprise namun naas Jane malah melihat Lim yang sedang asyik bercumbu panas dengan seorang wanita cantik bak bidadari. Ya Lim menyelingkuhi Jane

Jane hancur, pelipur laranya berkhianat. Itulah sebabnya Lim jarang berkunjung ke mansion Park, ia malu kecuali jika Sean ingin keluar itupun hanya menunggu didepan walaupun penyesalan menghantuinya karena telah melepas berlian














Yah Jane-Sean nya belum saling move on ternyata :(



Hate but LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang