"Jane maaf aku tidak bisa menemanimu bermalam dirumah sakit karena kau tau Seulgi oppa melarangku karena dia" tunjuk Sooya pada perutnya yang mulai membuncit
"Tak apa Soo Seulgi oppa benar tidak baik kau bermalam dirumah sakit, kau kan sedang hamil" Jane
"Tapi bukankah kau juga sedang hamil? Bahkan usia kandunganmu lebih muda" Sooya
Jane memandang lirih Sean yang terbaring tak berdaya dibrankar rumah sakit pasca kecelakaan dan tak sadarkan diri "Tak apa lagipula dia pasti mau menunggui ayahnya" Jane mengelus perutnya
"Baiklah, aku sudah membelikanmu beberapa makanan dan ini susu kemasan ibu hamil kau harus tetap sehat ya, besok aku dan oppa kesini lagi" Sooya
"Terima kasih Soo, sampaikan juga salamku pada Seulgi oppa" Jane
Akhirnya Sooya pulang bersama supirnya, Seulgi tidak menjemput karena dia sedang ada seminar diluar kota
Jane menunggui suaminya yang masih setia memejamkan mata. Rasa marah dan kecewanya terpaksa ia kesampingkan karena bagaimanapun ia mencintai Sean, suaminya
Airmata Jane jatuh ketika menatap Sean "Entah aku harus marah atau bagaimana? Kenapa kau tega Sean? hiks hiks" isaknya disamping Sean
"Jane?" Lim yang masuk keruangan Sean, Jane buru2 menghapus airmatanya "Jangan buang airmatamu untuk pria bodoh seperti dia"
"Ini bukan urusanmu Lim! Dia suamiku dan akan menjadi ayah dari anakku!" Jane
"Dan anakmu akan tumbuh menjadi anak bodoh seperti ayahnya?" Lim
Plaaakkkkk~ Jane menampar pipi Lim yang berjongkok didepannya "Jangan pernah hina anakku!" ucapnya penuh penekanan
"Baik baik mianhae tapi apa lagi yang kau harapkan dari si bodoh ini? Jane jika benar dia mencintaimu maka dia tidak akan berselingkuh dengan Suzy, sadarlah" Lim
"Lim sudah kubil---" ucapan Jane terpotong saat ia menyadari sesuatu "Seingatku aku belum bilang apa2 soal Suzy dan apa yang terjadi antara aku dan Sean bahkan Sooya pun belum tau pasti. Darimana kau tau?"
"A- ah aku--" Lim gugup
Jane berdiri sentak "Jawab! Apakah kau sekongkol dengan Suzy?! Ini rencana kalian kan?!"
Tanpa menjawab Lim langsung membekap Jane dengan sapu tangan yang diberi obat bius lalu menggendongnya keluar. Diluar dia melewati lorong2 rumah sakit dan bertemu beberapa perawat
"Permisi tuan? Apa anda perlu bantuan?"
"Tidak terima kasih, dia istriku sedang hamil muda dan katanya mengantuk, aku tidak tega membangunkannya jadi aku menggendongnya saja sampai mobil" bohong Lim
"Wah manis sekali, semoga kalian sehat selalu" ucap perawat itu
.
"Arrggghhhh" erang Sean mencoba membuka mata namun ia rasakan sakit kepala yang amat sangat
"Sean? Kau sudah sadar?" Lim menghampiri Sean
"L-lim?" Sean
"Apa yang kau rasakan?" Lim
"J-jane, mana Jane?" Sean
"Jane pergi" Lim
"Pergi?" Sean
Lim menyeringai "Ia pergi, ia tidak sudi punya suami lumpuh dan bodoh sepertimu"
"M-maksudmu?" Sean
Lim tersenyum licik penuh kemenangan "Jane sudah menerimamu dalam keadaan lumpuh namun dengan bodohnya kau selingkuh, dimana otakmu?! Sudahlah nikmati saja kelumpuhan dan kesendirianmu" Lim mendekat ke telingan Sean "Aku akan menjadi ayah dari anak Jane"
"Kurang ajar kau!" Sean mencoba bangun dan memukul Lim namun Lim menghindar hingga Sean jatuh dari brankarnya "Arrgghhhh"
"Melindungi dirimu sendiri saja tidak bisa, mau jadi suami Jane?!" Lim pergi dengan rasa kemenangan
"Hiks Jane aku memang bodoh hiks mianhae Jane" isak Sean lalu ia menekan tombol darurat dan perawat datang membantunya kembali ke brankar
.
"Euunnnggg~" erang Jane yang terbaring diranjang king size dikamar mewah "Dimana aku?" gumamnya
"Kau dikamar kita sayang" Lim yang duduk dikursi disamping ranjang
"Lim? Apa yang kau lakukan? Lepaskan aku!" Jane meronta karena tangannya diikat "Lepaskan Lim hiks hiks"
"Ssssttt ssstttt jangan menangis sayang" cupp cupp Lim mencium bibir Jane dengan paksaan "Kau akan nyaman disini, jangan menangis sayang tidak baik untuk kondisimu dan anak kita"
"Lepaskan Lim! Aku mau melihat suamiku hiks" Jane
"Istirahatlah sayangkuu~" Lim menciumnya lagi, susah payah Jane mencoba ingin melepaskannya namun percuma, tangan dan kakinya diikat ditambah tenaga Lim yang lebih besar
.
"hiks hiks Jane mianhae~ aku tidak bisa hidup tanpamu maafkan aku hiks kita besarkan anak kita hiks" isak Sean sendirian dikamar rawatnya
ceklek~
Sooya dan Seulgi masuk mengjenguk "Sean? Jane mana? Kenapa kau menangis?" Seulgi
"Seul hiks Jane~ Jane pergi meninggalkanku ini semua salahku hiks aku terlalu bodoh dan malah menduakan Jane hiks t-tapi hanya Jane yang bisa menyempurnakan hidupku" Sean "hiks bodohnya aku hingga hiks kini ia memilih Lim"
"Jane? Pergi? Tidak Sean, semalam ia menungguimu bahkan dia yang membawamu kesini, dia sangat khawatir padamu" Sooya
Sean terbelalak "B-benarkah? Tapi saat bangun hanya ada Lim dan dia bilang Jane pergi dan lebih memilik Lim untuk menjadi suaminya"
"Lim bukannya dia sahabatmu?" Seulgi
"I-iya aku tidak menyangka dia mengkhianatiku" Sean
"Sepertinya Lim mengarang cerita dan ada indikasi kini Jane diculik oleh Lim" Seulgi
"Benar oppa soalnya Jane bilang ia akan perbaiki semuanya asal Sean sadar, Jane sangat mencintaimu Sean" Sooya
"A-aku akan menyelamatkan istriku" Sean mencoba bangun dan pindah ke kursi roda
"Tenang Sean dengan kondisimu yang belum pulih itu akan memperburuk keadaan, lebih baik kerahkan bodyguardmu untuk mencari Jane, aku akan telfon kepala polisi Seokjin untuk menindak kasus ini" Seulgi
"Iya oppa omo aku khawatir sekali pada Jane" Sooya, ia lalu berdiri dan menampar Sean
pllaaaakkkk~ "ini untuk Jane karena kau berani berselingkuh!" Sooya
"A-aku memang pantas mendapatkannya" Sean "Terima kasih kalian berdua" Sean menelfon seluruh orang2nya bahkan relasi2nya untuk mencari istrinya
KAMU SEDANG MEMBACA
Hate but Love
Science FictionSean sangat benci Jane, kakak angkatnya yang dikira membuatnya lumpuh dan kehilangan orangtua namun seiring berjalan waktu perasaan itu berubah, berubah menjadi hal yang tidak terduga