bab 10

278 18 1
                                    

   setelah selesai memeriksa kaki kara, dokter Xavie memutuskan untuk membicarakan nya di luar.

mereka semua(-kara) keluar dari dalam kamar kara untuk mendengar apa yang ingin dibicarakan oleh dokter itu.

"bagaimana keadaan kaki nya?"tanya Daddy.

"jadi kaki tuan muda kara baik baik saja hanya keseleo,usahakanlah untuk tuan muda mau diurut, karena kalo tidak di urut luka dikakinya akan semakin parah"ucap dokter itu.

mereka hanya menganguk.

"jadi kenapa harus membicarakan nya di luar?"tanya cillan

"jadi saya membicarakan hal ini di luar karna barang kali kalian mau mengerjai nya,supaya dia tidak akan sembarangan melompat lompat dari atas"ucap dokter Xavie.

"hm apa kalian mau mengerjai tuan muda?"tanya dokter itu.

"wah ide bagus, boleh boleh aja"ucap cillan.

mereka hanya mengiyakan apa yang dibilang cillan.

"jadi pakai cara apa untuk kita mengerjai nya untuk membuat dia kapok?"tanya Daddy.

"saya punya ide tuan"ucap dokter itu.

"hm apa?"tanya Daddy.

"jadi saya akan berpura pura untuk mau melakukan amputasi pada ke dua kakinya"ucap dokter itu lagi.

"jadi saya berbicara dihadapan tuan muda kara untuk melakukan amputasi pada kakinya karna kaki nya yang sudah parah" ucap dokter Xavie.

"jadi saya akan meminta persetujuan keluarga tuan dan tuan muda kara untuk mengamputasi kaki tuan muda kara" ucap dokter itu lagi.

"bagaimana?"tanya dokter itu.

"ide bagus"ucap Devan.

Meraka hanya menganguk.

"rencana nya kita mulai sekarang" ucap cillan.

akhirnya mereka masuk kedalam kamar kara dan mereka melihat kara yang sedang bersantai dikasur nya.

kara yang melihat mereka memasuki kamarnya sontak duduk.

"apa yang tadi kalian bicarakan?"tanya kara dengan curiga.

"jadi saya ingin meminta izin kepada tuan muda untuk mengamputasi ke dua kaki anda"ucap dokter Xavie.

kara yang mendengar itu lantas terkejut dan sekarang wajahnya sudah terlihat pucat.

"h-harus bang-banget yak di am-amputasi.

"iya keluarga tuan muda sudah mengizinkan saya untuk mengamputasi kaki anda,jadi sekarang saya izin untuk mengamputasi kaki anda,kalo tidak maka kaki anda akan semakin para"ucap dokter Xavie.

"GAK MAU!APA APAAN ORANG GAPAPA KO"teriak kara sambil berusaha berjalan.

"Tuh liat orang bisa jalan ko"ucap kara sambil terus berusaha berjalan dengan normal.

"tidak tuan muda, kalo dibiarkan maka kaki anda akan membusuk dan semakin parah "ucap dokter itu.

sedangkan keluarga kara dan sahabat sahabatnya berusaha untuk menyesuaikan ekspresi untuk tidak tertawa.

"dek kamu harus mau,kamu mau kaki kamu semakin parah?"ucap cillan dengan lembut.

"gak mau abang"ucap kara sambil dengan mata yang berkaca-kaca.

"bener kata Abang Lo kar,lu harus mau"ucap vano.

"HUAAA GAK MAU MASA NANTI GANTENG GANTENG GAK ADA KAKINYA"teriak kara sambil menangis.

mereka yang mendengar kata 'ganteng' hampir saja keceplosan ingin tertawa karna wajah kara itu bisa di bilang 'imut' bukan ganteng.

Meraka yang melihat kara menangis pun hanya biasa menggigit pipi dalam nya mereka.

karna sekarang kara keliatan sangat imut dengan wajah yang berair,dan hidung merah,serta pipi yang seperti bakpao.

cillan dan Devan yang tidak kuat pun segera menghampiri kara dan menggigit pipi kara dan memeluk nya.

Brian pun ikut serta menggigit pipi kara yang terlihat seperti bakpao itu.

kara hanya pasrah dengan pipinya yang digigit oleh Abang abangnya.

setelah kelelahan menangis kara pun tertidur di pelukan mereka.

sedangkan mommy dan Daddy memutuskan untuk memotret mereka yang sedang saling berpelukan.

mommy dan Daddy nya pun tidak tahan untuk menampilkan senyum nya itu.

sahabat nya,vano dan varel ikut memeluk kara.

kenapa tidak ikut menggigit pipi bakpao nya kara?

karena bisa bisa mereka di amuk oleh Abang abangnya kara.

mereka melupakan dokter yang ada di sana, sedangkan dokter itu juga menampilkan senyum nya itu karena dia juga gemas dengan kara.

dan dokter itu memutuskan pamit untuk ke rumah sakit karena masih banyak pasien yang harus ditangani nya.

Kara Arselino Pratama changed bodiesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang