Mama #5

334 31 1
                                    

VOTEE DONG JANGAN JADI SINDER!!!
APRESIASI JUGA DENGAN FOLLOW AKUNKU DAN KOMEN KOMEN DI BAWAH👇

Setelah keterkejutan Jisung karna akan di bawa dan pisahkan dari sang mama, Jisung memeluk erat leher mamanya dan terus menggelengkan kepalanya seakan memberi kode bahwa dia tidak mau berpisah dengan sang mama

"Tidak hiks Jisungie tidak mau pergi... Jisung mau sama mama" tangis anak itu, suaranya dipenuhi isak tangis yang tulus, suaranya terdengar menggema

"Jisung pulang sama papa ya nanti papa belikan mainan buat Jisung... Nanti papa belikan ice cream untuk Jisung.. Jisung mau ice cream" Bujuk Jaemin, mencoba menarik perhatian putranya dengan janji-janji manis yang sepertinya sudah dihafalnya dari setiap kali mendengar orang tua lain berbicara dengan anak-anak mereka.

Jisung kembali menggeleng"ndak mau mama yang temani Jisung belajar, mama yang memasak untuk jisung, menyayikan Jisung lagu tidur, mendongeng untuk Jisung dan mama yang selalu ada sama Jisung saat Jisung sedih dan jisung senang... Papa tidak ada di sini.. Di sini hanya ada jisung dan mama"ucap sang anak dengan berkaca kaca sambil mengusap pelan dadanya mengisyaratkan kalau di sana hanya ada dirinya dan sang mama, dunia yang seolah tidak cukup luas untuk memasukkan sosok Papa yang baru dikenalnya

Jaemin menghela napas lelah dia menyuruh sion untuk pulang lebih dulu dan mengatakan akan pulang sendiri

Jaemin masih harus membujuk anaknya untuk ikut dengannya, namun perasaan Jaemin bercampur aduk antara frustrasi atas rasa kasih sayang yang baru Jaemin temukan untuk anaknya sendiri.

Setelah Sion pergi jaemin menarik pelan jisungnya memeluk kembali anak itu dan terus membujuknya untuk ikut pulang dan langsung dijawab tidak oleh sang anak. Jisung terlalu terikat pada sosok mamanya, satu-satunya orang yang selalu ada untuknya.

Jaemin melangkahkan kakinya pelan menuju Renjun yang daritadi diam dengan pandangan kosong, Jaemin menggendong pelan tubuh ringkih itu dan membawanya masuk ke dalam rumah Renjun dan diikuti Jisung yang berjalan di belakang tubuh Papanya dengan langkah-langkah kecil yang tampak ragu.

Renjun hanya diam saat jaemin mendekati dan mengedongnya hatinya sakit saat harus berpisah dari sang anak.

Di dalam rumah, suasana terasa semakin mencekam. Jisung yang tadi berani menolak ajakan Papanya, kini hanya bisa diam dan menatap dengan penuh kebingungan. Sementara itu, Renjun merasa hatinya semakin hancur melihat bagaimana Jaemin begitu bertekad untuk memisahkan mereka.

Ya Renjun kalah dalam pengadilan hakim memutuskan kalau hak asuh atas Jisung di menangkan oleh Jaemin dengan alasan Jika hidup dan sekolah Jisungnya akan terjamin jika Jisung tinggal bersama Jaemin. Juga bukti keteledoran Renjun saat menjaga Jisung memperkuat keputusan hakim.

Ya Jaemin mendapat video cctv di dekat sekolah jisung saat Renjun terlambat menjemput Jisung dan keteledoran lainnya serta fakta bahwa Jaemin lah yang mendonorkan darah serta yang membawa Jisung kerumah sakit memperkuat keputusan hakim ketua

Renjun hanya mendapat jatah bertemu dengan jisung saat hari sabtu dan minggu saja. Keputusan ini seperti mimpi buruk yang tidak pernah Renjun bayangkan akan terjadi. Renjun merasa dunia runtuh seketika.

Jaemin meletakkan Renjun di sofa ruang tamu tersebut

"Aku akan membawa Jisung dengan atau tanpa izinmu bulan depan... Aku berhak atas hak asuh Jisung Renjun.... Kau harus mengerti... Walaupun dengan paksaan aku akan membawa Jisung jangan harap kau bisa mencegahku" kata Jaemin sambil menatap manik Renjun dengan tatapan tajam yang penuh intimidasi.

Jaemin pun mendekati kembali Jisung yang memeluk erat pinggang mama nya

Membelai pelan wajah dan rambut sang putra dengan harapan bisa meredakan kegelisahan dalam hati kecil Jisung.

"Jisung Papa pulang dulu ya... Papa akan menjemput Jisung jika sudah saat nya... Papa sayang jisung... Papa akan sering berkunjung kemari" dan hanya di jawab keterdiaman sang anak yang masih bingung dan takut.

Jaemin pun mengecup pelan surai sang anak dan pergi dari rumah Renjun, meninggalkan bayangan sosoknya yang besar dan kuat namun terasa dingin di mata Renjun.

.
.
.
.

Malam harinya Renjun memeluk erat Jisung nya Renjun tak ingin Jisung pergi jauh, Jisung dalam dekapan hangat mamanya bertanya "apa pria tampan tadi beneran papanya?" Renjun hanya membenarkan. Menjawab perkataan anaknya hanya dengan anggukan dia tak mampu berbicara

"Dia sangat tinggi dan sangat tampan. Dan mobilnya sangat keren."ucap Jisung polos, matanya berbinar seolah mengenang pertemuan singkatnya dengan sosok Papa yang baru ia kenal.

"Sudahlah, jisung. Waktunya tidur."ujar pelan sang ibu, mencoba menenangkan anaknya sambil menahan air matanya yang ingin jatuh.

"Ma, anak-anak lain bersama ayah dan ibu mereka. Papa sudah kembali, tapi kenapa kita tidak tinggal bersama, kenapa Papa hanya ingin tinggal sama jisung?"

Renjun beralasan Jika Papa datang hanya untuk melihat Jisung, tapi Papa harus kembali ke Sekolah Sihir karena ada banyak orang jahat di sana. Nanti kalau papa sudah mengalahkan mereka semua, Papa akan kembali dan menemani Jisung.

Ya hanya Jisung bukan dia batinya miris

"Baiklah. Kalau begitu, Papa tidak akan pergi lagi, kan? Apa Papa akan tinggal di sini selamanya."

"Iya, Papa akan kembali. Sekarang tidurlah."

Jisungpun terlelap dalam dekapan hangat mamanya tanpa menyadari isak tangis yang berusaha di tahan oleh sang mama, air mata Renjun membasahi bantal dan surai lembut sang putra

Iya hanya akan kembali mengambilmu nak dan membawamu jauh dari jangkauanku batin miris Renjun

My Love✔️ [JaemRen ver]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang