Renjun dengan hati-hati mengoleskan salep ke luka Jaemin, mengobati bekas pukulan yang didapat Jaemin setelah menghajar orang-orang yang menghina Renjun. Meskipun pihak keamanan sudah berusaha menahan, salah satu suami dari orang yang dihina Jaemin akhirnya balas memukulnya. Renjun pun menarik Jaemin pulang sebelum keadaan semakin kacau.
“Sudah selesai,” ucap Renjun lembut sambil meniup luka di sudut bibir Jaemin.
Namun, Jaemin tetap terdiam, amarahnya belum sepenuhnya padam. Wajahnya masih menampakkan kemarahan, terutama setelah mendengar ibu dari anaknya dihina seperti itu. Jaemin mengepalkan tangannya, mencoba meredam emosi yang masih berkobar di dalam dirinya. Setelah menarik napas dalam-dalam, Jaemin menangkup wajah Renjun dengan kedua tangannya.
“Renjun, apa ada yang sakit? Apa mereka menyakitimu? Mana yang sakit, biar aku obati,” tanya Jaemin dengan suara serak penuh kekhawatiran.
Renjun tertegun. “Aku tidak apa-apa, Jaem. Mereka tidak memukulku,” jawabnya pelan sambil menggenggam tangan Jaemin.
“Tapi di sini pasti sakit, kan?” Jaemin meletakkan tangannya di dada Renjun.
Renjun terdiam sejenak. Benar, hatinya memang sakit. Siapa yang tidak sakit hati ketika dihina? Tanpa disadari, air mata mengalir di pipi chubby-nya. Jaemin langsung menarik Renjun ke dalam pelukan hangatnya, Jaemin dapat merasakan beban yang teramat berat di hati Renjun. Jaemin mencium berkali kali surai lembut Renjun mencoba menyalurkan ketenangan.
“Maafkan aku, Renjun,” bisik Jaemin penuh rasa bersalah. “Kalau aku dan Jisung tidak ada dalam hidupmu, mungkin kau tak akan mendengar hinaan seperti itu.”
“Hiks... perbuatan kita memang salah Jaem. Tapi Jisung tidak pernah salah. Anak kita tidak salah, dan tak akan pernah salah,” ucap Renjun terisak, suaranya semakin lirih.
Renjun dengan lembut mengelus perut ratanya mengenang masa-masa ketika Jisung berada di dalam kandungannya. Selama sembilan bulan Jisung adalah penghiburan sekaligus kekuatan baginya.
“Kau tahu, Jaem... sejak Jisung ada di dalam kandunganku, dia tidak pernah merepotkanku. Bahkan saat dia lahir, Jisung selalu membuatku bahagia. Dia yang menjadi sandaranku, memberiku kekuatan untuk bertahan,” ucap Renjun sambil terus mengelus perutnya yang kini kosong.
Jaemin merasa hatinya remuk mendengar kata-kata Renjun. Dengan penuh penyesalan, Jaemin berlutut di depan Renjun, menyentuh perut yang pernah menjadi rumah bagi anak mereka. Jaemin menyingkap sedikit kaos Renjun, memperlihatkan kulit putih halus Renjun yang terdapat bekas luka operasi cesar, lalu dengan tangan besar, Jaemin mengelus perut Renjun.
“Dulu, Jisung ada di sini... dan aku sebagai ayah tak tahu apa-apa,” gumam Jaemin penuh penyesalan, suaranya bergetar.
Renjun menunduk menatap Jaemin yang masih berlutut di hadapannya. “Kalaupun aku memberitahumu saat itu, kau pasti tak akan percaya padaku. Kita melakukan itu saat keadaan mabuk lalu kalau aku datang padamu apakah kau percaya Jisung anakmu? Kau pasti akan meragukan bahwa Jisung anakmu, seperti saat kau ragu mendonorkan darahmu untuknya.
Lalu bagaimana kalau saat itu aku datang padamu dan mengatakan sedang mengandung putramu kau akan mengusir ku? Menyebutku penipu? Atau mengataiku jelang?. Kau pasti akan mengatakan aku hanya pria yang bisa di beli kan..?
Kau akan bilang bukan hanya kau yang menyentuhku?
Atau kau mau bilang aku berbohong dengan mengaku ngaku hamil anakmu supaya mendapat harta dari keluargamu.Aku tidak bilang padamu karena aku takut jen aku sangat takut hiks aku tidak punya sandaran saat itu lalu kalau kau mengusir ku aku harus bagaimana? Jadi aku memilih untuk pergi dan tak pernah datang menemuimu bahkan aku menjauh dari orang tua ku, aku juga menjauh dari orang orang yang aku sayang. Aku sangat takut saat itu Jaem,” ujar Renjun dengan suara yang dipenuhi kekecewaan dan luka Renjun hanya ingin mengatakan isi hatinya tidak salah bukan
Jaemin hanya mengangguk sambil menangis semua yang di katakan Renjun benar kalaupun dulu Renjun datang padanya dia pasti mengatakan hal itu
Jaemin tidak mudah mempercayai orang jika tak ada bukti Jaemin baru percaya kalau jisung anaknya saat sudah melakukan tes DNA jadi Jaemin menyetujui semua ucapan renjun
Jaemin terdiam, tak mampu berkata apa-apa. Renjun benar. Kalau pun dulu Renjun datang padanya, Jaemin pasti akan mengusirnya meragukan bahwa Jisung adalah anaknya dan menuduh Renjun berbohong untuk mendapatkan keuntungan dari keluarga Na.
“Maafkan aku, Renjun,” ucap Jaemij, air matanya tak terbendung lagi. Dia mencium perut Renjun, penuh rasa bersalah yang mendalam. “Aku menghancurkan masa depanmu. Seharusnya kau masih bisa melanjutkan kuliah S2-mu, menikmati hidupmu dan bersenang senang dengan sahabat sahabatmu... tapi aku menghancurkannya.”
Waktu itu saat mereka melakukan nya Renjun memang baru menyelesaikan S1 nya Renjun dan teman teman nya ke club dan bersenang senang merayakan hal tersebut lalu... Renjun bertemu Jaemin yang sama sama mabuk dan ya mereka melakukan nya
Seharusnya renjun memang melanjutkan kuliah dan mengambil S2 tapi kejadian itu membuat Renjun mengubur keinginannya melanjutkan kuliah dan malah kabur dari rumah
Renjun terisak lebih keras. Memikirkan banyak hal yang terjadi dulu. Setelah malam itu, hidupnya berubah sepenuhnya. Namun, Renjun tidak pernah menyesal memiliki Jisung.
“Tidak ada yang perlu disesali Jaem, semuanya sudah terjadi... sekarang kita hanya perlu memperbaikinya dan merawat Jisung dengan seluruh cinta dan kasih,” bisik Renjun. “Dan satu hal yang pasti, Jisung adalah anugerah terbesar dalam hidupku. Aku tidak pernah menyesal atas kehadirannya.”
Jaemin mengangguk dengan perasaan penuh penyesalan. Jaemin tahu tak ada cara untuk mengubah masa lalu dan dengan segala hal yang sudah terjadi Jaemin hanya bisa berusaha memberikan hidup yang lebih baik untuk Jisung dan Renjun.
Jaemin juga tidak bisa memungkiri kalau dia mulai memiki perasaan lebih untuk Renjun awalnya Jaemij memang sayang dan nyaman karna jisung saat itu Jaemin berniat membuat anaknya senang dan bahagia dengan apapun yang Jaemin miliki. Tapi lama kelamaan perasaan sayang itu timbul untuk Renjun. Awalnya memang Jaemin suka kepada Renjun karena paras ayu nya. Lalu kerena tubuh Renjun karna mereka sempat melakukan itu kembali. Tapi saat menyadari betapa sayang nya Renjun kepada Jisung. Jaemin menyadari kalau dia mencintai Renjun. Renjun dengan jiwa keibuannya meruntuhkan segala tembok yang Jaemin bangun dalam hatinya Jiwa Jaemin kecil dalam dirinya meraung tak ingin sang putra mengalami segala kesepian yang menimpanya dan saat bersama Renjun... jaemin merasa dicintai dan di sayangi oleh orang terkasih sangatlah bahagia
Mereka pun larut dalam tangisan dengan keadaan saling memeluk...
Menyalurkan rasa kasih sayang dan berusaha menebus rasa bersalah yang mendalam....
KAMU SEDANG MEMBACA
My Love✔️ [JaemRen ver]
Fiksi Penggemar[Remake] Di balik citra dingin yang selalu ditampilkan, Na Jaemin adalah seorang yang penuh perhatian. Namun, masa kecil yang dipenuhi kurangnya kasih sayang dari orangtua telah mengubah Jaemin. Orangtuanya, terutama ibunya, membentuk Jaemin menjadi...