17- confusion : kebingungan
.•♫•♬• Happy Reading •♬•♫•.
Pagi telah tiba seperti biasa Davin lah yang akan bangun pagi duluan. Waktu masih menunjukkan pukul 06.00 dimana matahari mulai memunculkan wujud nya.
Mengerjapkan mata nya beberapa kali sebelum akhirnya dia terduduk mencari handphone yang seingat Davin menaruhnya ditempat dia tidur.
Menemukan handphone nya yang berada samping nya hanya saja dia tidak melihatnya.
Berdiri dari kasurnya membuka kain gorden jendela nya. Davin berdiri di balkon menikmati angin pagi hari. Memang seluruh kamar mereka bertujuh akan mempunyai balkon dan juga ada balkon utama yang besar dan lebar atau bisa dibilang dengan rooftop.
Terletak nya dilantai 3 balkon ini menghadap kebelakang rumah yang bisa terlihat gedung-gedung besar kota ini.
Melangkahkan kakinya menuju ke kamar mandi untuk mencuci mukanya, merapikan rambut nya yang berantakan mengelap wajahnya dengan handuk kecil.
Setelah selesai dia menuju kearah lemari pakaian nya memilih baju yang akan dia pakai nanti.
Mengambil kemeja berwarna putih dan celana berwarna hitam dengan dasi berwarna hitam, itulah yang akan dia pakai nanti, setelah selesai dia duduk di sofa.
Davin mengambil handphone nya yang berada di saku nya, Memberikan Jay pesan di sebuah aplikasi. Kebetulan saat ini Jay online diaplikasi saling bertukar pesan.
_________________________________________
<< @JayAnda
Jay nanti ikut Abang bisa?
@Jay
Bisa-bisa aja sih Bang.
Anda
Yaudah pergi nya jam 9@Jay
sipp._________________________________________
Setelah selesai mengirim pesan kepada Jay, Davin kini berjalan kembali ke balkon, Berdiri diantara pagar penghalang.
Menghirup udara pagi yang sejuk, Kini matahari sudah memunculkan wujud nya. Melihat jalanan yang sudah dipenuhi kendaraan yang berjalan dengan tujuan masing-masing.
"Pagi yang indah," gumamnya memejamkan matanya menikmati pagi yang cerah hari ini.
Membuka kembali kedua mata indahnya, melihat pemandangan kota yang indah. Menatap kearah depan dengan tatapan kosong seperti sedang memikirkan sesuatu.
"Takut gagal," gumamnya singkat. Davin memikirkan tentang bagaimana nanti saat dia mengurus sekolah itu ada rasa perasaan tidak percaya diri didalam benaknya.
Takut akan mengecewakan sang ayah karena hal kecil, Davin menghela nafas berat. Tiba-tiba angin bertiup kencang melihat dia seorang laki-laki dengan baju yang sangat rapi berada disampingnya.
Mimpi atau halusinasi, melihat sang ayah berdiri tegak dengan tangan berada di saku nya tepat disamping dia berdiri.
"Papa," panggil Davin dengan bibir yang bergetar melihat sang ayah ada dihadapannya.
Yang berada disamping Davin adalah almarhum Rendra. Rendra berbalik menghadap sang anak.
"Davin kamu harus yakin kalau kamu pasti bisa, kamu harus lebih percaya diri lagi. Ini tidak sulit nanti akan ada yang membantu mu kamu hanya perlu menunggu, Papa tau kalau anak Papa yang satu ini tidak akan menyerah begitu saja, tidak akan pernah gagal dalam apa pun itu meskipun kamu gagal harus tetap semangat. Papa dan Mama akan selalu berada disamping kalian," Ucap almarhum Rendra mengulas senyuman kecil.
KAMU SEDANG MEMBACA
Seven Brothers
Fiksi UmumMenceritakan tentang kehidupan tujuh saudara yang selalu bersama, kisah kehidupan kedua setelah orang tua mereka yang sudah pergi meninggalkan mereka. Perjuangan untuk membanggakan kedua orang tuanya dengan Davin yang menjadi seorang pemimpin di per...