14🌹

341 30 0
                                    


Mumpung lagi ada ide jadi lanjut nulis😁
.
.
.
.
.

*********************************

" Jae marah yongie  hikss" Racau jaehyun sejak satu jam yang lalu . Kepala nya menyelusup di leher jenjang taeyong.

Bisa taeyong rasakan basah dan berlendir di leher nya. Saat ini mereka sudah berada di dalam kamar.

" Mau sampai kapan Jae nangis terus sayang?.nanti  Kepala Jae  pusing" Tangan taeyong mengelus surai rambut jaehyun.

" Ndak tau hikss. jae mau nangis terus aja sampai dedek nya pergi dari perut mommy. "

Taeyong memutar bola matanya jengah melihat tingkah sang suami yang berbicara tidak masuk akal.

" Hikss kenapa gak di pelut yongie saja dedek bayi nya. "   Tubuh jaehyun terbangun dia menatap dalam penuh harap pada perut taeyong. Jangan lupakan tangan nya yang mengelus perut rata itu .

Hati taeyong berdesir merasa terenyuh. Dia juga sudah berharap ada kehidupan di dalam perutnya.

Mereka bahkan berusaha dalam proses pembuatan nya. Namun belum ada tanda tanda  kehamilan yang taeyong rasakan.

" Karna kita belum di percayakan Tuhan untuk merawat dedek bayi. Tuhan tau mana yang terbaik untuk kita Jae. Mungkin Tuhan ingin kita belajar terlebih dahulu jadi orangtua yang baik lewat adik bayi Jae yang di perut mommy. "

" Jae ndak suka adik dalam perut mommy " Sela jaehyun tak suka

"Jae mau kan ada adik bayi di perut yongie? "

Kepala jaehyun mengangguk semangat.

" Tapi Jae kan gak suka adik bayi? "

" Suka. Tapi harus yang di perut yongie "

" Sama aja"

" Beda"

" Sama sayang"

" Beda" Tegas jaehyun tetap dalam pendirian nya.

Tangan taeyong terulur mencubit pipi gembul jaehyun yang memerah dan sembab itu. " Sama cintaku"

" Ih kok yongie gitu cih. " Kesal jaehyun menatap taeyong garang bak kucing melahirkan.
" Pokokna Jae mau dedek bayi yang di perut yongie aja. "

" Iya iya terserah Jae saja. " Ucap taeyong mengalah tak ingin membuat suami gembul nya itu menangis kembali.






******************************



" Good morning kakak Jae" Sapa yunho tersenyum manis melihat putra manjanya yang baru saja datang. Dia sengaja memanggil Jaehyun dengan panggilan kakak agar mereka terbiasa.

" Ciapa yah?, kok Jae ndak lihat yongie? "  Hirau jaehyun berpura-pura tidak melihat sang daddy yang sudah duduk enteng di meja makan.

" Huh dasar bocah ingusan" Yunho memutar bola matanya kesal melihat tingkah kekanakan putranya itu. Padahal umur sudah tua tapi kelakuan masih seperti bayi.

" Kakak Jae ndak boleh seperti itu. Ayok sapa appa kembali. " Tegur Jaejoong lembut.

" Ndak mau" Tolak jaehyun dia menggeser kursi nya agar berjauhan dengan yunho.

" Kakak... "

" Ndak. Jae bukan kakak" Bentak Jaehyun memotong ucapan Jaejoong

" Jung jaehyun " Tegur yunho tegas menatap jaehyun datar

Jaehyun menelan ludahnya kasar mendapati tatapan dingin ayahnya saat marah. Dia memutar kepalanya kesamping agar tak berhadapan dengan mata tajam itu.

Sedangakan taeyong hanya bisa diam. Dia juga tidak tau lagi harus dengan cara apa membuat jaehyun sadar agar menerima adik nya sendiri.

DijodohkanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang