Bab 4

41 6 0
                                    

"Ya Tuhan. Akhirnya selesai juga," keluh Kmberly merenggangkan lehernya yang terasa kaku. Kimberly meneguk air mineral dalam gelasnya. Kemudian melihat jam tangan yang bertengker di pergelangan tangannya. "Oh Gosh! Jam 10 malam."

"Semua ini ulah Direktur si pintu kulkas itu," gerutu Kimberly. Dia menatap sekeliling diluar ruangannya yang sudah gelap semua, hanya ruangannya yang menyala.

"Bagaimana aku tidak sadar kalau semuanya sudah sangat gelap," gumam Kimberly.

Wanita itu bergegas memasukkan barangnya ke dalam tas dan bergegas keluar dari ruangannya setelah mematikan lampu.

"Hello..." teriaknya karena suasana disana terasa sangat mencekam. Kimberly mengeluarkan ponselnya dan menyalakan flash handphone. Dia berjalan dengan melihat ke kanan dan kiri kemudian menoleh ke belakangnya. Benar-benar tak ada siapapun selain dirinya disana.

Wanita itu mempercepat langkahnya menuju lift. Dia menekan tombol lift dan menunggu lift yang ada di lantai dasar untuk sampai di lantai 40.

"Lama sekali," gumamnya. Dia tidak mungkin menggunakan tangga darurat untuk turun. Pasti akan sangat menakutkan.

Kimberly mendengar derap langkah mendekat. Dia semakin gelisah, bahkan keringat dingin mulai memenuhi pelipisnya.

"Siapa itu?" teriaknya. "Sam... Sammy..?" panggil Kimberly memanggil OB disana. Tetapi tak ada jawaban, mendengar suara derap langkah itu semakin mendekat bersamaan dengan pintu lift terbuka.

Kimberly bergegas masuk dan menekan tombol untuk menutup pintu segera.

"Arghhh!!!!" jerit Kimberly hingga terduduk di lantai saat seseorang menahan pintu lift yang hendak tertutup rapat.

"Jangan menggangguku! Pergi.... Aku tidak mengganggu hantu!" Kimberly berucap dengan menutup wajahnya menggunakan kedua tangannya.

"Apa aku terlihat seperti hantu?" pertanyaan itu membuat Kimberly membeku di tempatnya. Wanita itu mengintip dari celah jemarinya dan terlihat sosok tampan dengan setelan jas rapi berdiri menjulang di hadapannya.

Wanita itu menurunkan kedua tangannya dan menatap sosok di depannya itu. "Tn. Danial?"

"Ya. Apa aku terlihat seperti hantu?" tanya Danial dengan begitu dingin.

"Ti...tidak sama sekali. Anda terlalu tampan untuk jadi seorang hantu," jawab Kimberly dengan polos. "Emm.. maksudku-" Kimberly tidak menyadari kata-kata yang terlontar dari mulutnya.

"Bangunlah," ucap Danial seraya menekan tombol lift yang sejak tadi tertahan di lantai itu.

Kimberly berusaha untuk bangun tetapi dia malah terjatuh kembali karena hak sepatunya tergelincir.

"Apa kau selalu bermasalah dengan sepatumu?" sindir Danial seraya mengulurkan tangannya ke arah Kimberly.

Kimberly menyambut uluran tangan pria itu dan beranjak dari posisinya hingga tubuhnya menabrak dada bidang pria itu.

Deg

Danial terpaku saat merasakan sentuhan tangan mereka. Sentuhan hangat yang mengingatkannya pada seseorang, di tambah tatapan mata itu yang sangat mirip dengan wanita di masalalunya.

Dengan cepat Danial menepis tangannya dan menjaga jarak dari Kimberly, membuat wanita itu kebingungan dengan perasaan tak nyaman.

"Emm, saya pikir anda sudah pulang," ucap Kimberly membuka suara untuk menghilangkan kecanggungan di antara mereka.

Bukan Wanita PenggantiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang