Kimberly baru saja sampai di kediamannya. Dia membuka pintu rumahnya dan berjalan masuk, disana ada wanita paruh baya yang bekerja di rumah Kimberly bernama Alice. Perempuan itu bekerja sudah sangat lama di keluarga ini, bahkan dari mendiang Ibu Kim masih hidup.
"Alice, apa Dad sudah bangun?" tanya Kimberly.
"Tn. Bill Zion sedang ada di halaman belakang," jawab Alice.
"Oke."
Kimberly berjalan menuju halaman yang ada di belakang rumah mereka. Dia menggeser pintu penghubung dan melihat pria tua yang duduk di atas kursi roda memandang ke arah perkebunan bunga yang di tanam oleh Ibunya Kim di masalalu.
Gadis itu membawa langkahnya mendekati Bill. "Hai Dad," sapa Kim memeluk leher Bill dari belakang.
"Hai Sweety, kamu sudah pulang?" tanya Bill.
"Ya, baru saja. Bagaimana kondisi Dad?" tanya Kimberly.
"Daddy sudah lebih baik," jawabnya.
"Jangan terlalu lelah dan banyak-banyak istirahat," serunya membuat Bill menganggukkan kepala.
"Bagaimana pekerjaan barumu? Kamu hebat bisa masuk ke perusahaan GM yang sangat terkenal di Britania," ucap Bill.
"Mungkin sudah takdirnya," kekeh Kimberly.
"Kalau begitu pergilah mandi, aroma tubuhmu sudah bercampur aduk dengan asap kendaraan dan keringat," gurau Bill membuat Kimberly terkekeh.
"Oke, Dad. Aku masuk dulu ya, nanti kita makan malam bersama," pamit Kimberly.
"Oke."
Kimberly beranjak menuju kamarnya. Dia melepaskan tas dan mantel yang di gunakannya. Ingatan Kimberly kembali melalang buana pada sepatu yang diberikan atasan barunya itu.
"Pria itu benar-benar misterius dan tidak bisa di tebak," gumamnya menggulum senyumannya. Gadis itu pun beranjak menuju kamar mandi dan melepaskan seluruh pakaiannya. Dia masuk ke dalam bathup dan berendam air hangat disana untuk menormalkan kembali otot-ototnya yang tegang.
***
Danial masih sibuk dengan pekerjaannya di dalam ruangan kerjanya di mansion.
"Kak," panggil Rain membuka pintu ruangan itu membuat Danial melihat ke arahnya.
"Ada apa?" tanya Danial melihat ke arah adiknya itu.
"Aku bosan," keluh Rain.
"Kamu hubungi saja Dilbara, untuk menemanimu selama disini," ucap Danial.
"Kak Dilbara sibuk. Emm, Kak..." Rain mendekati Danial.
"Apa Rain? Kakak sedang sibuk," jawab Danial.
"Emm... aku boleh pinjam Dimitri sehari saja," ucap Rain membuat Danial mengernyitkan dahinya.
"Dimitri?" tanya Danial membuat Rain menganggukkan kepalanya berkali-kali. "Dia sibuk. Cari yang lain."
"Ahhh Kak Danial. Pelit sekali," keluh Rain. "Makanya cepat menikah, biar aku ada teman."
"Walaupun aku menikah, aku tidak akan membiarkan istriku jadi pengasuhmu." Rain mencibir mendengar ucapan Danial itu.
"Kak Danial pelit. Tau gini aku di London saja," ucap Rain.
"Pulanglah."
"Kakak mengusirku?" pekik Rain saat sampai di pintu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bukan Wanita Pengganti
RomantizmDanial memiliki kisah masalalu yang begitu kelam. Dimana dia mendapatkan pengkhianatan terpahit dari wanita yang begitu dia cintai. Selama lima tahun Danial harus menderita dengan mimpi buruk dan rasa sakit yang tidak pernah sembuh. Luka tusukan yan...