BAB 1 BERUBAH

299 57 3
                                    

Kali aja ada yang ngomong, "Bukannya nerusin novel pertama malah bikin novel lainnya!" Ini JUGA MASIH GW TULIS BENERAN! Cumaaa, gw nggak mau nulis 'omong kosong' karena jadwal yg emang lagi padet.

Kisahnya Casius itu gw tulis dengan cukup serius. Beda dari yg ini, yg emang tujuannya cuma buat selingan [buat pelampiasan beban pikiran tepatnya TT]. Kisah ini plotnya mungkin bakalan klise dan umum ditemukan. Jadi, kalo masih mau baca, ya lanjut ajaa. Kalo mau out, ya silakan~

Btw, jangan lupa vote, komen, sama follow kalo suka! Biar diri ini makin semangat nulis!

Typo tandai!

.

.

.

Theon menyerah. Sepertinya dia mulai merasa bahwa ranah ini tidak lagi merujuk pada bidangnya.

Setelah mengatakan beberapa hal lagi, Theon tiba-tiba merasa tatapan menusuk dari arah depan.

"... Ada apa?" Jujur, mata gelap itu terasa seperti akan menembus kepalanya.

Setelah diam beberapa saat, pemuda di atas brankar akhirnya mengucap satu kata. "Biaya."

Theon berkedip beberapa kali. 'Biaya?'

"Ooh." Dokter muda itu tersenyum.

"Jangan khawatirkan itu. Istirahat saja yang banyak. Saya harap kamu cepat sembuh. Saya akan keluar sebentar untuk menghubungi seseorang."

Setelah mengatakan itu, Theon benar-benar meninggalkan bangsal Alfa.

Alfa, pemuda yang akhirnya ditinggal sendirian itu mengalihkan pandangannya dari pintu. Menghadap jendela, matanya memperhatikan pemandangan asing yang terpampang di sana. Setelah beberapa saat, Alfa kembali menatap pintu.

Tak ada yang tahu apa yang dia pikirkan saat itu.

Sementara itu, di tempat lain...

Jari Theon bergerak sangat lincah di layar Hp-nya, mencari satu kontak yang ingin dia hubungi.

Tut.

[Theon? Ada apa?]

Mendengar nada bingung yang dilontarkan rekannya, Theon merasa kesal.

"Apa kau belum mendengarnya, Reyna?"

[Mendengar apa?]

"Keponakanmu, Rafael, jatuh dari apartemennya!"

[Apa?!]

"Segeralah kemari! Aku akan mengirimkan nomor seseorang setelah ini. Hubungi dia dan suruh dia datang juga!"

[Tapi, kenapa harus aku-]

"Reyna." Theon menarik napas untuk meredakan emosinya. "Ini darurat."

Ada jeda yang cukup lama sebelum seseorang di seberang menjawab.

[Baiklah.]

Setelah itu, panggilan pun terputus.

Bukannya dia ingin memaksa temannya, hanya saja keadaan ini benar-benar darurat.

Ini bukan pertama kalinya Theon merawat Rafael. Entah itu karena sakit, alergi, bahkan luka lain yang entah dia dapat dari mana, Theon lah yang merawat luka-luka itu sebelumnya. Karena itu juga Theon akhirnya tahu. Tidak ada seorangpun dalam keluarga Rafael yang benar-benar mempedulikannya.

Pernah sekali Theon menghubungi orang tua Rafael dan semuanya menjadi kacau saat itu juga. Tidak hanya mengolok-olok Rafael, para bajingan itu bahkan memukulinya di depan umum, DI LINGKUNGAN RUMAH SAKIT!

FUGUE: Mantan Bos Gangster Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang