Hm... sekarang gue tau kenapa banyak penulis male MC suka negesin kalo karyanya bukan BL. Karena itu gue mau bilang... JANGAN MASUKIN NOVEL GUE KE READING LIST BL ANJIRR!!!! HUAAAAAAA!!!!! ಥ╭╮ಥ
Btw, jangan lupa vote, komen, sama follow kalo suka! Biar diri ini makin semangat nulis!
Typo tandai!
.
.
.
BRAAAKKKK!
"DADDYYY!!"
"MAMAHH!"
"PAPAAHH!"
"JANGAN MACEM-MACEM DI DEPAN BOS!"
Alfa menyeringai dalam. Mata hitamnya berkilat dengan niat tak terbaca.
Tak ingin tinggal lebih lama, Alfa pun beranjak dari tempat duduknya. Ia mengabaikan segala teriakan dan mata tajam yang terarah padanya.
Di ambang pintu, seorang pemuda, Rio, mendekatinya dan menunduk.
"Serahkan pada kami."
Alfa menarik sudut bibirnya.
"Oke."
Beberapa pemuda yang tersisa segera membukakan jalan untuk Alfa, melindunginya dari amukan para wali.
Heh. Mereka pasti tidak menduga anak-anak yang mereka jaga akan melindungi orang yang menghajarnya. Tapi, berkat itu juga Alfa bisa pergi dengan tenang tanpa seorangpun menghalanginya.
Hanya saja... mau kemana gue sekarang?
Katakanlah dia berhasil mengokohkan posisinya di sekolah, masalahnya setelah di LUAR sekolah! Alfa benar-benar tidak memiliki apapun. Bahkan tempat tinggal.
Bukan berarti orang itu (Reyna) tak menawarkan bantuan. Hanya saja untuk beberapa alasan- gue nggak bisa percaya sama dia. Terlebih, berada *di bawah seseorang bukanlah sesuatu yang menyenangkan baginya.
*Karena Alfa adalah 'penerima', dia pikir posisinya lebih rendah dari 'si pemberi'.
Apapun yang terjadi, gue harus cari rumah dengan tangan gue SENDIRI-
Klang!
Hm?
Siapa sangka, calon korban- UHUK! Calon dermawannya akan muncul dengan sendirinya?
Alfa tersenyum sementara pemuda yang dia targetkan belum menyadari seseorang yang menatapnya sangat lekat.
Pemuda itu (Alfa) melangkahkan kakinya dengan tenang. Mendekati sosok yang tampak akan mengayuh sepedanya.
***
Mari berkenalan!
Pemuda ini bernama Julian. Salah satu siswa Hamilton Internasional Academy angkatan kedua -sepantaran Alfa.
Ngomong-ngomong, tidak seperti 'Rafael' yang tak punya peranan apapun di sekolah, Julian telah menyumbangkan banyak penghargaan melalui olimpiade dan lomba lainnya. Dia jelas golongan orang-orang yang memiliki otak encer.
Namun, sebagaimana klise ada umumnya. Di dunia ini, jika kamu menunjukkan kelebihan tanpa 'kekuatan' yang mendukung, kamu hanya akan menjadi bahan olokan. Lebih parahnya... perundungan.
Dan itulah yang terjadi pada Julian.
"Ugh." Sakit sekali.
Julian memegang perutnya yang nyeri. 'Mereka' memukulinya lebih keras hari ini. Bahkan menguncinya di kamar mandi tak terpakai. Jika bukan karena staff kebersihan yang kebetulan lewat, entah bagaimana nasibnya nanti.
KAMU SEDANG MEMBACA
FUGUE: Mantan Bos Gangster
ActionSuatu hari dua remaja datang padanya dengan wajah muram dan kaku, merusak hari damainya yang jarang terjadi. Tak hanya merusak harinya, mereka bahkan menanyakan pertanyaan absurd yang membuat ayam tertawa. "Dari dunia mana Anda berasal?" "..." "Lo p...