BAB 4 KEJADIAN TERAKHIR DI RUMAH SAKIT

193 38 8
                                    

Aaahhhh!!!! Cape banget!!! Cape gue ngadepin manusia-manusia ini! Makin dewasa bukannya makin tanggung jawab malah makin impulsif anj! Hhhhh... capeeeee T^T

Btw, jangan lupa vote, komen, sama follow kalo suka! Biar diri ini makin semangat nulis!

Typo tandai!

Um... Mulai dari sini mungkin akan ada banyak kata kasar (dan nggak saia sensor karena sensor itu mengganggu_-) dan kekerasan. Harap baca dengan bijak!

.

.

.

Sementara itu, di tempat yang berbeda...

"Jadi? Kenapa lo manggil gue ke sini?"

Tangannya bersedekap, satu kaki disilangkan di atas kaki lainnya, dan kepalanya yang terangkat tinggi itu... Arkanna jelas memasang tampang manusia yang ingin dihajar saat itu juga. Meski begitu, Alfa tampaknya tak begitu terpengaruh. Dia masih stay dengan wajah poker dan mata malasnya, menatap pemuda lain seolah melihat ayam bertingkah.

Dan dengan ekspresi yang sama, Alfa berkata, "Siapa yang manggil?"

Arkanna, makhluk kasar yg datang tak diundang: "Hah?"

Nggak dipanggil. NGGAK DIPANGGIL KATANYA?!

"HEH! Asal lo tau ya, njing! Gue tuh udah nungguin elo berjam-jam (walau aslinya cuma sejaman sih)! Lo kira enak apa cuma bisa berdiri mondar-mandir depan ruangan lo?! ENGGAK ANJIR! Dan apa lo bilang tadi? Nggak manggil? NGGAK-MANG-GIL?!"

BRAKK!

"Lo pikir ngapain gue nungguin elo berjam-jam HAH?! Itu semua karena elu, bangsat! LO YANG NYURUH GUE NUNGGUIN SEBELUMNYA!!!"

"..." Alfa hanya menonton pemandangan anak ayam yang melompat-lompat itu dengan tenang. Suasana hatinya jadi lebih baik dari sebelumnya.

Mereka memang mirip.

Dalam kehidupan jalanannya, Alfa mengenal seseorang dengan mulut bebek seperti anak ini yang tak mau diam kecuali dia pingsan.

Kalau dipikir-pikir, sepertinya usia mereka juga sama. Sering ke rumah sakit juga, tapi sering kabur.

"Ngapain senyum-senyum?! Lo kira gue bercanda HAH?!"

Alfa tersentak. Sepertinya di sedikit melamun.

Alfa hanya merenung sesaat, namun tampaknya anak muda di depannya ini tak memiliki kesabaran yang cukup untuk menunggu respon Alfa.

"AAAH BODO LAHH! GUE MAU CABUT!"

Arkanna yang sangat kesal pergi dengan menghentak-hentakkan kakinya. Pemuda itu membuka pintu geser seolah ingin membantingnya. Namun saat dia mendengar gebrakan pintu dan dinding yang bergetar karena ulahnya, tiba-tiba anak itu memperlakukan pintu dengan lebih lembut dan menutupnya dengan sangat hati-hati.

Sementara Alfa? Pemuda itu tak terlalu peduli sebenarnya. Terserah saja jika dia (Arkanna) mau pergi. Alfa hanya sedikit penasaran karena tingkah anak itu mirip dengan seseorang yang dia kenal.

'Ah...' Tiba-tiba Alfa merasa hampa. Meski pemuda itu tak menunjukkan ekspresi yang berbeda sejak dia bangun, dia juga sudah mengalami banyak hal.

Dia yang dianggap baru melakukan percobaan bunuh diri -Alfa mendengarnya dari orang yang membawanya ke rumah sakit. Dikenali sebagai orang yang salah (Rafael). Dan sepertinya orang-orang menganggap Alfa mengalami gangguan mental.

FUGUE: Mantan Bos Gangster Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang