Pagi itu, jin menjemput dita setelah memberitahunya, jika mereka akan pergi ke apartemen adora.
"apa masih lanjut adora belajarnya oppa". Tanya dita ."ya masih minta bantuanmu dita" kata jin."Di apartemen saja, karna jika di studio perusahaan, yoongi tidak senang kau datang kesana. Kau dari agensi berbeda, takutnya ada skandal kedepanya.
"dasar, pria dingin itu" kata dita dalam hati.
Jin mengantarkan dita ke apartemen adora setelah memberitahu lantai dan no apartemen adora. "Dita mau dijemput telpon saja, saya kembali ke perusahaan, ada sedikit pekerjaan" kemudian jin meninggalkan dita.
Sampai di depan pintu apartemen yang yang diberikan oleh jin dita menekan belnya
Dua kali dita menekan bell apartemen adora. Ketika mau menekan bell yang ketiga. Pintu apartemen terbuka. Namun yang berdiri di hadpanya bukan adora melainkan suga. "anyongaseo sumbenin" kata dita menunduk pada suga.
"masuklah dita." kata suga mempersilahkan.
Dita tidak kaget suga ada disana kan adora tunangan suga, ya pasti lah mereka satu apartemen
"dih barusan senyum, ramah lagi... Kemarin, ketemu judes . Mana senyumnya manis banget. " kata dita dalam hati.
Sebentar adora masih dikamar, kau mau minum kopi? " tawar suga. Kebetulan saya lagi buat kopi
"tentu saja" kata dita.
Suga membawakan kopi buat dita."kamu sama siapa kesini? " tanya suga lagi.
"tadi diantar, jin oppa sunbe, cuma katanya ada kerjaan makanya tidak bisa mampir. Jawab dita tersenyum ke arah suga. Suga menganguk.
"Pangil oppa saja dita, lagian kamu calon kakak ipar ku" kata suga tersenyum.
Dita meminum kopi yang tadi disediakan suga. Suga tersenyum pada dita. "enak? " tanya suga, dita mengaguk saja.
Tak lama adora muncul dari dalan kamar. "dit ke studio yuk" kata adora mengajak dita masuk ke salah satu ruangan di apartemen itu. Ruangan besar yang dipenuhi berbagai macam ornamen permusikan, yang biasa dita lihat jika mau rekaman.
"dit saya mau cover lagu ini, kata adora memperlihatkan tulisan lagu "galih dan ratna". Wah selera musik seorang producer memang tak bisa diragukan lagi.
Dita melatih pelafalan, dengan serius dia mengajari adora. Adora juga sangat mudah mengerti. Cukup serius sampai adora fokus pada ponselnya seperti dapat pesan.
Dit saya minta tolong bisa, ada urusan ditempat kerja, saya harus pergi sebentar saja. Kamu jangan pulang dulu ya, ada oppa dia tidak ada jadwal latihan hari ini. "kata adora memohon.
"tapi oenni" kata dita tidak terima.
"pleasee" mohon adora.
Dita menganguk setuju.
"chagiaa.., pangil adora Pada suga. Tak lama suga muncul di pintu studio. Saya ke perusahaan sebentar. Tadi ada telpon, ada yang mesti dia selesaikan. " Suga menganguk saja. Dengan buru buru adora meninggal suga dan dita.
Suga duduk disofa sambil mengambil gitarnya.
"kau bisa bernyanyi?" tanya suga ramah.
"tentu saja oppa saya juga seorang idol, jawab dita mengejek, suga tertawa.
"yang saya tahu kamu kan main dancer" kata suga lagi.
Kita coba lagu ini, kata suga memetik gitarnya. Dita yang tahu lagu itu pun mulai bernyanyi.
"wah dita, suara mu bagus sekali.. Untuk seorang main dancer kata suga memuji.
"tidak juga oppa. Main vokal kami juga suaranya bagus." kata dita menambahkan."kau menunggu hyung menjemput mu? " tanya suga.
"iya.. Oppa" saya telpon jin oppa dulu.Dita menelpon ponsel jin, tapi tidak diangkat.
"kenapa? " tanya suga. "tidak diangkat oppa." jawab dita.
"kau sudah makan? ". Belum, mungkin nanti pulang saya makan kata dita lagi.
"makan disni saja sambil menunggu hyung.. Kata suga lagi, biar aku yang masak"
Suga dan dita meninggalkan studio mereka menuju dapur apartemen itu."oppa saya bantu ya,."kata dita. Mengikuti suga kedapur. Suga memasangkan apron pada dita. Mereka memasak bersama, dita kebagian memotong motong sayuran, suga sangat mahir memasak.
"dita menurut mu aku orangnya dingin ya? " tanya suga pada dita, tiba tiba.
"Huh? " jawab dita "saya tidak perna mengatakanya oppa" kata dita lagi.
"benarkah?? " tanya suga tersenyum lagi lagi memperlihatkan gummy smilenya. Dada dita seketika berdesir.. "cakep banget senyumanya" kata dita dalam hati."kenapa aku deg degan ya" diam menatap suga.
Dita nampak tidak fokus, alsia jari telunjuknya teriris, "akhhh." menjerit pelan.
Suga melihat dita memegang jari telunjuknya yang mengeluarkan darah. "dita kenapa kamu tidak hati hati," kata suga memasukan jari dita kemulutnya untuk menghentikan darah yang keluar.
Dita terdiam seribu bahasa. Menatap suga, begitupun dengan suga yang menatap dita. Dada dita berdegup sangat kencang. Sampai sakit pada tanganya tidak dirasa.
"dita sadarlah dia punya tunangan"kata dita menyadarkan dirinya sendiri.Menarik pelan tanganya dari mulut suga. Suga tersadar memegang tangan dita dan membersihkanya diwastafel. Mengambil obat dan memakaikan pada dita setelah itu dia menutupnya dengan plaster.
Bagaimana mungkin, dia berpikir kalau lalaki ini ada lelaki dingin. Dia sangat hangat dan dewasa.
"kau duduklah, biar aku yang selesaikan memasaknya kata suga. Dita duduk di kursi meja makan sambil memperhatikan suga.
Jika seperti ini bukankah mereka telihat seperti pasangan. "Huh.. Jangan Baper dita" lagi lagi dita mengingatkan dirinya. Tapi suga benar benar terlihat keren.
Bersambung
KAMU SEDANG MEMBACA
I Need You
FanfictionJatuh cinta itu mudah, tapi menemukan orang yang tepat itu susah...