Sorry for typo
Selamat Membaca ✨❤️
Sesuai perjanjian, Bulan dan Baskara memilih untuk tidur di kamar dengan satu syarat kalau Baskara tidur di lantai, sementara Bulan tidur di kasur. Perdebatan kecil sempat terjadi, tapi akhirnya Baskara memilih untuk tidur di karpet bulu yang Baskara tahu itu pasti bukan karpet pilihannya. Pria itu tidak pernah terpikir untuk membeli karpet berbulu apalagi diletakkan di kamarnya.
“Bas? Kamu udah tidur?” tengah malam Bulan masih terjaga. Perempuan itu tidak bisa tidur karena berada di rumah orang lain, lebih tepatnya suaminya. Ya, kata orang.
“Hm. Belum,” pria itu menjawab sambil memeluk guling dan membelakangi Bulan yang memandangnya dari atas ranjang.
“Kamu serius, kan, gak bakal ngapa-ngapain aku?” tanya perempuan itu lagi. Ia benar-benar takut tidur sekamar dengan laki-laki yang masih ia yakini bukan suaminya sendiri.
“Iya. Aku janji,” kata pria itu.
Hening menyergap. Beberapa menit berlalu sampai akhirnya Bulan tertidur tanpa ia mau. Padahal ia sudah bersiap untuk tidak tidur sampai pagi karena ia masih was-was.
Baskara juga ikut tertidur.
“Groookkk... Groookkk...”
Mata Bulan terbuka mendengar suara dengkuran yang amat keras dari bawah. Ia sempat bermimpi dikejar babi hutan. Ia pikir hidupnya berakhir, tapi untung saja itu hanya mimpi. Suara babi di dalam mimpinya itu adalah suara dengkuran Baskara.
Perempuan itu menoleh ke arah Baskara yang tertidur dengan sangat pulas dan tubuh yang tidur terlentang seperti bintang laut.
“Bas!” panggil perempuan itu untuk membangunkan Baskara agar tidak mendengkur.
“Baskara!”
Bulan berdecak sebal karena Baskara tidak mendengarnya.
“Aduh... Bising banget... Gak bisa tidur,” perempuan itu bangkit untuk duduk dan memandangi pria tampan itu tidur dengan nyenyak di karpet.
“Bas! Sssttt!! Diem, Bas! Berisik, tau!” tegur Bulan.
Tak ada respon membuat Bulan terpaksa turun ke bawah dan mengambil bantal untuk menutup wajah Baskara dengan bantal agar suara dengkuran teredam.
“Suaranya gak kedengaran lagi. Aman,” kata Bulan tersenyum puas. Ia kembali ke ranjang dan merebahkan dirinya untuk tidur.
Baru beberapa detik ia menutup mata, matanya kembali terbuka untuk memastikan kalau Baskara baik-baik saja.
Ia kembali duduk dan memperhatikan Baskara.
“Huft. Masih napas, kok,” katanya setelah memastikan kalau perut Baskara naik turun menandakan pria itu bernapas.
Bulan kembali menutup matanya hingga ia tidur terlelap.
“Uhuk! Uhuk!” Baskara terbatuk karena tersedak ludahnya sendiri. Tangannya yang kekar menyingkirkan bantal yang menutup hidungnya yang susah untuk bernapas.
Dengan mata mengantuk, pria itu menoleh ke samping kanan dan kiri, menyadari kalau ia tidak seharusnya tidur di bawah. Tanpa sadar ia berdiri bangkit dan naik ke atas kasur.
Tangannya menepuki bantal dan perlahan merebahkan diri menghadap Bulan yang menghadap dirinya dengan wajah yang tampak tenang dalam tidurnya.
Tanpa sadar pula ia meraih tubuh Bulan, memeluk tubuh itu seolah Bulan adalah guling.
![](https://img.wattpad.com/cover/375818151-288-k208563.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
✓ 49. J - Our Sweet Dreams (Jangkku Ver)
Literatura Feminina"Ini kapan kita nikahnya?" ⚠️ Berisi keuwuan