- sepuluh -

287 38 21
                                    



























Selamat Membaca 🌼✨









“Ma? Aku beneran koma dua hari?” tanya Baskara beberapa jam setelah ia siuman. Otaknya bisa mencerna informasi yang masuk. Ia juga sudah bisa bicara dengan normal setelah hanya diam penuh kebingungan. Kenapa dia bangun-bangun sudah di rumah sakit?

“Iya. Kamu koma dua hari karena kecelakaan waktu mau lihat lapangan bareng Bulan,” kata ibunya yang ia panggil Mama. Sementara bapaknya ia panggil Ayah, tengah memandangnya dengan ekspresi aneh.

Ayahnya memandang Baskara tak percaya karena berulang kali Baskara mengatakan kalau ia sudah menikah dengan Bulan. Halunya kelewatan. Itu pikir ayahnya.

“Bulan Wibowo, kan?” tanya Baskara. Sudah belasan kali Baskara bertanya hal yang sama. Apalagi tentang koma yang ia alami hanya dua hari.

“Bas? Gak ada pertanyaan lain apa ya?” celetuk sang ayah.

“Aku justru harus memverifikasi kalau ini beneran. Masa aku bukan suami Bulan? Aku udah nikah. Dia hamil anak aku, cucu Mama sama Ayah,” kata Baskara.

“Astagfirullah, Bas,” sang Ayah cuma bisa geleng-geleng kepala.

“Yah, kayaknya Baskara masih di bawah pengaruh obat jadi bicaranya ngalor ngidul,” kata Mama.

“Aku harus ke kamar sebelah. Aku harus lihat Bulan,” kata Baskara. Pria yang kepalanya diperban itu segera menurunkan kakinya dari ranjang, lalu meraih tiang infus.

Baskara tahu kalau Bulan ada di ruangan sebelah karena orangtuanya bilang begitu saat ia bersikukuh membahas kalau ia benar-benar sudah menikah dengan Bulan.

“Bas, kamu mau ngapain? Kamu masih sakit. Kaki kamu masih luka. Jangan banyak gerak, Bas,” kata Mama.

“Enggak apa-apa, Ma. Aku harus lihat istri aku.”

Sang Ayah menghela napas berat. “Bas, kamu belum menikah. Bulan bukan istri kamu. Dia cuma teman sekolah kamu dulu,” ucap Bapak Hadi  Rudyatmo pada anak semata wayangnya yang ia tahu tidak menjalin hubungan asmara pada gadis manapun.

Kecelakaan yang menimpa Baskara dan Bulan membuat orangtua Bulan dan Baskara berjumpa. Mereka saling berbagi cerita selama menunggu anak mereka siuman. Selama itupula orangtua Baskara tahu kalau Bulan sudah menjalin kasih dengan pria lain.

Mendengar tutur kata sang anak membuat Bapak Hadi merasa iba. Apa jomblo membuat anaknya stres sampai-sampai mengakui Bulan adalah istrinya setelah siuman dari koma? Atau otak Baskara yang tidak bisa bekerja secara sempurna seperti sedia kala?

“Bulan Wibowo itu istri aku, Yah. Dia hamil anak aku. Dan kami janji harusnya hari ini aku sama dia dinner di restoran Bumi Jiwa. Tanggal 10 November 2024. Aku bakal makan malam sama dia,” jelas Baskara.

“Bas? Ini tanggal 10 Mei 2024. Bukan 10 November 2024,” ucapan sang ayah membuat Baskara terdiam. Mata Baskara mengerjap bingung.

“Ayah salah lihat kalender, kan?”

“Sekarang tanggal 10 Mei, Ibas. Kamu masih belum bisa berpikir jernih. Ada baiknya kamu istirahat dulu,” Mama meraih tangan Baskara yang memiliki luka lecet agar segera kembali ke ranjang.

“Enggak, Ma. Baskara mau lihat Bulan. Bulan istri Baskara. Gak mungkin ini cuma mimpi. Baskara jelas-jelas tahu kalau dia istri Baskara, Ma.”

Tidak mau berdebat lebih banyak, orangtua Baskara mempersilahkan Baskara untuk pergi ke ruang inap sebelah.

✓ 49. J - Our Sweet Dreams (Jangkku Ver)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang