After The Storm

25 3 0
                                    

PROLOG

Biasanya, selepas badai ada ketenangan

•••

2021, Belanda

Maastricht University,

Faculty of Psychology and Neuroscience

"This is the brain-imaging. We could see from this occipital-lobe, on V1 area. There is a lesion..." Pemaparan dari seorang keynote speaker dalam konferensi internasional ini tidak membuat Cecillia Nora memberikan perhatian penuh padanya. Bukan, bukan karena ia tidak tertarik dengan kuliah yang diberikan, tetapi lebih kepada ia menangkap seorang sosok yang membuat dirinya lari dari kehidupannya dahulu. Sosok yang benar-benar tidak pernah mau ia temui kembali.

Di sana.

Sosok itu sedang memperhatikan presentasi panjang, menggoreskan penanya pada kertas. Bahkan, tak sempat sosok itu menoleh ke mana pun kecuali pada keynote speaker yang berbicara di atas podium. Ia masih sama, masih pekerja keras, pikir si puan.

Cecillia Nora terdiam dalam waktu panjang.

•••

Dua jam yang begitu panjang. Cecillia Nora tidak dapat keluar dari ruangan, pun tidak dapat sama sekali absen dalam konferensi ini. Ia adalah salah satu speaker yang nanti akan memaparkan hasil penelitian disertasinya di depan khalayak, memenuhi salah satu kewajibannya sebagai mahasiswa doktoral psikologi di Maastricht University. Jadi, bisa disimpulkan bahwa ia tidak dapat kabur dari sosok itu.

Peserta konferensi diizinkan untuk menikmati coffee break pada pukul sepuluh tepat waktu setempat. Nora, panggilan akrab sang wanita yang tidak bisa kabur ini, menunduk di tempat duduknya, tidak berani beranjak pergi. Bila ia bergerak, akan sangat mungkin bertemu dengan sosok yang dia hindari. Ia tidak tahu harus berkata apa, menjelaskan apa.

Hatinya merapal doa yang cukup panjang. Ia berharap Tuhan tidak membuatnya berbicara dengan sosok itu.

•••

Secangkir kopi hangat mendarat di atas mejanya. Walau sedang menunduk, dia tahu ada pergerakan di dekatnya. Pulvinar thalami-nya bekerja dengan begitu baik.

"I come here because I see your name on the booklet."

Nora tercekat. Suara ini.

"Long time no see, Nora."

Suaranya tidak berubah. Nada lembutnya juga tidak berubah.

Nora merapal cacian di dalam kepalanya. Hal yang memang buruk sekali dilakukan di dalam situasi ini. Tapi, entah mengapa ia melakukannya. Ia bukan mencaci lelaki itu, tapi ia mencaci habis dirinya yang baru saja memahami bahwa ia merindukan suara ini.

Bahkan, parfum yang ia gunakan tidak berubah, pikir Nora lagi. Ini buruk.

Tangan Nora mengepal keras untuk menghindari dirinya dari tindakan tak pantas yang mungkin ia lakukan. Ini tempat umum. Ia harus mengendalikan dirinya.

Nora mendongak.

Alih-alih memasang tampang marah, lelaki itu tersenyum lembut. Senyuman yang dihafal baik oleh mata Nora, bahkan mampu membuat tubuhnya berdesir.

Nora sadar, perasaannya tidak berubah.

"Long time no see, Pram."

•••

CATATAN PENULIS

Halo, pembaca! Mungkin ada beberapa hal yang kurang familiar, berikut beberapa kata yang digunakan dalam bab ini:

International Conference: Dalam bahasa Indonesia disebut juga konferensi internasional, merupakan kegiatan yang biasa dilakukan oleh ilmuwan atau akademisi untuk saling share ilmu pengetahuan melalui presentasi jurnal penelitian.

Jurnal Penelitian: Merupakan laporan ilmiah yang memiliki struktur tertentu, biasanya berupa hasil penelitian yang dilakukan oleh para ilmuwan atau akademisi. Jurnal tersebut telah melalui banyak review dan revisi, biasanya.

Keynote Speaker: Di dalam konferensi internasional, biasanya ada para profesor atau peneliti yang diberikan wewenang sebagai expert dan mereview juga mengapresiasi penelitian yang telah dilakukan. Mereka seringkali diminta untuk memberikan kuliah umum, kaya dosen tamu lah ya.

Pulvinar Thalami: Bagian dari otak yang berfungsi untuk mendeteksi gerak, bahkan walaupun saat mata kita tidak menangkap sesuatu.

Doktoral: Bahasa akademisnya S3.

The Unrevealed Story [ ✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang