14. keluarga kecil

6 3 0
                                    

🌷🌷🌷
☰ ☱ ☲ ☳
🌷🌷🌷

***

Matahari tengah terik-teriknya. Kaell duduk di teras rumah ditemani sepiring kue kering serta segelas es jeruk.

Tangannya dengan lincah mengetik di laptop. Membuat rangkaian kata-kata yang disusun menjadi sebuah cerita pendek.

Ia mengenakan crop top berwarna cream dan hot pants hitam. Rambutnya di cepol ke atas, oh jangan lupakan kacamata yang melekat di wajahnya.

Semilir angin dengan lembut menyapu wajahnya.

Ketenangan itu tak berlangsung lama. Ia terperanjat saat mendengar suara benda keras yang terbentur.

BRAK!

Dengan rasa penasaran tanpa mengenakan jaket untuk menutupi pakaian terbukanya, ia mengintip lewat celah-celah pagar.

Awalnya ia tak ingin keluar, namun saat melihat kekasihnya yang terjatuh, dia berlari menghampiri Aksa yang terpental beberapa meter dari motornya berada.

"Aksa! " Seru Kaell.

Aksa menoleh, ia segera mengubah mimik wajahnya yang semula meringis kini tampak seperti tak terjadi apa-apa.

Suasana mendadak ramai, Orang-orang yang tengah bersantai di dalam rumah kini keluar untuk mengecek hal apa yang terjadi.

Reza yang awalnya akan menghampiri Aksa mengurungkan niatnya dan beralih mendekati motor Aksa yang terlihat sangat mengenaskan.

Pengendara mobil itu mengecek mobilnya terlebih dulu sebelum melihat keadaan Aksa.

"Aduh! Nak, maaf ya bapak ga liat-liat dulu sebelum nyebrang" Ujar pria paruh baya itu.

Ia membantu Aksa bangun. Mengecek tubuh Aksa apakah ada luka serius atau tidak.

Pandangan pria itu menilik motor Aksa yang rusak parah. Lampunya pecah, plat nomornya terlepas, bodinya hancur, dan stangnya yang bengkok.

"Ada luka parah, ga? " Kaell khawatir.

"Engga, sayang. Cuma luka dikit" Kata Aksa dengan seulas senyum.

"Benar tidak ada luka parah? " Tanya pria itu.

"Engga, pak. Tadi salah saya juga bawa motornya terlalu ngebut" Jawab Aksa.

"Motor kamu keliatannya parah, kamu bawa ke bengkel aja, nanti saya yang bayar perbaikannya"

"Nanti saya bawa pak, mobil bapak gimana? "

"Cuma lecet sedikit. Ah saya lupa, sebelumya kenalkan saya Feri " Pak Feri tersenyum.

"Saya Aksa" Aksa membalas jabatan tangan pak Feri.

Aksa tak sadar bahwa Kaell sudah tak berada di sampingnya. Gadis itu berlari ke dalam rumah untuk mengambil air.

"Bang! Gapapa lo? " Tanya Reza.

"Luka kecil doang ga usah lebai" Aksa memutar bola matanya malas.

"Bang, lo bonyok begini emang Kaell masih suka ama lo? "

Aw!

Reza meringis saat perutnya dicubit oleh Aksa. Pak Feri melihat kelakuan dua anak itu hanya geleng-geleng kepala.

"Andai saya punya anak laki-laki" Celetuk Pak Feri. Reza dan Aksa mengalihkan pandangannya ke pak Feri.

"Papa! " Seru seorang gadis.

TOKANES || tongkrongan kapel ngenesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang