16. Razia

58 20 35
                                    

🌷🌷🌷
☰ ☱ ☲ ☳
🌷🌷🌷

***

Cahaya sang rembulan yang semula terang, kini meredup tertutupi awan hitam.

Suasana sunyi tengah malam dengan suara jangkrik dan hawa dingin membuat bulu kuduk Kaell dan Aldi berdiri.

Jarum jam sudah menunjukkan pukul 00.15. Yang seharusnya orang-orang sudah terlelap dan tenggelam dalam bunga tidur, mereka malah membicarakan sesuatu.

"Lo mau bilang apa? " Kaell bertanya.

Aldi menatap sekitar sebelum memulai ceritanya.

"Al? " Panggil Kaell.

Aldi menoleh. "Setelah Aldi bilang ini, Aldi harap kakak bisa jaga rahasia. "

"Lo pikir gue mulut ember? " Kaell melotot.

Aldi terkekeh melihat ekspresi kakaknya  itu. "Iya, kan siapa tau. "

"Cepetan deh! Gue ngantuk, besok sekolah, " Ujar Kaell sudah tak sabaran.

"Cepet banget. Gini nih, ga enaknya sekolah di luar Bali, " Kata Aldi.

"Kenapa? "

"Hari raya ga ada libur. Sekolah di Bali mah tanggal merahnya banyak, " Celetuk Aldi.

Kaell memutar bola matanya. "Cepetan, Dewangga Alditya Mataram. "

"Diem dulu! " Kaell menutup mulutnya, Menunggu adiknya itu menceritakan rahasia besar keluarga yang dirahasiakan darinya.

Aldi menarik dan membuang nafasnya perlahan. Menyiapkan mentalnya untuk mengatakan ini kepada Kaell.

Jantung Kaell berdetak kencang, nafasnya memburu, matanya dilapisi cairan bening yang sebentar lagi mengalir ke pipinya.

"Kakak bukan anak kandung mama, " Ucapnya dua menit lalu.

***

Sebuah mobil Pajero berwarna putih memasuki area sekolah. Sudah bisa kalian tebak siapa pemilik mobil tersebut? Betul! Gadis yang memiliki julukan ratu basket.

Ia tak sendiri, melainkan bersama tiga orang temannya. Siapa lagi kalau bukan wakil ketua osis, ketua PMR yang terkenal jutek, dan si bocah kematian yang tak bisa menjaga ucapannya.

"Selamat pagi ibu ketua, " Ucap Aksa menyapa kekasihnya.

Kaell hanya tersenyum tipis. "Pagi, Sa. "

Cowok itu peka dan merangkul pacarnya itu. "Why, babe? "

Hoeg!

Senja menampilkan ekspresinya yang seakan-akan memuntahkan isi perutnya.

"Pengen juga, tapi sama Ellen. Jika Ellen mau, " Celetuk Varel.

"Alay, " Cetus Ellena.

"Alayfyu too, " Balas Varel.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 13 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

TOKANES || tongkrongan kapel ngenesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang