prolog

89 12 5
                                    

🌷🌷🌷
☰ ☱ ☲ ☳
🌷🌷🌷

***

Halaman sekolah kini dipenuhi oleh para murid yang tengah melakukan kegiatan MPLS.

Didepan sana berdiri seorang ketua osis dan juga wakil ketua osis yang tengah menjelaskan tentang kegiatan mereka selama seminggu kedepan.

Semua pasang mata fokus kedepan mendengar penjelasan dan arahan ketua osis, namun tak lama atensi mereka beralih ke lapangan basket. Tepatnya ke dua orang remaja yang tengah beradu mulut.

"Lo buta?! Perlu gue beliin mata?! " Sewot seorang gadis.

"Lo ngapain berdiri dibawah ring? " Balas laki-laki di depannya.

"Terserah gue lah! Lagian latihan mulai jam delapan, Pak Andi bilang jangan ada yang pegang bola sebelum saya datang. " Tekan si gadis.

"Yaudah gue salah—"

"Ya emang salah! "

Laki-laki itu maju dua langkah kedepan. Bahkan jarak laki-laki dan gadis itu hanya sejengkal.

Bukannya melangkah mundur atau menjauhkan kepalanya sedikit, gadis itu malah mengangkat kepalanya. Menatap tajam tepat di manik hitam milik sang lelaki.

"Nyolot banget, lo. "

"Kenapa? Ga suka? "

"Berani lo sama gue?! "

"Gue? Takut? Sama lo? Gada sejarahnya seorang Kaella Alindra takut sama cowo modelan kaya lo, Aksa Ganendra. "

Wajah Aksa merah padam menahan rasa kesal.

"Cih. Ntar juga lo bakalan tunduk sama gue. " Mata Aksa melotot garang.

"Oh iya tah? Atau lo yang bakalan tunduk sama gue? " Kaell tertawa pelan.

"Gue tekanin ke lo, seorang Aksa Ganendra ga akan pernah tunduk ke perempuan. Ngerti? Sang Ayu. "

"Udah adu mulutnya? " Aksa dan Kaell menoleh ke kiri. Kepala sekolah berdiri sambil bersedekap dada menonton putranya beradu mulut dengan seorang perempuan.

"Aksa, Kaell. Kalian sudah besar, ga malu di tonton adik-adik kelas kalian?! " Omel Pak Dirga.

"Itu kening kamu kenapa merah? " Kaell meraba keningnya yang sedikit berdenyut.

"Kena bola, Pak, " Kaell menjawab seraya menilik Aksa.

"Kok bisa? Kalian latihan jam delapan kan? Ini baru jam setengah delapan. " Pak Dirga melihat jam di tangannya.

"Tanya aja sama anak bapak" Sindir Kaell.

Pak Dirga menghela nafas berat. Menatap putranya dengan tatapan jengah.

"Aksa, Aksa. Baru awal masuk sekolah kamu udah buat ulah? Sama perempuan pula. Kamu ga malu? "

"Iya maaf, Yah. " Aksa menyisir rambutnya ke belakang.

"Minta maaf sama kaell, " Pak Dirga berucap dengan nada tegas.

Dengan ogah-ogahan Aksa meminta maaf pada kaell "maaf, " Ucapnya pelan.

TOKANES || tongkrongan kapel ngenesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang