#10 Semua Karena Kamu 2

2.8K 175 0
                                    

Setelah penjelasan dari mereka masing-masing, keduanya masih bungkam tidak ada salah satu dari mereka yang berinisiatif untuk angkat bicara. Sepuluh menit berlalu, Akbar mulai jengah dengan berdiam diri seperti ini.

"Kamu percaya sama aku, kan, Ra?"

"Apa kamu masih pantas buat dipercaya, Bar?" Akbar mendesah pasrah. Ia merasa jantungnya sudah jatuh ke tanah dan diinjak-injak memakai sepatu berduri. Ia tidak menyangka kalau penjelasannya akan ditolak seperti ini.

"Aku harus jelasin kayak gimana lagi biar kamu percaya?" Akbar sudah pasrah dengan keadaan, ia sudah buntu untuk mengatakan seperti apa lagi kenyataan yang Rara belum tahu yang menciptakan kesalah pahaman runtuh tak berbentuk pondasi lagi.

"Nggak usah tegang kayak gitu Bar, aku udah percaya kok," terkejut dengan respont Rara, Akbar membelalakkan matanya.

"Yang bener kamu?"

"Beneran." Rara memasang senyum manis andalannya, senyum yang sudah lama tidak terlihat oleh Akbar.

"Ra, kamu tau nggak..."

"Nggak."

"Aku belum selesai ngomong," disusul dengan kekehan Rara.

Malam itu menjadi malam keberuntungan bagi Akbar dan Rara, mereka sangat bahagia bahwa kesalah pahaman diantara mereka akhirnya bisa terselesaikan.

* * *

L

iburan semester akhirnya selesai para murid SMA Garuda mulai sekolah dengan kelas baru dan mungkin sebagian teman mereka tidak akan sama lagi. Karena setiap tahunnya, setiap anak akan mendapatkan kelas yang berbeda.

"RARAAAAA." Dita yang melihat Rara di gerbang sekolah langsung menjerit, sontak semua yang mendengar langsung menoleh kearahnya. Yang di pandang hanya meringis, sadar kalau suaranya sangat melengking.

"Ada apa, Dit?" setelah melihat siapa yang memanggil namanya dan ternyata itu Dita, ia langsung menghampiri Dita.

"Aku seneng banget Raaa ternyata kita sekelas lagi."

"Tau dari mana?"

"Papan pengumuman, lah," jawab Dita sewot.

Setelah mengobrol sebentar akhirnya mereka pergi ke kelas barunya, sesampainya di kelas, Rara cukup kaget karena ia sekelas dengan Aldi dan Akbar. Sangat kebetulan.

Karena mereka berempat sudah dekat akhirnya Rara dan Dita duduk dibelakang meja Aldi dan Akbar. Sambil menunggu bel masuk, mereka mengoborol tentang kebetulan yang sangat menguntungkan ini.

Rara menoleh kedepan pintu ia kenal siapa itu, Ali.

Yaampun gila kebetulan banget inimah.

Ali pun karena terlambat dia duduk di belakang Rara sesekali ia mengobrol asik dengan Rara, Akbar yang melihatnya cukup sadar bahwa Ali tertarik dengan Rara. Siapapun yang melihat pasti sadar itu, tapi bagaimana dengan Raranya. Akbar pun tidak tahu.

Hari pertama sekolah akhirnya selesai juga. Hanya berkenalan dengan wali kelas dan memberi mata pelajaran yang baru. Akhirnya mereka berlima keluar dari kelas dan pergi sebentar ke kantin karena jam baru menunjukan pukul 2 siang.

Setelah menghabiskan 2 jam untuk sekedar mengobrol, mereka pun pulang dan langit sudah beranjak malam.

"Pulang bareng aku ya, Ra," ajak Akbar tiba-tiba.

"Hee? Hhmm yaudah deh boleh," akhirnya mereka pulang bersama.

Aldi dan Dita sempat meledek mereka berdua yang akhirnya sudah akur, Rara hanya membalas dengan memutar mata. Akbar? Dia hanya cengengesan ria.

Canggung.

Satu kata untuk mereka berdua yang berada didalam mobil, karena sudah sangat lama mereka tidak pernah seperti ini. 15 menit diperjalanan akhirnya Rara sampai dirumahnya. 15 menit terlama yang pernah ia rasakan karena semobil dengan orang yang sangat ingin ia hindarkan walaupun sekarang sudah tidak.

"Mau sampe kapan kamu bengong kayak gini Ra? nggak mau turun?" Rara tersentak. Yaampun malah pake bengong segala.

Setelah berterimakasih dan mengatakan hati-hati, Rara pun cepat-cepat turun karena ia sangat malu. Setelah lamit, Mobil Akbar sudah tidak terlihat karena berbelok ditikungan akhirnya ia pun masuk.

Kamar, ruangan yang sangat-sangat nyaman menurut Rara. Karena ia bisa sepuasnya tidur disini, kalau diruangan lain bisa-bisa ia dimarahi oleh Bundanya karena keseringan tidur.

Lagi asik tiduran, polsen Rara tiba-tiba bunyi. Ternyata line dari Akbar.

Akbar : Aku udah sampe rumah nih

"Terus kenapa kalo udah sampe rumah? Kode banget buat diperhatiin,"umam Rara.

Tidak mau ambil pusing ia hanya membaca tanpa membalas dan segera pergi kekamar mandi yang tentunya untuk mandi.

*
*
*
*
*
*
*
*
*
*

Rara [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang