#16 Kebersamaan yang Tertunda

2.2K 141 0
                                    

Ujian Nasional yang akan dihadapi oleh seluruh siswa 12 sudah di depan mata, Rara dan teman-temannya berusaha untuk mendapatkan nilai terbaik agar bisa diterima di universitas negeri yang mereka impikan.

"Nggak nyangka ya sebentar lagi kita udah mau lulus aja," celetuk Aldi ketika mereka sedang berkumpul di kantin sekolah.

"Yoi, Di, kalo nanti kita beda universitas kita harus tetep ngumpul kayak gini ya." Akbar ikutan menyahut.

"Pastinya, Bar, ngomong-ngomong kalian mau masuk universitas mana?" tanya Dita.

Mereka pun akhirnya bercerita tentang apapun yang ingin mereka bahas.

Soal Rara dan Akbar ketika adu cekcok sudah selesai dikarenakan Akbar yang tidak bisa lama-lama seling diam dengan Rara, dengan senang hati, Rara menerima maaf Akbar.

* * *

Hari senin, hari ujian berlangsung dan hampir semua siswa kelas 12 SMA Garuda sudah siap menghadapi ujian ini termasuk Rara. Ia sudah hampir menyelesaikan mata pelajaran ujian nasional hari pertama.

Waktu dua jam sudah selesai, akhirnya semua kertas jawaban sudah dikumpulkan, satu persatu murid diruangan masing-masing sudah mulai keluar.

"Ra, gimana ujiannya susah nggak?" Dita yang sudah berada di samping Rara, mereka sekarang menuju kantin. Karena energi yang sudah terkuras habis-habisan harus kembali diisi.

"Lumayan sih, ada beberapa yang nggak aku bisa, kalo kamu gimana?"

"Sama."

Ali, Aldi, Dan Akbar sekarang sudah ikut bergabus dengan Rara dan Dita. Sesekali mereka membahas soal-soal ujian yang kebetulan paket sama. Seperti biasa, Aldi selalu mendumal karena mereka semua membahas soal ujian.

Dihari akhir ujian mereka berlima sempat membuat janji untuk menonton berasama dan sekarang, ujian terakhir sudah selesai. Mereka pun langsung menuju parkiran untuk pergi ke mall terdekat.

"Akbar." Mereka berlima kompak menoleh ke asal suara, yang ternyata dimiliki oleh Zahra.

"Apa?" jawab Akbar ketika Zahra sudah ada di hadapannya. Tak lupa Akbar melihat ke arah Rara teman-temannya pun melakukan hal yang sama, yang ditatap hanya mengangkat alis heran.

"Pada mau kemana kalian? Tumben rame-rame."

"Emang apa urusannya sama kamu?" tanya Dita.

"Nggak ada sih, tapi, kan yang lain pada masih di sekolah. Masa kalian langsung pulang?" tanya Zahra basa basi.

"Suka-suka kita mau kemana kek, nggak ada hubungannya, kan sama kamu?"

Akbar segera menengahi Dita dan Zahra, Rara hanya dapat melihat aksi mereka

"Kita mau nonton, mau ikut?"

Rara tercengang begitupun yang lainnya, pasalnya ini adalah acara mereka berlima dan dengan mudahnya Akbar mengajak orang lain, apa lagi orang itu Zahra. Orang yang masih Rara benci.

"Boleh, Bar," jawab Zahra dengan excited dan senyum tiga jarinya.

"Apaan sih lo, Bar, nggak ada yang boleh ikut selain kita berlima," cegat Aldi.

"Udah nggak apa-apa, cuma Zahra ini. Ya,kan Ra?" Rara hanya mengangkat bahu tanda tidak peduli.

Mereka berenam pun—tambahan Zahra—melanjutkan jalan ke parkiran yang sempat tertunda.

"Lho Ra, kamu, kan semobil sama aku."

"Kata siapa? Orang aku udah janji sama Ali mau bareng dia," bohong Rara sambil menuju mobil Ali. Ia tahu Zahra akan semobil dengan Akbar dan Rara tidak mau kalau ia menjadi nyamuk diantara Zahra dan Akbar. Ali yang tidak merasa enak dengan Akbar hanya memandang Akbar dengan ekspresi 'gimana ini'.

Rara [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang