Bab 39 - Additional Player

21 2 0
                                    

All my life
I prayed for someone like you
And I thank God
That I
That I finally found you

(All My Life - K-Ci and Jojo)

Pagi hari belum juga Ale menginjakan kakinya ke bawah ubin, langsung nyari ponsel yang ketindih sama badannya sendiri. Tidur nyenyak malam tadi dipersembahkan kepada dirinya sendiri yang gak peduli lagi sama rasa kesepian meski perasaan ramai pun belum juga dia dapatkan.

Mata Ale yang belum terbuka dengan maksimal ngeliat ada tulisan warna merah di layar ponselnya. Sebanyak 3 misscall dari Arif. Arif itu temen sekaligus owner dari Sloki Entertainment yaitu kantor manajemen yang menaungi beberapa band cafe.

Daripada kehilangan peluang dapet cuan, Ale segera telepon balik dengan membawa harapan dapet job dari si Arif.

"Pagi Rif, tadi nelepon ya?" Ale menyapa Arif basa-basi dibalik telepon.

"Woi Le, dari semalem gua nelepon sampe 10 kali. Kayanya sibuk banget ya?" Kadang-kadang Arif emang gak bisa ngitung. Ada yang bilang sih itu penyakit langka. Namanya buta angka.

"Ah iya, gimana Rif? Ada kabar baik nih kayanya ya?"

"Le bantuin bisa kan? Zodiak butuh drummer nih nanti malem. Kosong gak jadwal? Zodiak ini band baru yang kita lagi explore," Arif ngabarin kalau pemain drum Zodiak ini lagi kena santet pulang dari long trip di pulau lain.

"Jadwal sih kosong Rif. Tapi gini, semalem itu aku mimpi main drum terus dibayar cuma 50 ribu. Nah waktu baca primbon katanya aku gak boleh main drum hari ini," nada bicara Ale serius.

"500 ribu Le," Arif melobi.

"Nah, dalam mimpi itu juga ada kamu loh Rif. Kamu ngasih uang 500 ribu, setelah itu. Aduh aku gak bisa omongin, pokonya dalam mimpi itu serem banget Rif," Ale masih bacot soal mimpi yang entah bener atau gak.

"700 ribu," sahut Arif merajuk.

"750 ribu," Ale langsung nego.

"Deal!!!" Arif setuju.

Ale dikasih tau kalau Band Zodiak ini bawain lagu-lagu R&B Top 40. Bukan masalah sih, banyak lagu yang udah Ale kulik juga. Termasuk R&B. Meskipun jiwanya adalah musik-musik alternative, indie pop dan Indie rock, tapi demi sesuap nasi dia gak pilih-pilih buat ngapalin lagu.

Siang nanti, Ale diminta datang ke studio di kantor Sloki Entertainment buat latihan sebagai persiapan malam nanti harus mentas di klab bernama Hollythings. Bagaimanapun Ale belum hapal siapa aja personil dari Band Zodiak ini. Si Arif minta latihan biar kompak. Meskipun males, Ale gak mungkin nolak daripada Rp750 ribu raib.

***

Halaman belakang Pondok Bianglala masih menjadi sudut yang paling asyik bagi seluruh penghuninya. Kecuali bagi Ale yang belakangan ini menganggap Pondok Bianglala sebagai tempat normatif untuk rebahan atau mencari mimpi indah.

Bertemu dengan teman seper-julid-an seperti Bono dan Rara jadi momen yang jarang terjadi. Bono ngelanjutin lagi kuliah, soalnya punya cita-cita nikahin Sasha anaknya yang punya kostan. Sedangkan Rara juga sekarang sibuk ngejalanin bisnis, dia buka cafe bareng Romi. Ale pernah diajak dateng ke cafe itu. Tapi lain waktu aja. Nunggu bener-bener siap.

Ale juga udah jarang ngeliat Mona. Bahkan Ale juga jarang ngeliat dirinya sendiri di depan cermin. Males ngaca. Saat nyisir rambut, dia cuma ngandelin feeling tanpa melihat pantulan wajahnya di kaca.

Tapi, hari ini Ale sengaja memandang wajahnya sendiri di depan spion motornya. Gara-gara tadi pagi Pak Ali yang punya Pondok Bianglala  bilang wajah Ale mirip Derby Romero tapi versi kurus.

"Ale, kamu itu seperti temannya si Sehrinah ternyatah," kata Pak Ali di dapur saat nyeduh kopi.

Tapi ketika Ale memandang wajahnya sendiri di spion itu, dia merasa ada bagian wajahnya yang mirip sama Ji Chang Wook. Di bagian idung yang mirip sama aktor asal Korea Selatan itu. Tepatnya di bagian lobang. sama-sama dua.

Daripada Ale ngedadak pengen berhenti main band sama resign sebagai jurnalis buat main film, akhirnya segera pergi dari Pondok Bianglala.

Gak ada tujuan lain, bersama flanel dan jeans hitamnya Ale menuju Kantor Sloki Entertainment. Ale gak perlu ke Lunavaganza, lagian dari semalem udah beresin 3 artikel buat dikirim hari ini. Pokonya, hari ini Ale pengen main band biar dapet hiburan plus cuan.

"Nikmat mana lagi yang kau dustakan," teriak Ale dalam hatinya ketika melaju di atas dua roda.

Beberapa kali Ali menepuk-nepuk batok vespa ungunya saat bertemu lampu merah di persimpangan. Mungkin lagi mengingat lagu-lagu R&B dengan drum imajinasi di kepalanya.

Yang pasti, keahlian Ale dalam bermain drum dan pribadinya yang mudah bergaul juga disokong privilege sebagai jurnalis menjadi modal hingga dikenal sebagai drummer cabutan. Jasa Ale diperlukan oleh band yang sedang kehilangan pemain drum untuk sementara waktu.

Memang additional player bukan cita-citanya Ale. Tapi selama ini dapat uang emang saat jadi drummer lepas seperti itu. Seperti siang ini, Ale berdiri di pintu kantor Sloki Entertainment tak ubah sebagai penjual jasa bermain alat musik pukul itu. Gak harus jadi artis, yang penting cuan.

Belum juga kaki Ale melangkah ke dalam kantor, dia merasakan ada yang menepuk pundaknya.

"Udah jadi player tetap aja Le. Bantu gua ya," tanpa basa-basi Arif meminta Ale jadi player definitif di Zodiak.

"Bukan gak mau Rif. Keteteran nanti kerjaan di Lunavaganza," Ale membalas menepuk pundak Arif.

"Ahhh, yaudah. Yang penting bantuin kita ya kalau lagi genting kaya gini," pinta Arif lantas meminta Ale segera masuk ke ruangan meeting.

Di ruangan meeting, Ale dikenalin sama player Zodiak. Tapi belum semua hadir. Beberapa masih dalam perjalanan. Termasuk salah satu vokalisnya.

"Kita masuk ke studio aja dulu ya sambil nungguin Nonon sama si Wahyu datang," ajak Julius pemain gitar Zodiak yang masih nunggu salah satu vokalis sama pemain keyboard.

Setengah jam Ale dan band Zodiak menunggu, akhirnya batang idung kedua orang itu muncul dari kaca operator studio.

Lazimnya Band R&B, Zodiak ini punya tiga vokalis. Dua orang perempuan, yaitu Ria dan Nonon. Sementara satu vokalis lainnya adalah Robby entah pria atau perempuan. Dia pake bedak.

Dalam latihan, beberapa lagu dijajal oleh Ale bersama Band Zodiak. Dari mulai lagu punya Destiny Child hingga Ricky Martin. Hingga sekitar dua jam berlalu, seluruh player telah menyimpulkan dapat bermain dengan kompak.

Usai latihan, Ale berkenalan dengan dua player Band Zodiak yang terlambat datang, Wahyu dan Nonon.

"Nama aku Sagitarius," ucap Ale khusus pada Nonon.

"Aku Pisces," jawab Nonon.

"Wahyu," sang Keybordist juga menjabat tangan Ale sangat kencang.

Ada Monyet di Bianglala [On-Going] [Komedi Romantis]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang