00; Play With Me, Dear

108 15 46
                                    

🖤🖤🖤

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🖤🖤🖤

"Malik... Kau akan membawaku kemana?" tanya Ananya kepada kekasihnya yang bernama Malik Aditama.

Malik sedang menutup mata kekasihnya menggunakan kain berwarna merah. Lalu Ananya dituntun kekasihnya untuk sampai ketempat tujuan. Jelas untuk apa lagi? Untuk memberikannya sebuah kejutan yang cukup istimewa.

Malik tak mengeluarkan ekspresi apapun. "Ikuti saja."

Malik dan Ananya adalah sepasang kekasih baru. Mereka baru menjalin hubungan selama satu bulan, dan hari ini adalah hari jadi ke satu bulan.

Pria itu menghentikan langkahnya––membuat sang gadis ikut menghentikan langkahnya juga. Perlahan-lahan Malik membuka penutup mata Ananya. Gadis itu juga perlahan-lahan membuka matanya dan menatap sekitar dengan tatapan kebingungan.

"Apa ini?" tanya Ananya kebingungan.

Ia berpikir Malik akan memberikan kesan romantis pada hari jadi mereka. Padahal Ananya sudah menduga-duga akan ada ruangan romantis dengan musik romantis, tetapi apa ini? Hanya gudang kotor dan gelap.

"Belum selesai," balas Malik berbisik.

Ananya tersenyum malu-malu. "Aku tunggu... Jadi kau akan memberikan kejutan apa?"

"Duduklah dulu, my love..." Malik berbisik kembali, tepat ditelinga Ananya. Sejujurnya gadis itu sedikit merinding––tetapi ia tetap berpikir positif bahwa kekasihnya memang suka tempat seperti ini.

Ananya pun duduk di kursi satu-satunya. "Lantas setelah itu?"

Malik mengeluarkan sebuah borgol dan menunjukkan kepada Ananya. "Akan sangat menyenangkan bukan?"

Ananya menggigit bibir bawahnya gemas. "Kau menjadi lebih-lebih seksi dari pada sebelumnya, sayang..." goda gadis itu tanpa mengalihkan pandangannya.

Malik juga tak melepaskan pandangannya, tetapi tangannya sudah bergerak dan mengunci tangan Ananya dengan borgol yang dia punya. Tak lupa, Malik juga memborgol kedua kaki gadis itu.

"Kaki pun?" Ananya berkata sedikit menggodanya.

"Tentu saja, my love..." balas Malik tanpa tersenyum.

"Lantas? Setelah itu apa?" tanya Ananya yang sudah tak sabar dengan apa yang akan dilakukan Malik padanya.

Malik mengeluarkan sebuah pisau berukuran kecil, lalu menunjukkan pada Ananya dengan senyuman miringnya. Wajah gadis itu langsung berubah drastis menjadi lebih pucat. "Untuk apa itu?"

"Kau sayang padaku, kan?" tanya Malik masih dengan ekspresi datar.

Ananya mengangguk gugup. "Tentu saja, sayang..."

Pandangan Malik berpindah pada lengan mulus milik Ananya dan menyentuhnya dari atas sampai bawah dengan perlahan-lahan. "Aku ingin sekali jika namaku tertulis disini."

Mr Criminal Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang