Tujuh sahabat. Tujuh nyawa. Satu kutukan mematikan.
Ketika salah satu dari mereka melihat simbol di lengan temannya, membuat hidup mereka berubah. Simbol itu membawa sebuah kutukan yang mengerikan: setiap dari mereka memiliki tujuh nyawa, namun se...
Jangan lupa tinggalkan jejak jika kalian sudah membaca part ini, oke?
Plagiat=Dosa tanggung sendiri!
Happy Reading ♛┈⛧┈┈•༶༶•┈┈⛧┈♛
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Kata orang, cerita dongeng hanyalah imajinasi semata, tapi siapa sangka cerita dongeng bisa menjadi nyata?"
* * *
SMP Tirta Wening, adalah sekolah yang pada pandangan pertama tampak seperti sekolah biasa-gedung tua yang kokoh dengan halaman luas yang penuh dengan pepohonan rindang. Namun, semakin lama, para siswa merasakan ada aura aneh yang menyelimuti sekolah ini. Ada sesuatu yang salah, sesuatu yang tak terlihat, tapi selalu hadir mengintai di setiap sudut sekolah.
Bagunan utama sekolah ini berusia puluhan tahun, dan meskipun pernah mengalami beberapa renovasi, tetap saja terlihat usang. Dinding-dinding sekolah penuh dengan retakan kecil, catnya mengelupas di beberapa bagian, meninggalkan kesan bahwa sekolah ini sudah lama berdiri, seolah-olah menyimpan banyak rahasia yang tidak ingin diungkap.
Di setiap Lorong-lorongnya selalu terasa sepi, bahkan ketika siswa berlalu-lalang di sana. Cahaya matahari yang masuk melalui jendela besar di sepanjang lorong seringkali terasa redup, seolah-olah bayang-bayang yang menempel di dinding lebih kuat daripada cahaya itu sendiri. Pada sore hari, ketika sekolah mulai sepi, suasana berubah menjadi lebih menakutkan. Suara angin yang bertiup melalui celah-celah jendela yang rapuh menciptakan suara desiran aneh, seolah-olah ada bisikan dari tempat lain.
Tak hanya itu, sekolah ini juga memiliki ruangan bawah tanah yang tak banyak diketahui oleh para siswa. Dulunya digunakan sebagai gudang penyimpanan barang-barang lama, sekarang ruang itu terkunci rapat. Beberapa siswa pernah mendengar cerita bahwa ada hal-hal aneh yang terjadi di sana-suara-suara langkah kaki, pintu yang terbuka sendiri, atau bayangan yang bergerak tanpa ada orang di sekitarnya.
Meskipun sekolah ini sudah lama beroperasi, tetapi mereka bisa merasakan bahwa sekolah ini sudah mati. Seperti ada kehidupan yang hilang di sini bertahun-tahun yang lalu, namun roh-rohnya masih bertahan. Setiap sudut sekolah tampak menyimpan cerita kelam yang tidak ingin diungkapkan, dan para siswa yang berani menelusuri tempat-tempat terlarang di sekolah ini sering merasa bahwa mereka tidak benar-benar sendirian.
Di lain tempat, seseorang tengah duduk di taman belakang sekolah seraya membaca novel favoritnya. Dia-Bima Ardianta, setiap kali waktu istirahat, dirinya selalu meluangkan waktu untuk pergi ke taman belakang walau hanya sebentar. Bukan tanpa alasan, namun dia hanya ingin waktu sendiri tanpa ada yang mengganggu termasuk teman-temannya.
