Chapter 5 - Pertemuan dan rencana penyerangan

430 59 4
                                    

______________________________________
                      HAPPY READING
______________________________________

TUESDAY,19 OCTOBER 9.33 AM

       Semenjak kejadian dimana [ Name ] dikurung di sangkar, dia lebih terampil dan memilih bungkam, dia juga sebenarnya memiliki sebuah perasaan yang tidak bisa diutarakan, makanya, [ Name ] hanya bisa melawan dan tidak mengetahui rasa nya cinta, dia lahir dengan rasa penyesalan bukan rasa cinta, sebab itulah [ Name ] menjadi sosok yang cukup keras kepala dan tidak peduli apa yang berada didepan nya, dia egois dan kekanak Kanakan.

Maka dari itu dia memerlukan sosok seperti Rion dan Caine dalam hidup nya, karena mereka berdua yang hanya bisa membuka jalan bagi [ Name ] untuk menuju arah yang benar.
Well, seperti nya cukup sampai disini pembahasan tentang [ Name ], sekarang kita kembali lagi, dimana [ Name ] menjalan kan tugas dengan seenaknya lagi.

Pagi hari, [ Name ] terbangun karena cahaya masuk dari jendelanya itu, dia kemudian mengambil posisi duduk diatas ranjang, dirinya linglung dengan semuanya, bingung apa yang telah terjadi.

Hingga dirinya mencoba mengingat-ingat lagi apa yang terjadi.

[ Name ] terdiam mengingat kejadian semalam, dia kemudian mengusap muka nya berkali-kali.

"Itu, bodoh sekali...." - rutuk [ Name ] sambil menggelengkan kepalanya pusing.

Dia menempelkan tangan nya pada jidat nya yang tertutup poni itu, terlihat diwajah nya ekspresi bingung sekaligus malu bercampur menjadi satu.

"Sudah lah, lebih baik aku segera mandi..." - memang sudah biasa [ Name ] diperlakukan seperti itu, sudah seperti makanan nya sehari-hari.

[ Name ] berjalan kearah kaca besar yang cukup membuat seluruh tampilan nya terlihat, disana dia berkaca menatap dirinya yang baru bangun tidur.

Beberapa menit [ Name ] terdiam dengan posisi nya yang masih seperti itu, hingga suara nada dering telpon mengalihkan perhatian nya.

[ Name ] melirik kearah nakas, disana ia melihat sebuah nama yang tidak asing.

Caine chana.

Kenapa Caine menelpon nya.

[ Name ] berjalan menuju nakas dan mengangkat telpon dari caine.

"Halo? Kenapa?" - ucap [ Name ] sambil berjalan kearah kaca besar itu lagi.

"Untung kau mengangkat nya..."

Alis [ Name ] mengerut mendengar hal tersebut, langsung ia kembali berbicara dengan segudang rasa penasarannya.

"Memang nya ada apa?" - ucap [ Name ] sekali lagi

"Aku dan Rion membutuhkan bantuan mu, [ Name ]."

"Bantuan atau bantuan?" - ucap [ Name ] tidak jelas, dia mengetahui jika Rion dan Caine sudah begini, itu artinya pertemuan mereka akan berakhir jika dirinya hadir.

Karena Rion dan caine memprioritaskan dirinya ketimbang orang yang penting.

"Yaudah, Bantuan apa deh..." - ucap [ Name ] sambil melirik kearah lehernya, dirinya tercekak melihat dua tanda kemerahan yang begitu merah.

"Bantu aku dan Rion menyelesaikan tugas kami...."

"Aku akan membantunya. tapi, jujur pada ku siapa yang membuat tanda kemerahan ini pada ku?"

"Owh, kami. Kenapa?" - dengan mudah nya dia bilang kami.

"Ini sulit dihilangkan, jangan seperti itu lagi." - ucap [ Name ] Dengan nada kesal.

DESIDERATUM 2 [TOKYO NOIR FAMILIA X READER]Where stories live. Discover now