______________________________________
HAPPY READING
______________________________________Song : rewrite the star - Annie marie & James Arthur
♥♥♥♥♥
Mata Rion langsung melirik kearah [ Name ] dan kemudian tersenyum dengan penuh percaya diri.
Kilatan muncul di matanya ketika diam memandangi rupa [ Name ] yang sedang menikmati hembusan angin yang cukup besar.
Sebuah pikiran terlintas di benak Rion dan membuatnya langsung menarik dagu sang gadis untuk menatap dirinya.
Rion menelisik mata [ Name ], sedangkan sang gadis bingung dengan tindakan yang dilakukan Rion.
Keduanya saling diam dalam keheningan, tidak ada yang berniat membuka pembicaraan diantara mereka berdua.
Hingga [ Name ] mengeratkan keningnya dan menyentuh tangan kasar milik Rion yang memegang dagunya.
Rion tidak bereaksi lebih ketika tangan [ Name ] menyentuh tangan miliknya, sebaliknya dia malah semakin tersenyum merasakan sensasi hangat pada tangan kasarnya.
" Kita harus pergi, [ Name ]. "
Sang gadis kemudian memicingkan matanya kesal, pasalnya ia tak tahu jika mereka harus pergi hari ini.
" Kemana? " - tanya [ Name ] sambil menurunkan tangan Rion pada dagunya, dia masih memegang tangan Rion yang juga memegang tangan erat.
Tatapan Rion beralih menatap bawah dan kemudian menarik tangan sang gadis untuk ikut secara paksa dengan nya.
" Aduh! Rion, " - [ Name ] mengaduh kesakitan saat tangan nya di tarik paksa, dia tidak berbohong, pasalnya tangan Rion memegang erat tangan nya dan secara paksa juga menariknya membuat [ Name ] kesulitan untuk menyeimbangkan langkah kakinya.
Mereka berjalan menuju kearah parkiran mobil milik Rion, kemudian Rion menyuruh [ Name ] masuk terlebih dahulu kemobil.
[ Name ] menuruti kemauan nya dan kini hanya tersisa Rion diluar.
Dia menyalakan rokok nya dan menatap sosok yang menatapi mereka sedari tadi.
" Anak remaja seperti mu tidak ahli dalam hal seperti ini. Bodoh. " - ucap Rion sembari menatap sosok orang yang menetap tajam kearah mereka.
Rion kemudian menodongkan pistol dan menarik pelatuk nya kearah sosok itu.
Dengan geram ia mengerang, " bajingan sialan, " - ucap nya sembari menyembunyikan pistolnya.
Rion menatap sosok itu yang terhuyung kesana kemari karena menahan rasa sakit yang ia tahan di bahu kanan nya.
Mata nya menatap tajam orang yang terhuyung, Rion masih diam sembari mengumpat di dalam hatinya.
' suasana hatiku sedang buruk... ' - Rion merutuki dirinya sambil mengusap wajahnya pelan, dia terlihat menghela nafas beberapa kali dikarenakan rasa letih nya yang sudah menguasai Rion.
Kemudian ia menghisap rokok itu cukup lama yang menimbulkan asap yang cukup mengepul di sekitar wajahnya, dia masih merasa stress akhir-akhir ini.
" Rion?... " - panggil [ Name ] di dalam mobil membuat mata Rion sedikit mengedar menatap nya, Rion hampir melupakan sosok Sang gadis itu karena terlalu fokus dengan bajingan tadi.
Rion pun membuka pintu mobil dan memasuki mobilnya dengan tergesa-gesa.
" Lu gapapa kan? " - pertanyaan [ Name ] malah membuat nya menatap tajam sang gadis yang membuat nya tertegun.
" Hm? Kenapa? " - mendengar Rion yang malah menanyakan balik kearahnya membuat sang gadis itu terheran-heran dengan sikap pria satu ini.
" Lu gak papa? Tadi gua denger ada suara tembakan diluar, makanya gua nanya ke lu. " - jelas [ Name ] sembari memasang seatbealt nya dengan perlahan.
Rion menatap sosok sang gadis diam, dia menatap sang gadis dari atas sampai bawah yang dimana gadis itu kesulitan memasangkan seatbealt nya sendiri.
" Huh... " - Rion menghela nafas nya pelan, lalu mengambil alih seatbealt di tangan [ Name ], dia dengan telaten dan secara perlahan memasangkan seatbealt nya pada sosok gadis nya.
" Sudah, ada yang ketinggalan? Biar aku ambil kan. " - tanya Rion sembari menatap [ Name ] yang menggelengkan kepalanya bak penari topeng.
Lalu pria itu mengangguk pelan, sembari memasangkan seatbealt nya sendiri.
Selesai dengan seatbealt nya, Rion langsung menancap gas mobilnya kearah berlawanan dengan rumah mereka.
Keduanya diam tidak berbicara apapun ketika di mobil.
Hingga sebuah telpon di ponsel [ Name ] membuat nya mengangkat telpon itu dengan segera.
Itu, Caine.
" Halo, Caine. Ada apa? "
" Aku ingin membicarakan sesuatu pada kalian berdua, cukup kalian saja. "
" Ada apa? Kau pasti terkena masalah jika sudah seperti ini Caine. "
".. kesini, ku mohon untuk saat ini, di xxx Ini kemauan ku."
" ..oke, tunggu aku, jangan pergi dulu. "
[ Name ] pun akhirnya memutuskan hubungan telponnya secara sepihak dan kemudian menoleh ke Rion." Kita ke xxx, Caine ada disana. "
Rion terlihat kebingungan menatap [ Name ], dia seperti ingin berbicara sesuatu."Ada apa? Rion kenapa kau belum memutar arah mobil mu? "
" Sebentar, aku cukup kesulitan... " - ucap Rion lalu kemudian dengan hati-hati memutar mobilnya.
" Ada apa dengan Caine? "
" I don't know, makanya kita harus segera kesana sekarang. "
" Baiklah... Pegangan yang erat, akan ku pastikan kita Sampai disana kurang dari 5 menit. "
" Oke, aku percayakan semuanya pada mu, Rion. "
[TO BE CONTINUED]
YOU ARE READING
DESIDERATUM 2 [TOKYO NOIR FAMILIA X READER]
Akční[ Name ] de thidore, seorang kekasih caine chana dan Rion Kenzo yang hidup dalam dunia bawah yang menyeramkan. Kita lihat betapa gilanya Rion Kenzo beserta caine chana untuk mendapatkan hati seorang gadis de thidore. perjalanan yang panjang,akan seg...