chapter 8 - A gentleman

353 57 1
                                    


______________________________________
                      HAPPY READING
______________________________________

Chapter 8 - A gentleman

" Who cares? Kau ada bersama ku, aku tidak peduli dengan yang lain.
Kamu Prioritas utama ku. "

                               ♥♥♥♥♥

Saturday, 24 October

2.45 AM

Suasana sunyi di sekeliling rumah disaat mobil Rion dan caine terparkir tepat didepan.

Mereka berdua bingung, melihat rumah yang kosong tidak ada penghuni ini.

Kemana yang lain? Apa sudah tidur?

Rion langsung keluar terlebih dahulu dari mobil itu dan kemudian menatap rumah mereka.

"Mereka sudah tidur ternyata...."

Disusul oleh caine yang membopong tubuh [ Name ] yang terlihat lemah itu, wajah pucat nya membuat kekhawatiran dibenak sang lelaki.

"Kita lebih baik langsung kedalam saja, Rion." - ucap caine sambil mengeratkan dekapan nya agar [ Name ] tidak merasa kedinginan.

Rion beralih melirik keduanya dan menatap satu-persatu mereka.
Kemudian anggukan kepala menjadi jawaban atas pertanyaan caine.

"Ayo...." - ucap Rion mendahului jalan nya masuk kedalam rumah.

Caine mengangguk dan secara cepat berjalan kedalam rumah.

Wajah kekhawatiran nya masih melekat menghiasi wajah lelaki berusia merah tomat itu.

" Tubuh [ Name ] mendingin.... Saat dia dirumah sakit, [ Name ] tidak seperti ini..." - gumam Caine panik melihat seluruh tubuh [ Name ] memucat.

Bibirnya membiru membuat Caine semakin memiliki feeling yang tidak bagus untuk hal ini.

Kemudian ditengah kekhawatiran nya, sang gadis meringis pelan.

" [ Name ]...." - panggil caine menatap seksama seluruh wajah sang gadis.

Tapi, panggilan nya tidak juga disahuti dan malah membuat [ Name ] semakin meringis kesakitan.

Merasa aneh akhirnya caine memutuskan untuk duduk di sofa dan mengecek keadaan sang gadis.

Rion melirik kebelakang, disana dia mengernyitkan keningnya bingung.
" Ada apa caine? Kenapa tiba-tiba berhenti? " - tanya Rion sambil menatap wajah kekhawatiran Caine.

" Tubuh [ Name ] mendingin...." - mendengar perkataan caine pun akhirnya Rion langsung turun tangan mengecek sang gadis.

Dia berjongkok tepat didepan caine dan [ Name ] dan Tangan nya menyentuh dahi [ Name ].
Keningnya mengerut merasakan hawa dingin di telapak tangan nya.

Dengan perlahan tangan besar rion berlatih mengelus pelan pipi [ Name ].

"Hey, ayo. Buka mata nya.." - pinta Rion sambil menepuk sesekali pipi [ Name ].

Bukan nya membuka mata, [ Name ] malah semakin berkeringat dingin.

"Dia mimpi buruk kah?...." - tanya Rion sambil memperhatikan gelagat [ Name ] yang tidak karuan.

"[ Name ]-" - ucapan Rion terpotong dikala mata [ Name ] terbuka secara paksa.

"..hey, are you okey? " - tanya Rion sambil menelisik wajah sang gadis.

[ Name ] menatap nya linglung dan kemudian menaruh tangan nya sendiri di keningnya.

"Kepala ku sakit...." - ucap [ Name ] dengan nada lemah.

DESIDERATUM 2 [TOKYO NOIR FAMILIA X READER]Where stories live. Discover now