Bab 8

167 7 4
                                    

Up lagi🎉
Sebelum baca jangan lupa follow dan bantu vote yaa:⁠-⁠)

Vote kalian itu bikin aku semangat buat up chapter berikutnya

Happy reading
.
.
.

Dian terus menangis didalam kamarnya seorang diri. Denting telfon yang ia letekkan sembarangan kembali berbunyi. Satu pesan masuk dari Angga. Dengan cepat diraihnya dan membuka pesan dari orang tercintanya itu

“maafkan aku Dian, kalau kamu mau kita masih bisa mejadi teman baik seperti dulu” melihat pesan itu kilatan amarah muncul dimatanya. Teman baik? Kapan mereka pernah menjadi teman baik? Sejak dulu Angga selalu mengabaikannya, bahkan saat akhirnya angga menerima perasaannya, dia tahu bahwa lelaki itu tidak benar-benar tertarik padanya. Tapi dulu dia sangat yakin seiring berjalannya waktu ia akan mampu membuat angga benar-benar mencintainya, namun ternyata dia salah. Apakah pria itu bahkan pernah mencintainya bahkan sekali saja?

“tidak, aku tidak akan pernah terima ini” ia menghapus bekas air mata dipipinya dan bertekat untuk membuat Angga kembali padanya.

………………………………

Siang ini sedikit terik, tapi tidak menyurutkan semangat dua wanita dengan pakaian syari mereka untuk terus berkeliling area pusat pembelanjaan tanah abang. salma dan Yuri sudah membuat janji untuk hunting kain kebaya dengan motif dan warna yang sama untuk digunakan pada saat hari kelulusan mereka nanti. Mereka masih punya waktu 3 minggu untuk mempersiapkan semuanya.

“ini bagus nih Ri, liat deh” Salma menarik Yuri masuk kesalah satu toko kain yang cukup menarik perhatiannya

“ini motifnya simple tapi kainnya bagus, warnanya juga baby blue jadi keliatan elegant banget, menurut kamu gimana?” tanya Salma pada Yuri yang juga ikut mengamati kain yang ditunjuk oleh sang sahabat.

“iya bagus, mau yg ini aja? Aku juga suka”

“deal yang ini aja yaa?” tanya Salma memastikan, dan hanya dibalas dengan 2 jempol oleh Yuri.

Setelah memelakukan pembayaran mereka segera pergi dan kembali berkeliling mencari perlengkapan lain seperti jilbab dan sepatu yang sesuai dengan warna baju mereka.

Hingga sore hari mereka keluar dari pusat perbelanjaan dengan tangan yang penuh dengan barang belanjaan masing-masing

“kita kemasjid disana dulu yukk, sholat ashar, abis itu cari makan. Laper banget nihh” ajak Yuri, berkeliling kurang lebih tiga jam membuatnya kehilangan banyak energi

“oke, lets go!” mereka segera bergebas agar bisa ikut melaksanakan sholat ashar berjamaah dengan yang lainnya. Selesai sholat yuri memesan taksi online untuk mengantar mereka ketempat makan langganannya.

Yuri memandang hanphone yang ada ditangan sahabatnya, Merasa sedikit heran. Pasalnya sejak tadi sahabatnya itu tanpak sibuk membalas pesan dari seseorang. Sejak dulu ia dan Salma selalu bersama, mereka tidak pernah dekat dengan orang lain. ia hanya punya Salma sebagai teman dekat begitu juga sebaliknya, jikapun ada itu tidak lebih hanya teman biasa yang tidak memiliki hubungan erat dengan mereka. Jadi melihat temannya berbalas pesan cukup intes dengan orang lain membuatnya sedikit penasaran

“chatan sama siapa sih, sibuk banget dari tadi” tanya Yuri. Mendengar pertanyaan dari sahabatnya menyadarkan Salma bahwa ia masih bersama yuri, tidak seharusnya Ia mengabaikan temannya itu.
Dia meletakkan hanphonenya kedalam tas dan beralih memandang Yuri

Married to my friend's fatherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang