Bab 34

1.9K 230 19
                                    

Typo*
Vote+Komen.

+(Follow) Kalo bisa (⁠ ⁠・ั⁠﹏⁠・ั⁠)

WARNING!!! disini ada part balon udara buat Taeil. Jadi, buat kalian yang kurang suka, di mohon untuk skip aja kalau tidak ingin membaca part-nya.

(Hanya sebagian, dan tidak lebih)

*
*

Hari ini tepat satu Minggu setelah kedatangan mereka untuk konser. Hari-hari terus berjalan tanpa kendala dan masalah bagi mereka. Kecuali Haechan tentu nya.

Haechan terus di landa rasa bersalah pada Haechan?

Tungguㅡ dia Haechan, lalu itu juga Haechan. Jadi bagaimana identitas sebenarnya? Arrrghhh... Sudah susah!

Setelah berpamitan pada Haechan, Haecal kembali pada negara nya sendiri. Tak habis pikir dengan kejutan yang akhir-akhir ini ia dapat, itu benar-benar sangat melelahkan, dan juga membingung kan.

Seperti biasa, Haechan berada dalam brankas miliknya. Ia abai dengan segala panggilan dari agensi dan lebih memilih untuk tidur dan mengistirahatkan diri.

Jaemin juga berada disini. Ia ikut bersama Haechan, dan berdiam diri untuk berhibernasi selama beberapa hari.

"Hyung, makanlah." Haechan meletakkan sepiring nasi goreng di atas nakas samping ranjangnya.

Meski begitu, Jaemin nampak tak terusik sedikit pun ia masih mengarungi mimpi indah, yang entah apa itu.

Haechan sudah melakukan berbagai macam cara untuk membangunkan kelinci satu ini. Tapi mau gimana lagi? Dia sedang dalam mode Jihan si pemalas.

"Aku akan keluar untuk ke agensi. Kau ikut atau tidak?." Tanya Haechan memastikan.

Begitu mendengar hal itu, Teling Jaemin langsung menegakkan untuk mendengarkan.

"Aku ikut." Putusnya bangkit dari acara tidur nya.

"Kalau begitu, makanlah." Ujar Haechan, lalu melangkah pergi.

Jaemin tentu dengan setengah bersemangat langsung menyantap makanan nya.

Beda lagi dengan Haechan. Saat ini, ia tengah berdiam diri sambil menyandarkan tubuhnya pada sandara sofa.

Belakangan ini, kepala nya pusing dan sulit untuk di ajak kerjasama. Bukan karena penyakit, tapi karena memiliki banyak pikiran.

Ia selalu saja bermimpi buruk tentang Haechan.

Mimpi, dimana ia yang menggenggam erat tangan pemuda itu, lalu setelahmya malah menghilang.

Mimpi dimana ia duduk di atas danau jernih, yang malah tiba-tiba berubah menjadi genangan darah.

Mimpi dimana ia berjalan pelan, lalu Haechan berlari meninggalkannya.

Mimpi dimana ia hanya bisa menatap sosok gelap Haechan yang meringkuk sambil menangis.

Haecalㅡ dalam mimpinya, ia terus berusaha menggenggam Haechan. Namun Haechan terus saja berpaling darinya. Haechan terus saja lepas dan berakhir menghilang.

Haa.....

Helaan nafas terdengar begitu panjang.

Haechan beralih merebahkan tubuhnya pada sofa. Jaemin akan lama kali ini, karena pemuda itu harus memeriksa situasi di luar.

tak terasa waktu berjalan begitu cepat, dan Haechan terpejam di atas sofa. saat Jaemin sudah selesai dengan tugasnya, ia beralih duduk mendampingi Haechan yang tertidur.

Transmigrasi Take It : Hae/Cal (Gak Up Sementara)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang