🌻Happy Reading 🌻
...
Saat itu pembelajaran sedang berlangsung. Dikelas Fara, sedang mengampu pelajaran bahasa Indonesia.
Guru bahasa Indonesia disekolah Fara sangat baik dan ceria.
Dikelas Fara sedang diadakan tugas kelompok yaitu mempresentasikan karya tulis ilmiah dari masing-masing kelompok.
Saat pelajaran sedang berlangsung, yang sedang berprestasi adalah kelompok Siti.
Kelompok Fara sudah selesai mengerjakan tugasnya dan sedang menunggu giliran untuk maju kedepan sembari menyimak kelompok yang sedang berprestasi.
Fara satu kelompok dengan Manda, saat sedang memperhatikan temannya yang sedang presentasi, pandangan Manda teralih pada pintu luar kelas.
Manda menyipitkan matanya yang minus itu, lalu memakai kacamatanya.
Manda melihat segerombolan anak-anak kelas sebelah berjalan menuju masjid yang tepat berada didepan kelas IPA 1. Ia melihat Satya menjadi salah satu diantara gerombolan itu dan bergegas memberitahu Fara,
" Fara Fara Fara Fara."
"Hmm?" Gumam Fara.
"Liat kanan!" Tegas Manda.
"Apasi, Man? Aku lagi nyari celah buat nanya yang presentasi," ujar Fara yang tetap fokus.
Manda pun memutar kepala Fara kearah kanan.
Mata Fara terbelalak,
"Allahumma Solli 'ala sayyidina Muhammad." ucapnya sambil menatap Satya.
"Nah kan," ucap Manda.
"Tampannya calon pacarku," Ucap Fara sambil menadah dagunya dengan kedua telapak tangannya menatap Satya.
"Nyesel gue ngasih tau dia." Ucap Manda menyesal.
"Eh tapi, mereka kaya kelas kita kemarin. Yang gak ngerjain PR matematika kan disuru Bu Fitri buat kerjain di masjid. Mereka juga sama dong?" Sambung Manda.
"Aku lupa gak ngingetin ayang semalem, kasiannya ayang aku." Fara Cegil beraksi.
"Hmm.. mulai mulai." Ucap Manda mendelik.
"Kan kamu yang mulai duluan, Man."
"Iya sih, tapi halu nya elu tuh berlebihan, Fara!"
"Aelaah, becanda kali."
"Awas nanti suka beneran."
"Gak lah! Emang sih, Satya itu tipeku, tapi hatiku tetep Gus Azmi."
"Karepmu!" Manda lelah menanggapi Fara. Padahal kan, Manda yang memulai terlebih dahulu?! Karepmu Manda.
🌻🌻🌻
Sementara dikelas Satya,
Hari ini, Satya membawa kue sagu keju. Bukan untuknya, tetapi untuk Bella.
Karena waktu itu, Bella pernah bercerita kepada Satya kalau dia menyukai kue sagu keju.
Saat jam istirahat pertama, Satya pergi menghampiri Bella membawa paperbag berisi setoples kue sagu keju buatannya.
"Emm.. Bella." Panggil Satya gugup.
"Iya?" Bella menoleh.
"I-ini, ini kue buatan aku, dibantu ibu juga sih, hehe. Semoga kamu suka ya," ucap Satya gemetar sambil menyodorkan paperbag itu.
Bella mengambilnya dan membuka paperbag itu, " wah, wangi banget kuenya, banyak banget lagi. Makasi ya." Ucap Bella senang.
"Hehe, iya sama-sama. Kalo gitu aku mau ke kantin dulu sama Abdul. Dimakan ya Bell," ucap Satya bergegas pergi keluar kelas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Proof of Love
Romance"Memperjuangkan adalah sebuah keharusan. Sisanya, menunggu waktu yang telah digariskan." Sepenggal kalimat yang mudah diucapkan, namun sulit untuk dijalankan. Cerita kali ini menceritakan tentang perjalanan asmara seorang gadis bernama Safarani Alya...