ᑲᥱrᥱᑲᥙ𝗍

157 16 3
                                    

𝙃𝘼𝙋𝙋𝙔 𝙍𝙀𝘼𝘿𝙄𝙉𝙂 (ʘᴗʘ✿)




10 hari berlalu begitu cepat dan kini Ryo kecil masih dirawat dirumah sakit. 3 hari lagi ia akan segera melakukan operasi dan hal itu tidak diketahui oleh Ryo sendiri, Riku dan yang lainnya tidak memberitahukan mengenai operasi yang akan dilakukan oleh Ryo. Mereka takut jika Ryo akan menolak operasi itu.


"Iyo sayang! Makan yang banyak dong" bujuk Ningning sembari menyuapi Ryo, hanya saja baru beberapa suap Ryo sudah menolak untuk makan lagi. Semenjak pingsan di minggu lalu,Nafsu makan Ryo benar-benar turun drastis. Pipi yang awalnya gembul bak mochi kini berubah drastis menjadi tirus,badannya juga semakin kurus.

"Iyo mau main buna! Iyo mau main ama Caku ama Uwon ama Chiki juga" lirih si kecil

"Nanti Iyo main sama mereka kalau Iyo udah sembuh ya. Kalau Iyo mau sembuh, Iyo harus makan banyak oke? "

"Tapi kalau iyo nda sembuh gimana? Iyo nda bakal sempet main dong"

"Jangan bgitu! Iyo bakal sembuh" tiba-tiba saja Renjun datang dengan paper bag yang ia pegang

"Om jelek ngapain disini? " tanya Ryo sembari memalingkan wajahnya

"Dih bocil sombong bet dah" beo Renjun yang kemudian menaruh Paper bag yang ia bawa tadi ke atas ranjang Sakuya

"Itu apa mas? " Ningning bertanya sembari menaruh mangkuk berisikan bubur bekas Ryo ke meja

"Ini kado buat Iyo dari Chiki" jawab Renjun yang membuat  mata si kecil Ryo langsung berbinar binar

"Coba buka sayang" Ujar Ningning

"Iyo aja yang buka! " antusias si kecil

Ia membuka paper bag itu dengan semangat. Padahal awalnya tubuh Ryo begitu lemas, tetapi setelah melihat kado dari Chiki, energi nya langsung penuh seperti orang normal yang sedang tidak sakit. Ia menemukan Lego dan beberapa mobil mainan didalam paper bag itu. Chiquita sepertinya mengetahui mainan kesukaan 𝙍𝙮𝙤

"Padahal Iyo kan nda ulang tahun, tapi Chiki kasih kado ke Iyo" beo si kecil dengan tangan yang asyik men unboxing paper bag

"Kata Chiki, itu kado ada sihirnya" ujar Renjun

"Sihil apa? "

"Sihir supaya Iyo cepet sembuh, Chiki bilang dia mau main sama Iyo. Tapi dia mau main sama Iyo kalau Iyo nya udah sembuh" papar Renjun dengan tangan yang mengelus elus surai lembut Ryo

"Uwahhhh" mata Ryo berbinar binar mendengar apa yang Renjun katakan. Ningning benar-benar gemas melihat Ryo seperti ini, andai saja jika Ryo sudah tinggal bersama keluarga Huang sejak dulu pasti Ningning akan lebih sering melihat ke gemesan Ryo

"Kalau dali Uwon mana? " tagih Ryo pada Renjun yang berdiri disamping ranjangnya

"Uwon enggak ngasih,dia lagi sakit jadi enggak sempet ngasih Iyo kado" jawab Renjun

"Yahhh" si kecil Ryo cukup kecewa sekarang

"Omong-omong kalau Iyo udah sembuh, Iyo mau gak tinggal sama Buna dan Papa? " tanya Ningning sembari mengelus punggung tangan Ryo

"Siapa papa? Iyo kan enggak punya papa, Iyo punya nya Dydy"

"Papa itu om jelek loh! Iyo mau kan panggil om jelek dengan sebutan papa? " tanya Ningning kembali

"Nda, Nda mau. Om jelek kan jahat, jadi Iyo nda mau panggil papa"

"Yahh, tapi kan om itu papa nya Iyo! Sekali aja Iyo kabulin permintaan papa ya! Mau kan? " ucap Renjun

DIARY SAKURYO [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang