gᥲ𝗍ᥲᥣ

202 18 15
                                    

"Yayahhh angun hikss" isak sakuya tak terdengar oleh Sion yang masih tertidur pulas diranjangnya.

"Yayahhhh!, hiks angun! Tanganna caku gatelll" ucap saku yang duduk di bidang dada Sion dengan wajah yang hanya berjarak beberapa senti saja dengan wajah Sion, tak lupa ia juga memukul-mukul pipinya Sion

Yang dibangunkan tidak bangun,ia malah semakin pulas karena pukulan sakuya ini rasanya seperti di pukpuk manja, ya bagaimana bisa coba sakuya membangunkan ayahnya yang tertidur sangat pulas dengan pukulan kecil yang bahkan tidak terasa seperti sebuah pukulan

"Yayahhh angun! Hiks tanganna caku gatall"

Merasa bahwa sang ayah tidak akan bangun jika ia hanya memukul wajahnya dengan tangan kecilnya,ia putus asa dan berakhir mengigit pipi ayahnya dengan keras sebagai pelampiasan

"Yayah kok nda angun? Hiks Yayah mati yaa?!nyakkk" ucap sakuya yang masih tersedu-sedu kemudian menggigit pipi ayahnya dengan sangat keras

Ya itu cukup membuat Sion meringis kesakitan akibat ulah si bungsu

"Akhh kenapa saku gigit pipi ayah? " tanya Sion yang terbangun dari tidurnya sembari mengusap pipinya yang sedikit memerah.

FYI walaupun gigi sakuya kecil kecil, tapi kekuatan menggigitnya gak main main

"Yayahhh huwaaaaaa!!! Tanganna caku gatal" adu si bayi sembari kembali menangis, malahan kali ini tangisannya lebih keras dari yang tadi

"Loh? Sini coba ayah lihat tangan saku" ujar Sion yang bangun kemudian memangku sakuya untuk didudukan di pahanya & menghadap ke ayahnya

Sakuya menjulurkan tangannya kepada ayahnya, telapak tangan yang mungil itu memiliki beberapa bentol bentol dengan kulit yang memerah. Mungkin saja telapak tangannya memerah karena kemarin siang sakuya kan habis pegang ulat bulu

"Ni tanganna gatal yayahhh" adu sakuya dengan telapak tangannya yang diusap usap oleh Sion

"Saku nakal sih,ini pasti gara-gara sakuya tadi pegang ulat bulu"

"No!,tanganna caku gatal gegala adi malam yayah kacih caku dot na kotol" ucap saku menyalahkan Sion

"Loh? Kok jadi ayah? Kan kemarin sakuya pegang pegang ulat"

"No yayah!!! Ulat na baik nda jaatin caku" kekeh sakuya dengan bibir yang manyun

"Ulat bulu itu jahat, nanti kalau sakuya pegang ulat bulu lagi. Tangan sakuya bakal gatal lagi terus nanti tangan sakuya hilang dimakan ulat bulunya"

"Ndaaaa yayah boong,ulatna kan kecil, caku becalll macam ultamenn" kekeh sakuya lagi dengan ujung alisnya yang mengerut kebawah sembari menunjukan bibir merah muda nya yang manyun seperti bebek

"Ayah enggak bohong,kemarin aja temennya ayah tangannya hilang gara-gara pegang ulat, ih ayah jadi takut deh"

"Yayahhh jaat akut akutin cakuu huwaaaaa~! "
Bunyi indah suara tangisan sakuya di pagi hari ini sungguh nyaring sekali sampai-sampai suaranya terdengar ke kamar Yushi, padahal jarak antara kamar Yushi dengan kamar sang ayah cukup jauh.

FYI kamar Sion ada di lantai 2
Sedangkan kamar Yushi ada di lantai 1

♡♥︎♡♥︎♡♥︎

"Ni anak makin kesini makin kesana, puyeng sendiri gue liatnya anjir" ungkap seorang pria dengan perawakan yang tinggi nan gagah & wajah yang tampan di sebuah rumah yang lumayan besar,tapi tidak sebesar mansion nya Sion sihh

"Dydy ayoo cepetan nanti Iyo ketinggalan petunjukannyaaa!! " seru Ryo anak kecil berumur 4 tahun yang kerap dipanggil Iyo

"Bentar aelah bocah satu" ucap sang dady yang tak lain adalah seorang dokter tampan & sukses bernama Maeda Riku

"Dydy lamaa! Buruan nanti Iyo nda bisa liat badut nya" Ujar Sang anak sembari menarik-narik ujung baju Riku yang sedang memasukan susu & peralatan bayi ke dalam tasnya

Ya sebenarnya Ryo ini pendek banget ges,jadi tinggi nya Ryo tuh cuman sebatas paha nya Riku doang

"Iye iye bentar,ini hadiah tinggalin aja lah ya,Iyo kan buru-buru mau ketemu sama badut nya, jadi kita tinggalin aja hadiah ulang tahunnya" ujar Riku menjahili Ryo yang dibalas dengan Ryo yang bibirnya melengkung ke bawah dan siap memberikan melodi tangisan indah yang akan segera keluar

"Dydy kok gitu? Telus nanti Iyo kasih apa sama Uwon? Nanti Uwon sedih kalau Nda dapetin hadiah dali Iyo ಥ_ಥ " balas si bayi yang mulai mengeluarkan air matanya secara perlahan

"Iye iye, yaudah dady bawa hadiahnya ya, tapi Iyo jangan buru buru, dady kan harus packing semua barang yang dibutuhin sama Iyo nanti" jelas Sang ayah sembari jongkok menyamakan tingginya dengan Ryo kemudian mengelus lembut surai Ryo

"Heem tapi hadiahnya nda boleh ketinggalan tau! " kekehnya sembari mengusap air mata yang keluar dari matanya dengan tangan mungilnya

"Iya iya sayang,sana Ryo tunggu diruang tamu aja ya"

"Iya dydy"

DIARY SAKURYO [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang