💙Marrying Fate💙
.
.
.
.
.
"Jangann... Saya bukan pembunuh!"
"Bukan salah saya... Jangan hukum saya"
Seorang pemuda nampak berteriak heboh dalam tidurnya, keringat bercucuran di sekujur tubuhnya seperti baru saja melakukan kegiatan lari maraton. Padahal, sedari tadi pemuda itu hanya sedang tertidur di ranjang.
Mimpi buruk, itulah yang sedang Zee alami. Beberapa detik setelah berteriak sambil menolehkan kepala ke kanan dan ke kiri, ia pun terbangun.
"Sial! Kenapa mimpi kejadian malam itu terus sih!"
Farzeelo, beberapa bulan belakangan ini kerap bermimpi hal yang sama. Kejadian yang sampai sekarang ia tutup rapat, tak ada seorang pun yang tau bahwa ia telah menyebabkan seseorang kehilangan nyawa pada malam itu akibat keteledorannya dalam mengemudi.
Berbulan bulan juga Zee berusaha melupakan kejadian itu, namun soalnya justru ia seperti semakin merasa dihantui oleh rasa takut dan rasa bersalah. Meskipun pemuda ini terkenal sebagai badboy, namun sebenarnya jauh didalam hati kecilnya sana ia mempunyai perasaan yang lembut, sama seperti ibunya.
Melirik jam di nakas sudah menunjukan pukul enam, ia memilih melangkahkan kaki untuk membersihkan diri kemudian bersiap pergi ke sekolah. Tak butuh waktu lama, Zee akhirnya selesai dengan semua keperluan sekolahnya, segera ia turun untuk menyantap hidangan makan pagi bersama keluarga.
"Pagi pa, ma, ci" Sapanya pada seluruh anggota keluarga.
Farzeelo, anak kedua dari pengusaha kaya raya, Saktio Nalendra yang namanya sudah tak asing dimata para pengusaha tingkat Asia. Begitu pula istrinya, Shania Jovianne adalah designer kelas atas yang biasa merancang baju baju mewah untuk para artis, pejabat, pengusaha besar dan masih banyak lagi.
Anak pertama mereka, Fiershani Ainsley Nalendra masih duduk di bangku kuliah namun juga menjadi model terkenal yang kerap menghadiri acara fashion show di berbagai negara.
"Tumben kamu jam segini udah siap dek, nggak lagi kesambet kan?" Tanya Shani pada adiknya, ia heran karena biasanya pemuda itu akan berangkat lima menit sebelum bel sekolah berbunyi, sedangkan sekarang masih pukul enam lebih dua puluh menit.
"Ada yang mau Zee omongin sama mama papa dan cici" Zee berkata sambil menampilkan wajah seriusnya, setelah beberapa kali berpikir sepertinya memang ia harus meminta bantuan kedua orangtuanya mengenai kejadian kecelakaan malam itu, ia seperti sudah lelah dengan rasa bersalah yang selama ini terus menghantuinya.
"Mau ngomong apa sayang? Kamu perlu sesuatu?" Tanya mama Shania sambil mengoleskan selai coklat pada sepotong roti tawar,
"Zee nabrak, orangnya meninggal" Kata Zee santai, namun tidak dengan tiga pasang telinga yang mendengar penuturannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Marrying Fate
Teen FictionJika takdir datang untuk membantumu, cinta akan datang menemuimu. Sedangkan kekecewaan datang tidak dimaksudkan untuk menghancurkanmu, ia datang untuk memperkuat dan memberimu ketabahan untuk mencapai takdirmu - Zee & Chika . . . . . . . . .