☆Happy Reading☆
⇩
⇩
⇩
⇩
⇩
⇩
⇩◆◇◆
"WAAAAGH!?!" teriakku menggema
Aku refleks menutup mataku dengan kedua tangan.
"Kak, ini aku!" serunya
Dari suaranya tak salah lagi, salah satu dari keluarganya. "F-Fariel??"
"Bagaimana kamu ada disini??, lalu suara itu??" Aku mencoba mengecek kembali dari balik jendela, tiada siapapun disana.
Fariel menarikku menjauh dari jendela dan membawaku keluar dari sana melalui pintu bawah tanah di salah satu petak lantai.
"Sejak kapan ada pintu bawah tanah??" tanyaku
Fariel mengisyaratkan padaku dengan jari telunjuknya untuk tenang dan diam. Aku pun mengatupkan mulutku dan diam mengikutinya. Kami menuruni tangga yang dipadukan dengan lorong yang cukup gelap. Keluarlah kami dari kelas itu dan kini berganti tempat.
"Kakak pasti dengar juga suara itu, aku kebetulan lewat dan mendengarnya, jadi aku kemari." ujarnya
"Lewat tadi?, ruang bawah tanah?" tanyaku memastikan
Fariel mengangguk. "Lebih tepatnya ruang lain yang menghubungkan dengan ini." tunjuk Fariel ke depan
"Ternyata ada tempat seindah ini, tadi benar-benar seram, kakak takut." ucapku takut
"Sebenarnya aku juga takut, tapi aku tak pedulikan itu dan akhirnya kemari dan ternyata kakak disana, sudah lama disini kak?" tanyanya
"Lumayan, mungkin 1 jam, tapi gak tau juga, apakah hpmu juga hilang?" tanyaku balik
Fariel mengangguk. "Aku hanya menemukan ini tadi disebuah gubuk tak berhuni disana, dijarak sekitar 2 Km."
Fariel pun menunjukkan kartu yang ia maksud.
"Kartu apa itu??" tanyaku
"Aku tak tau pasti, tapi sepertinya petunjuk." ujar Fariel
Fariel pun memberikan kartunya padaku. Aku pun mengamati kartu itu dari depan hingga belakang. "Ehh??"
Aku menunjukkan sesuatu yamg berada di belakang sana. Ada tulisan kecil berwarna putih di bagian bawah belakang kartu.
"Jika ingin selamat, maka selesaikan game?" seruku membaca tulisan itu.
"Game??, game apa?" tanya Fariel
Aku mengendikkan bahuku. "Sepertinya tantangan, sudah kuduga, pasti tak semudah itu untuk keluar dari sini." pikirku
"Menurutku, mereka pasti juga akan menemukan kartu ini." ucap Fariel
"Semoga saja, kita tidak tau dimana mereka berada, haihh, semoga kita bisa segera keluar dari sini." harapku
Fariel mengangguk. "Kita keluar saja dari sini, kurasa disini tak aman." sarannya
Kami berdua pun keluar dari sekolah angker tersebut dengan penuh kewaspadaan. Takut hal buruk terjadi dan menyerang kami berdua.
Sementara itu, disisi lain....
"Waahh apa nih??, kartu!" Haya mengambil sebuah kartu yang tergeletak di depannya.
"Sepertinya petunjuk, hmm..., game ya, baiklah, aku pasti bisa!, kita bisa berkumpul lagi pasti!" serunya semangat
Bang Jonny juga menemukan kartu itu di permukaan pulau tempat ia berteduh. "Menarik, kira-kira apa gamenya?"
Zel dan Khai sampai di sekitar hamparan bunga putih. Mereka juga menemukan kartu masing-masing. Adam juga menemukannya di atas pohon yang ia gunakan bersandar. Asipa yang sedang tertidur di hamparan rumput seketika membuka matanya ketika ada kartu yang terjatuh tepat di wajahnya.
"Astagaaa!, aku kira daun, ternyata kartu, hmm..., game ya, haishh, apalagi ini, tapi baiklah."
Seketika kartu kami berdelapan berubah kalimatnya menjadi "Siapkan diri kalian, game akan dimulai dalam hitungan mundur."
Seketika dihadapan kami masing-masing terdapat angka hitungan mundur.
5
.
.
.
4
.
.
.
3
.
.
.
2
.
.
.
1
.
.
.
Saatnya Game Di Mulai
KAMU SEDANG MEMBACA
Trapped in Terror: The Eight and Their Fate
Mystery / Thriller[ONGOING] ♛ Delapan anggota keluarga terpisah oleh kekuatan mistis yang mengacak keadaan mereka, memaksa mereka ke dalam dunia terisolasi yang penuh dengan ancaman. Setiap orang terjebak di lokasi yang berbeda, salah satunya di sebuah sekolah angker...