Kunci

3 2 0
                                    

◆◇◆

Asipa menghela napas panjang saat langkahnya kini berubah memasuki hutan yang gelap setelah mendapatkan kartu tersebut.

"Haish, kenapa malah harus kesini sih!?!, gelap lah, au ah, malah nyasar kesini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Haish, kenapa malah harus kesini sih!?!, gelap lah, au ah, malah nyasar kesini."

Dia merasa kesal dan takut; ini adalah giliran kelimanya dalam permainan misteri yang menguji keberanian dan kecerdikannya. Namun, rasa takutnya tidak menghalangi tekadnya. Dengan cepat, dia mengenakan dress hitam-putih bergaya militer yang telah dipilihnya-paduan sempurna antara elegan dan siap tempur. Di tangannya, dua pedang berkilau menanti untuk digunakan.

Misinya adalah mencari kunci yang tersembunyi di dalam peti

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Misinya adalah mencari kunci yang tersembunyi di dalam peti. Peti itu berada di bawah bukit, di lorong yang tampak menakutkan. Asipa menatap ke depan, menilai gelapnya lorong yang terlihat seperti pintu menuju kegelapan abadi. Di dalam dirinya, ada suara yang berbisik, menyuruhnya untuk mundur, tetapi dia menolak. Dia harus menyelesaikan tantangan ini.

Dengan langkah pasti, Asipa maju ke lorong. Suara-suara hutan membuatnya waspada; desiran angin dan suara binatang membuat detak jantungnya semakin cepat. Namun, saat matanya beradaptasi dengan gelap, dia melihat sebuah cahaya biru yang lembut bersinar dari ujung lorong. Cahaya itu menariknya, seolah memanggilnya untuk mendekat.

Setelah beberapa langkah, Asipa sampai di tempat di mana peti tua itu terletak, dikelilingi oleh bayangan yang menakutkan. Peti itu terbuat dari kayu gelap, dengan ukiran rumit yang seakan menceritakan kisah masa lalu. Dengan penuh hati-hati, dia mendekat, menyadari bahwa cahaya biru berasal dari sebuah spirit yang menari di sekitar peti. Spirit itu terlihat lembut dan ramah, memberikan rasa aman di tengah kegelapan.

 Spirit itu terlihat lembut dan ramah, memberikan rasa aman di tengah kegelapan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ambil kuncinya, Asipa," suara lembut spirit itu berbisik. "Kuncinya ada di dalam peti, tetapi kau harus membukanya dengan keberanianmu."

Asipa mengangguk, merasakan semangat yang baru. Dengan penuh keyakinan, dia mengangkat pedangnya dan memotong rantai yang mengunci peti. Suara logam bergetar, dan peti itu terbuka perlahan, menampakkan kunci berkilau di dalamnya. Kunci itu berwarna perak, dengan ukiran yang sama dengan yang ada di peti.

 Kunci itu berwarna perak, dengan ukiran yang sama dengan yang ada di peti

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Saat dia mengulurkan tangan untuk mengambil kunci, sebuah suara gemuruh mengalun dari dalam hutan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Saat dia mengulurkan tangan untuk mengambil kunci, sebuah suara gemuruh mengalun dari dalam hutan. Asipa terhenti sejenak, merasakan getaran ketakutan yang mendalam. Namun, dia mengingat misinya dan mengabaikan suara itu. Dengan cepat, dia meraih kunci dan merasakannya dalam genggamannya.

Cahaya spirit biru semakin terang, menguatkan keberaniannya. Asipa berbalik dan melangkah keluar dari lorong, pedang di tangan dan kunci di saku. Rasa takutnya perlahan sirna, tergantikan oleh rasa bangga atas keberaniannya.

Dengan hati yang penuh semangat, Asipa melanjutkan perjalanan menuju tantangan berikutnya, mengetahui bahwa dia mampu mengatasi kegelapan, bahkan di tengah ketakutan yang paling dalam.

Trapped in Terror: The Eight and Their FateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang