☆Happy Reading☆
⇩
⇩
⇩
⇩
⇩
⇩
⇩◆◇◆
Aku pun melanjutkan langkahku dan melangkah pelan di antara pepohonan rimbun, terdengar suara dedaunan yang bergesekan di bawah kakiku. Di tengah hutan yang sepi, diriku semakin bergidik ngeri dikarenakan banyaknya kabut yang menghampiri. Meski begitu, rasa penasaranku semakin membara dan berpikir untuk menelusurinya lebih lanjut "Dimana ya ini sebenarnya?" gumamku, menatap ke arah langit yang mulai gelap.
Setelah berjalan beberapa waktu, pandanganku tertuju pada sesuatu yang tidak biasa. Di antara pepohonan, sebuah bangunan tua terlihat samar. Dindingnya yang pudar dan jendela-jendela yang retak menandakan bahwa tempat itu sudah lama ditinggalkan.
"Hmm... Sekolah?"bisikku sambil mendekati gerbang tua itu. Di atasnya tergantung papan kayu bertuliskan "Harmond School".
Ku tarik napas dalam-dalam sebelum membuka gerbang yang berkarat. Suara berderitnya membuat jantungnya berdegup kencang. "Apakah aku akan menemukan sesuatu disini?" pikirku
"Semoga hal buruk tidak terjadi." gumamku
Dengan langkah hati-hati, kulangkahkan kakiku melangkah masuk. Di dalam, suasana semakin mencengangkan. Bangku-bangku kayu berantakan dihalaman sekolah, bahkan akar tanaman merambat memenuhi kaca ruang kelas.
"Suasananya seram sekali, aku membutuhkan senter untuk jaga-jaga."
Aku teruskan untuk menjelajah lebih dalam, memasuki salah satu ruang kelas yang juga dalam keadaan berantakan. "Sepertinya ada cerita di balik tempat ini," ujarku, mataku tertarik pada papan tulis yang masih berdiri dengan penuh coretan. "Pelajaran biologi." gumamku pelan
Tiba-tiba, suara langkah kaki terdengar. Aku pun terkejut dan menoleh. "Siapa itu?" tanyaku dalam hati, berusaha menenangkan diri yang kini berdegup kencang karna panik. Aku pun segera bersembunyi di dalam kelas itu untuk sementara dan tak lupa mengunci pintunya.
Tak terasa tubuhku seketika gemetar ketakutan. Aku pun mencoba bernapas perlahan-lahan dan menenangkan diri sembari duduk bersandar pada tembok dibawah jendela kelas agar tidak ketahuan. Sial, gak ada korden, aku bersembunyi disini dulu. Batinku
Suara itu pun akhirnya menghilang. Aku pun bernapas lega dan menemukan senter disebelah kanan tempatku duduk.
"Aku harap ada yang kemari, siapapun diantara kalian..." harapku
Sementara itu, Adam dan Haya terus menyusuri hutan hingga sejauh 3 km.
"Capek banget!, istirahat dulu lah!" Haya pun merebahkan dirinya di salah satu pohon
"Ehh ada ayunan lah!" Adam pun segera menghampiri ayunan dan duduk disana
"Kabutnya tebel banget daritadi, kabut apaan sih??, haus banget, pengen air." keluh Haya
Adam pun mengecek tas kecil gendongnya yang untungnya tidak ikutan menghilang. "Ehh, ada ternyata, mau?" tawarnya
"Maulah, bagi satu!"
Adam pun melempar sebotol air pada Haya. "Makasih." Diteguklah air itu dengan rakus
"Leganya..., kan gini enak, haishh kemana lagi kita harus mencari??" bingungnya sambil berpikir
Adam pun bengong menatap langit yang berawan mendung penuh kabut. "Andai bisa teleport." celetuknya tiba-tiba
"Andai punya kekuatan gitu, kan jadi mudah." ujar Haya menambahkan
Adam mengangguk sembari mengayunkan ayunan.
"Gantian bang, aku juga mau."
"Ok"
Kini Haya yang berada di ayunan, sementara Adam berjalan memperhatikan sekitar.
"B-E-W-A-R-E, Beware?, apa artinya?" seru Adam di seberang kanan
Haya yang penasaran pun menuju kesana dan melihat juga.
"Hmm..., bentar, coba kuingat."
"Ohh, artinya hati-hati!" sahut Haya
"Hati-hati?, untuk?" tanya Adam mengernyit bingung
"Aku juga gak tau, mungkin kita suruh berhati-hati." balas Haya
"Oohhh." Adam pun memegang salah satu pohon yang bertuliskan huruf B
Seketika hal yang tak disangka-sangka terjadi. Adam menghilang begitu saja.
"Lohh!?!, Kok..., bang??, abaaang!!, lah hilang beneran!!, aduuuh!"
Haya pun langsung mencari tak tentu arah. Sementara itu, tempat Adam berada yaitu di dalam sebuah rumah kebun kaca yang berantakan.
"Nyasar lagi nyasar lagi, dimana lagi ini?" Adam pun keluar dari rumah kaca itu
"Baiklah, mari mencari lagi, pasti bisa!"
Baru melangkahkan kaki selangkah, ia pun mengurungkan niatnya dan memilih duduk di bebatuan terdekat.
"Nanti dulu deh, Kaaaak!!, Dimana kamu??, aku tersesat lagi hiks sedih, Haya juga kutinggal."
Beralih ke tempat sekolah tak berpenghuni tadi. Aku belum berani untuk keluar dari sana dan masih bersembunyi. Seketika aku mendengar bisikkan dari luar menyebut namaku.
"Hafumi..., where are you?"
Aku menggeleng dan menutup telingaku. Dia bukan salah satu dari keluargaku, pasti orang lain, tapi siapa??. Setelah suara itu hilang aku pun memberanikan diri untuk mengintip dari balik jendela. Tidak ada siapapun di sekitar. Aku pun bersembunyi lagi.
Seketika ada suara deritan gerbang terdengar, aku langsung menahan napas dan memeluk diriku sendiri menahan takut. Samar-samar terdengar dan seketika lenyap begitu saja. Angker banget dah, batinku takut.
"Halo?"
Seseorang berdiri tegak dihadapanku sambil melambaikan tangannya. Aku refleks berteriak kencang.
"WAAAAGH!?!" teriakku menggema
KAMU SEDANG MEMBACA
Trapped in Terror: The Eight and Their Fate
Mystery / Thriller[ONGOING] ♛ Delapan anggota keluarga terpisah oleh kekuatan mistis yang mengacak keadaan mereka, memaksa mereka ke dalam dunia terisolasi yang penuh dengan ancaman. Setiap orang terjebak di lokasi yang berbeda, salah satunya di sebuah sekolah angker...