Chapter 13: Trouble Maker

18 8 0
                                    


Pe-penyihir?!

Ray pun mengecek apakah ia mendengar hal yang benar. Yup. Semua orang juga mendengar murid itu mengatakan kalau ia adalah seorang penyihir.

"Apa spesialisasimu?" Suara itu berasal dari ujung ruangan. Terlihat perempuan bersurai merah muda itu berdiri diantara orang-orang yang ada. Matanya berbinar tangannya dilambaikan ke arah murid Barovian itu sebelum staf kedisiplinan menghampirinya.

"Spesialisasi?" murid Barovian itu pun menjentikkan jarinya. Seketika, munculah api dari tangannya sebelum menghilang, "Elementor."

Ray pun melepaskan nafas yang entah kapan ia tahan. Pandangannya pun melihat ke bawah, seketika semangat menghilang dari badannya. Ternyata... murid itu bukanlah penyihir yang ia cari.

Siapa penyihir itu? Di mana penyihir itu sekarang? Bagaimana kabarnya? Apa penyihir itu baik-baik saja setelah menyelamatkannya di hutan itu?

"..."

Ray pun melirik ke arah Regis. Tubuh anak itu sedikit gemetar, tangannya masih mengepal, matanya masih tajam melihat ke arah murid penyihir Barovian itu. Ia pun menepuk pundak Regis.

"Reg—"

"Keempat murid ini akan mengikuti pembelajaran di sekolah ini. Untuk para staf, guru ,dan murid dari Barovian, silakan duduk di bangku guru untuk sementara."

"..."

Oh. Jadi ini mengapa ia diusir dari bangku guru. Namun, baguslah kalau murid penyihir itu bersekolah di sini. Ia bisa bertanya apakah murid penyihir itu tahu tentang penyihir spell caster. Bisa jadi, ini adalah kesempatannya mengetahui penyihir yang menyelamatkannya itu.

Ia pun kembali menepuk murid di sampingnya, "Re—"

"Ini adalah susunan pertandingan keseluruhan. Semuanya sudah dikelompokkan sesuai role atau role yang mendekati. Pertandingan awal akan dimulai 1 jam lagi."

Ray pun menghela nafas. Dalam hatinya, seribu sumpah serapah ia keluarkan untuk pembawa acara yang berbicara ketika waktu yang tidak tepat. Namun, sebagai guru yang baik, ia tak boleh juga menghiraukan informasi pertandingan murid-muridnya.

Baiklah. Viggo bertanding hari ini, Kiel dan Alexa besok, dan—

Matanya pun membelalak. Ia pun sekali dua kali mengecek ulang tulisan itu. Ya. Tulisan itu tertulis jelas di depannya.

Apa?! Regis juga ikut bertanding?! Apa panitia tidak salah? Mana bisa Potion Master bertarung dalam arena sendirian!

Apa yang panitia pikirkan sih?! Sepertinya ia harus menanyakan ini kepada panitia sehabis acara ini selesai.

***

Srak.

Suara lembaran buku itu terdengar di kelas Z. Terdapat keheningan sementara sebelum bunyi itu kembali terdengar menggema di ruangan itu.

Regis pun menutup buku itu ketika ia mencapai halaman terakhir. Tangannya ia renggangkan setelah berlama-lama membolak-balikkan halaman demi halaman.

Sungguh, ia terkadang rindu suasana seperti ini.

Hening seperti pertama kali ia masuk kelas ini. Setelah pengumuman perlombaan itu, semua temannya pergi latihan, meninggalkan Regis yang sendirian berada di kelas.

Bukan artinya ia meremehkan lomba, sayangnya tanpa ada aba-aba, guru Monica langsung menyumbangkan tempat lab Potion Master untuk kelas sementara murid-murid Barovian. Tentu, itu membuatnya merasa tidak aman pergi ke labnya.

UnboundTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang